Hujan Meteor Geminid merupakan salah satu spektakel astronomi tahunan yang paling ditunggu-tunggu, mencapai puncaknya pada 13-14 Desember 2024. Fenomena ini, yang terkenal karena intensitasnya yang tinggi, menyimpan sejumlah fakta menarik yang membedakannya dari hujan meteor lainnya.
Astronom Amatir Marufin Sudibyo menjelaskan bahwa Geminid memiliki karakteristik khusus, mulai dari usianya yang muda hingga komposisi meteoroidnya.
**1. Fenomena Astronomi Berusia Sangat Muda**
Dalam perspektif astronomi, Geminid tergolong sangat muda. Hujan meteor ini pertama kali teramati pada 1862, atau sekitar 1,5 abad yang lalu. Usia ini terbilang sangat muda jika dibandingkan dengan hujan meteor Perseida yang telah diamati selama 20 abad, atau Leonida yang sudah teramati sejak 10 abad lalu.
Marufin mengatakan durasi singkat ini menunjukkan bahwa Geminid masih sangat muda dalam perspektif astronomi. Usia muda Geminid menyebabkan kolom debu dan pasir yang menjadi sumbernya belum terlalu melebar akibat gangguan gravitasi planet-planet.
**2. Sering Menghasilkan Meteor Terang (Fireball)**
Karena usianya yang masih muda, sebagian meteoroid Geminid masih berukuran relatif besar, bahkan hingga seukuran kerikil. Kondisi ini membuat hujan meteor Geminid kerap menghasilkan meteor terang atau fireball.
Meteoroid Geminid berasal dari serpihan-serpihan pecahan komet atau tabrakan dua asteroid besar yang terjadi sekitar 2.000 tahun silam, salah satunya dari Asteroid 3200 Phaethon.
**3. Intensitas Tinggi dengan Meteor Beruntun**
Meskipun durasi kemunculannya relatif singkat, Geminid dikenal memiliki intensitas yang sangat tinggi, mencapai 150 meteor per jam (Zenithal Hourly Rate atau ZHR) pada puncaknya.
Marufin menjelaskan bahwa jumlah meteor yang banyak dalam durasi singkat menyebabkan hujan meteor ini dikenal “lebih padat intensitasnya.”
“Kita akan melihat meteor-meteor Geminid saling susul menyusul di langit,” kata Marufin.
**4. Kecepatan Masuk Atmosfer Relatif Lambat**
Hujan meteor Geminid dikenal memiliki kecepatan yang relatif lambat saat memasuki atmosfer Bumi, yakni 35 km/detik. Kecepatan ini hanya sedikit lebih cepat dibandingkan rentang kecepatan kepingan asteroid yang jatuh ke Bumi, yakni 12-25 km/detik.
Kecepatan yang relatif lambat ini merupakan salah satu faktor yang memengaruhi warna karakteristiknya.
**5. Ciri Khas Warna Putih Kekuningan**
Selain intensitasnya, meteor Geminid juga memiliki warna khas, yaitu cenderung putih kekuningan.
“Warna ini disebabkan oleh dua faktor. Kecepatan yang relatif lambat dan komposisi meteoroidnya yang lebih dominan batuan (siderolit) dengan kandungan nikel yang lebih rendah,” jelas Marufin.
**Panduan Mengamati: Gunakan Jupiter sebagai Patokan**
Bagi pengamat yang ingin menyaksikan fenomena ini, waktu optimal untuk memulai pengamatan adalah setelah tengah malam hingga menjelang subuh. Patokan termudah untuk menemukan titik asal meteor (radian) Geminid di langit timur adalah planet Jupiter.
“Patokannya adalah titik cahaya terang yang merupakan Jupiter. Lokasi sumber hujan meteor Geminid ada di bawah dari titik terang ini,” ungkap Marufin.
**Tips Pengamatan yang Efektif**
Pengamatan Geminid tidak membutuhkan alat bantu optik. Kunci sukses adalah mencari lokasi minim polusi cahaya seperti pedesaan, pantai, atau pegunungan, dan mengambil posisi duduk santai atau berbaring.
**Asal-Usul Meteoroid Geminid**
Berbeda dengan hujan meteor lain yang umumnya berasal dari komet, Geminid memiliki sumber yang unik. Material pembentuknya berasal dari asteroid 3200 Phaethon dan hasil fragmentasi dari peristiwa kosmik besar yang terjadi ribuan tahun lalu.
Fragmentasi ini menghasilkan tiga asteroid “anak”: 3200 Phaethon, 2005 UD, dan 1999 YC. Debris dari peristiwa ini terus mengorbit Matahari dan menciptakan hujan meteor tahunan yang kita saksikan.
**Kondisi Optimal Tahun Ini**
Tahun 2024 memberikan kondisi pengamatan yang ideal untuk Geminid. Fase bulan yang minim pada saat puncak akan mengurangi polusi cahaya alami, memungkinkan lebih banyak meteor terlihat dengan jelas.
**Durasi Aktivitas Geminid**
Meskipun puncaknya terjadi pada 13-14 Desember, aktivitas Geminid berlangsung dari awal hingga pertengahan Desember. Namun, intensitas tertinggi hanya berlangsung selama beberapa malam di sekitar puncaknya.
**Signifikansi Ilmiah**
Studi terhadap Geminid memberikan wawasan berharga tentang evolusi sistem tata surya dan proses pembentukan planetoid. Komposisi meteoroidnya yang unik juga memberikan informasi tentang material primordial yang membentuk sistem tata surya.
**Perbedaan dengan Hujan Meteor Lain**
Geminid memiliki beberapa keunikan dibandingkan hujan meteor populer lainnya:
– Intensitas lebih tinggi dari Perseida
– Kecepatan lebih lambat dari Leonida
– Warna lebih khas dibandingkan Lyrid
– Durasi lebih singkat dari kebanyakan hujan meteor lainnya
Kombinasi faktor-faktor inilah yang membuat Geminid menjadi salah satu hujan meteor paling spektakuler dan dinanti setiap tahunnya.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: