Berapa Lama Berjemur yang Aman? Dokter IPB Ungkap Durasi Ideal

Mendapatkan manfaat optimal sinar matahari tidak memerlukan waktu yang lama. Durasi berjemur yang ideal bergantung pada warna kulit dan lokasi geografis. Riset di Indonesia menunjukkan bahwa paparan sinar ultraviolet B (UVB) selama 25 menit, tiga kali seminggu, sudah mencukupi untuk meningkatkan kadar vitamin D secara signifikan.

**Paparan Sinar Matahari Pengaruhi Harapan Hidup**

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr. Christy Efiyanti, SpPD, FINASIM, menjelaskan bahwa kebiasaan terpapar sinar matahari aktif sangat memengaruhi tingkat kesehatan dan harapan hidup seseorang.

Menurut dr. Christy, seseorang yang rutin terpapar sinar matahari umumnya memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular (CVD) dan kematian non-kanker/non-CVD. Sebaliknya, minimnya paparan sinar matahari dapat meningkatkan risiko kematian secara signifikan.

**Dampak Global Kekurangan Paparan Matahari**

Berbagai penelitian dekade terakhir menyoroti bahaya kekurangan paparan sinar matahari dengan dampak yang tergolong masif terhadap kesehatan global.

“Penelitian dalam dekade terakhir menunjukkan bahwa kurangnya paparan sinar matahari mungkin bertanggung jawab terhadap 340.000 kematian di Amerika Serikat dan 480.000 kematian di Eropa setiap tahunnya,” ujar dr. Christy Efiyanti.

**Kaitan dengan Penyakit Kronis**

Kondisi ini juga berhubungan dengan meningkatnya kejadian berbagai penyakit kronis, termasuk kanker payudara, kanker kolorektal, hipertensi, penyakit jantung, sindrom metabolik, multiple sclerosis, Alzheimer, hingga autisme.

**Kunci Produksi Vitamin D**

Dr. Christy Efiyanti menjelaskan bahwa peran utama sinar matahari adalah membantu tubuh memproduksi vitamin D, nutrisi esensial yang dibutuhkan untuk menjaga kekebalan tubuh, kesehatan tulang, serta fungsi metabolisme.

“Paparan sinar matahari yang cukup mampu memperbaiki status vitamin D seseorang. Sebaliknya, defisiensi vitamin D sering kali terjadi pada individu yang jarang beraktivitas di luar ruangan,” jelasnya.

**Durasi Optimal Berdasarkan Karakteristik Individu**

Meskipun manfaat sinar matahari besar, durasi paparan ideal bergantung pada sejumlah faktor, termasuk waktu, musim, garis lintang, kondisi cuaca, dan warna kulit individu.

Melanin (pigmen alami) pada kulit berfungsi sebagai penghalang yang memengaruhi penyerapan sinar ultraviolet B (UVB).

**Panduan Durasi Berdasarkan Warna Kulit**

Untuk panduan umum, dr. Christy menyebutkan bahwa orang berkulit cerah membutuhkan 5-15 menit paparan sinar matahari sebanyak 2-3 kali seminggu.

Studi Inggris merekomendasikan paparan selama 9-13 menit pada waktu makan siang antara bulan Maret hingga September.

**Temuan Riset Indonesia**

Riset di Indonesia yang dilakukan Prof. Siti Setiati menunjukkan bahwa paparan sinar UVB selama 25 menit dalam tiga kali seminggu selama enam pekan dapat meningkatkan kadar vitamin D secara signifikan.

**Imbauan untuk Beraktivitas di Luar Ruangan**

Dr. Christy Efiyanti mengimbau masyarakat agar tidak takut beraktivitas di bawah sinar matahari.

“Perbanyak aktivitas di luar ruangan dan biasakan berjemur setiap hari. Jangan lupa periksakan diri untuk mengetahui status vitamin D pada tubuh,” pesannya.

**Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan**

Efektivitas penyerapan sinar matahari untuk produksi vitamin D dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:

– **Lokasi geografis**: Daerah yang lebih dekat dengan khatulistiwa mendapat paparan UV yang lebih intens
– **Waktu dalam sehari**: Paparan optimal biasanya antara pukul 10.00-14.00
– **Musim**: Intensitas UV bervariasi tergantung musim
– **Kondisi atmosfer**: Polusi udara dan awan dapat mengurangi intensitas UV
– **Jenis kulit**: Kulit yang lebih gelap memerlukan paparan lebih lama

**Keseimbangan Antara Manfaat dan Risiko**

Meskipun paparan sinar matahari penting, tetap perlu memperhatikan keseimbangan untuk menghindari risiko kanker kulit. Paparan berlebihan dapat merusak DNA sel kulit dan meningkatkan risiko kanker.

**Alternatif Sumber Vitamin D**

Selain sinar matahari, vitamin D juga dapat diperoleh melalui:

– **Makanan**: Ikan berlemak, kuning telur, hati, dan produk yang difortifikasi
– **Suplemen**: Terutama untuk daerah dengan paparan matahari terbatas

**Pentingnya Pemeriksaan Berkala**

Para ahli menyarankan pemeriksaan kadar vitamin D secara berkala, terutama bagi mereka yang jarang beraktivitas di luar ruangan atau tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari terbatas.

**Dampak Defisiensi Vitamin D**

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk:

– Osteoporosis dan patah tulang
– Gangguan sistem imun
– Depresi dan gangguan mood
– Peningkatan risiko infeksi
– Gangguan penyembuhan luka


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Dokter di Jalan Kemanusiaan