77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun

AARHUS – Tim arkeolog di Denmark berhasil mengungkap penemuan bersejarah saat melakukan penggalian di lokasi konstruksi dekat pusat kota Aarhus. Sebanyak 77 kerangka manusia yang dikuburkan sekitar 900 tahun lalu ditemukan di situs pemakaman Kristen abad pertengahan.

Temuan ini memberikan gambaran unik tentang periode transisi dari kepercayaan pagan Norse menuju agama Kristen di wilayah Semenanjung Jutland, Denmark.

**Situs Kristen Tertua di Aarhus**

Penggalian dilakukan di lokasi Sankt Olufs Kirke atau Gereja Santo Olaf, yang merupakan situs Kristen tertua yang pernah ditemukan di Aarhus. Penemuan ini menandai periode penting ketika agama Kristen mulai mengakar kuat seiring melemahnya paganisme Norse dan berakhirnya Era Viking pada 1066.

Mads Ravn, arkeolog dari Museum Moesgaard yang memimpin proyek penelitian, menekankan signifikansi temuan ini. “Kerangka-kerangka langka ini memberi kesempatan unik untuk mempelajari kehidupan, penyakit, dan kepercayaan penduduk Aarhus pertama, serta peran warisan budaya Kristen dalam pembangunan kota.”

**Sejarah Gereja Santo Olaf**

Catatan historis menunjukkan Gereja Santo Olaf didirikan pada abad ke-12 dan dinamai menurut Raja Norwegia Olav Haraldsson dari abad ke-11. Sosok yang lahir sebagai penganut pagan ini kemudian bertransformasi menjadi santo Kristen setelah konversi agama.

Struktur gereja ini kemudian ditinggalkan setelah bagian choir runtuh pada 1548 akibat terpaan angin kencang yang merusak.

**Bukti Arkeologis Praktik Kristen**

Meskipun area penggalian saat ini jauh lebih kecil dari pemakaman gereja asli, 77 kerangka yang ditemukan memperlihatkan indikasi kuat praktik penguburan Kristen melalui beberapa karakteristik:

**Lokasi Strategis:** Berbeda dengan kuburan pagan yang umumnya terletak berkilometer dari permukiman, umat Kristen berupaya dimakamkan di “tanah suci” gereja seperti Santo Olaf yang berlokasi dekat pusat kota.

**Minimnya Bekal Kubur:** Penguburan Kristen dicirikan dengan sangat sedikitnya barang-barang yang dikuburkan bersama jenazah, kontras dengan tradisi Era Viking yang kaya dengan bekal kubur.

**Orientasi Jasad:** Seluruh kerangka dikuburkan dengan kepala menghadap barat dan kaki ke timur, mengikuti tradisi Kristen awal yang percaya orientasi ini memungkinkan orang mati menyaksikan Kedatangan Kedua Yesus Kristus dari arah timur.

**Sinkretisme Religius Era Transisi**

Ravn memperkirakan bahwa masyarakat Denmark pada periode tersebut masih menjalani transisi gradual dari paganisme ke kekristenan. “Mereka mungkin sedikit oportunis,” ungkap Ravn, menjelaskan bahwa penduduk kemungkinan masih mempertahankan beberapa kepercayaan Norse sebagai alternatif perlindungan.

Sebagai ilustrasi, ketika menghadapi penyakit, masyarakat mungkin tetap mendatangi tabib lokal yang menggunakan praktik tradisional Norse meski telah mengenal agama Kristen.

**Contoh dari Elit Politik**

Raja Viking Denmark Harald Bluetooth menjadi contoh menarik dari dualisme kepercayaan ini. Meskipun mengklaim telah mengubah Denmark menjadi Kristen sekitar 965 Masehi – sebagaimana terukir pada Batu Jelling – Harald tetap mempekerjakan völva, sejenis penyihir atau shaman ahli upacara pagan Norse.

“Mereka seperti bertaruh pada keduanya,” simpul Ravn, menggambarkan kompleksitas transisi religius pada masa itu.

**Metodologi Penelitian Modern**

Penelitian ini menggunakan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan analisis osteologi, stratigrafi, dan studi komparatif dengan situs serupa di Skandinavia. Setiap kerangka diperiksa untuk mengidentifikasi usia, jenis kelamin, penyakit, dan trauma yang dialami semasa hidup.

**Implikasi bagi Pemahaman Sejarah Skandinavia**

Temuan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman proses kristianisasi Skandinavia yang berlangsung secara bertahap dan kompleks. Berbeda dengan narasi konversi massal yang tiba-tiba, bukti arkeologis menunjukkan periode transisi yang panjang dengan praktik sinkretis.

**Konservasi dan Penelitian Lanjutan**

Tim arkeolog berencana melakukan analisis DNA dan isotop untuk memahami asal-usul, pola migrasi, dan diet populasi ini. Studi ini dapat mengungkap dinamika sosial dan ekonomi masyarakat Aarhus abad pertengahan awal.

**Konteks Urbanisasi Medieval**

Penemuan ini juga memberikan wawasan tentang perkembangan urban Aarhus sebagai pusat perdagangan penting di Baltik. Keberadaan gereja di pusat kota menunjukkan peran institusi agama dalam pembentukan struktur kota medieval.

**Signifikansi Budaya Kontemporer**

Bagi Denmark modern, temuan ini memperkaya narasi identitas nasional yang menghubungkan warisan Viking dengan tradisi Kristen. Situs ini kemungkinan akan dikembangkan sebagai destinasi heritage tourism yang menarik wisatawan internasional.

Penelitian berkelanjutan di situs Sankt Olufs Kirke diharapkan dapat mengungkap lebih banyak detail tentang kehidupan masyarakat Skandinavia pada periode krusial transisi dari Era Viking menuju Abad Pertengahan Kristen.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Pergulatan Transisi Energi Berkeadilan: Satu Isu Beragam Dilema

Perencanaan Pembangunan, Keuangan, dan Transisi Energi Daerah