Tanggal 26 Oktober 2025 mencatat sejumlah perayaan dan peringatan penting di berbagai belahan dunia. Meski di Indonesia tidak terdapat observasi khusus, hari ini memiliki makna mendalam bagi komunitas internasional melalui tiga peristiwa utama: World Run Day, Festival Labu Armenia, dan Hari Nasional Austria.
**World Run Day: Gerakan Global Komunitas Pelari**
Dunia pelari memperingati World Run Day setiap 26 Oktober sebagai momentum untuk merayakan semangat berlari dan kekuatan persatuan komunitas global. Inisiatif ini dicetuskan Bill McDermott pada 1999 dengan visi mengajak masyarakat worldwide untuk berlari bersama-sama.
Gerakan ini tidak sekadar mengundang partisipasi langsung maupun virtual, namun juga menggalang donasi untuk berbagai kegiatan sosial sesuai pilihan peserta. World Run Day menjadi representasi dari olahraga, kebersamaan, dan promosi gaya hidup sehat secara bersamaan.
Keunikan peringatan ini terletak pada konsep “virtual run” yang memungkinkan siapa pun berpartisipasi dari lokasi mana saja. Perkembangan acara ini menunjukkan tren positif dengan ribuan partisipan setiap tahunnya dan dukungan solid dari komunitas pelari di berbagai negara.
Partisipasi dalam peringatan ini relatif sederhana. Peserta cukup mengenakan sepatu lari dan menempuh jarak sesuai kemampuan masing-masing. Banyak yang terlibat melalui lari amal, berbagi dokumentasi aktivitas di media sosial, atau menyelenggarakan event lari di komunitas lokal mereka.
**Festival Labu Armenia: Tradisi Panen Musim Gugur**
Armenia menggelar Pumpkin Festival pada 26 Oktober sebagai perayaan panen yang meriah dengan perpaduan elemen budaya, musik, dan kuliner khas musim gugur. Festival ini diselenggarakan di berbagai wilayah dan menampilkan beragam kreasi olahan labu.
Menu festival berkisar dari sup dan pai hingga hidangan tradisional yang menjadi daya tarik utama acara, yakni Ghapama. Makanan khas ini berupa labu utuh yang diisi campuran nasi, buah kering, dan kacang, kemudian dipanggang hingga mengeluarkan aroma khas.
Ghapama bukan sekadar hidangan lezat, melainkan simbol kebersamaan dan kemurahan hati yang menjadi nilai fundamental dalam budaya Armenia. Tradisi menyanyikan lagu rakyat “Hey, jan, Ghapama!” turut memperkaya suasana festival.
Aktivitas festival mencakup kompetisi ukir labu, pertunjukan tarian rakyat, konser musik, dan workshop kerajinan tangan. Acara yang bermula dari desa Hovk di wilayah Tavush ini kini menarik pengunjung dari seluruh penjuru negeri, menjadi simbolisasi rasa syukur atas hasil bumi sekaligus perayaan persaudaraan dalam kultur Armenia.
**Hari Nasional Austria: Momentum Deklarasi Netralitas**
Austria memperingati Hari Nasional (Austrian National Day) setiap 26 Oktober untuk mengenang deklarasi netralitas negara pada 1955. Parlemen Austria mengesahkan Undang-Undang Konstitusi tentang Netralitas Permanen pada tanggal tersebut.
Deklarasi bersejarah ini menyatakan komitmen Austria untuk tidak bergabung dalam aliansi militer apa pun dan melarang pembangunan pangkalan militer asing di wilayahnya. Peringatan ini sekaligus menandai berakhirnya era pendudukan Sekutu pasca Perang Dunia II.
Penandatanganan Austrian State Treaty pada 15 Mei 1955 mengakhiri kehadiran pasukan asing dan mengembalikan kedaulatan penuh Austria. Sejak saat itu, netralitas menjadi bagian integral dari identitas nasional dan policy luar negeri Austria.
**Tradisi Perayaan Hari Nasional Austria**
Setiap tahun, Hari Nasional diperingati melalui parade militer di Istana Hofburg, pidato resmi presiden, dan pembukaan akses gratis ke museum-museum nasional. Tradisi peletakan karangan bunga di Tugu Prajurit Tak Dikenal juga menjadi rutinitas untuk mengenang para korban perang dan perjuangan kemerdekaan rakyat Austria.
**Makna Universal dari Peringatan Global**
Ketiga peringatan ini mencerminkan nilai-nilai universal yang relevan: komitmen terhadap kesehatan dan komunitas (World Run Day), apresiasi terhadap hasil bumi dan persaudaraan (Festival Labu Armenia), serta kedaulatan dan perdamaian (Hari Nasional Austria).
Meski berbeda konteks geografis dan budaya, ketiganya mengandung pesan tentang persatuan, identitas, dan penghargaan terhadap warisan sejarah yang patut diteladani oleh masyarakat global.
**Refleksi untuk Masyarakat Indonesia**
Bagi masyarakat Indonesia, peringatan-peringatan ini dapat menjadi inspirasi dalam memaknai berbagai momentum penting nasional. Semangat komunitas dalam World Run Day, apresiasi budaya dalam Festival Labu Armenia, dan penghargaan terhadap kemerdekaan dalam Hari Nasional Austria memiliki relevansi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: