Tas dan Baju Kulit Tahan Air Ada Sejak 100.000 Tahun Lalu, yang Bikin Neanderthal

Jauh sebelum munculnya manusia modern, Neanderthal di Perancis diperkirakan telah mengenakan pakaian kulit berkualitas tinggi dan tahan air, bahkan kemungkinan menggunakan tas tangan dari kulit. Kesimpulan ini muncul setelah para peneliti menemukan alat tulang khusus di situs Abri du Maras, Perancis, yang digunakan untuk menguliti bangkai hewan.

**Temuan Alat Tulang di Kamp Perburuan Musim Panas**

Penemuan ini mengisyaratkan bahwa hominin yang telah punah tersebut sangat mahir dalam mengolah kulit mangsa untuk membuat barang-barang fungsional dan tahan lama. Alat yang dimaksud ditemukan di situs Abri du Maras di Perancis, yang digunakan Neanderthal sebagai kamp perburuan musim panas antara 105.000 hingga 132.000 tahun lalu.

Di lokasi ini, para pemburu prasejarah berburu rusa kutub dan kuda liar. Alat tersebut kemungkinan besar dihasilkan dari fragmen tulang paha rusa kutub yang pecah saat mereka berusaha mengambil sumsum.

**Analisis Tanda Keausan Mengungkap Fungsi Khusus**

Dikutip IFL Science, dengan menganalisis tanda-tanda keausan yang ditemukan pada pecahan tulang tersebut, para penulis studi menentukan bahwa tanda-tanda tersebut tidak konsisten dengan aktivitas abrasif seperti mengikis kulit. Sebaliknya, tanda keausan itu sangat sesuai dengan tanda yang dihasilkan oleh kontak berulang dengan jaringan lunak.

**Rekonstruksi Eksperimental Dukung Hipotesis**

Rekonstruksi eksperimental menunjukkan bahwa pola keausan tersebut kemungkinan besar dihasilkan dari proses menguliti. Temuan ini didukung oleh data etnografi modern.

Sebagai contoh, suku Algonquian Nehiyawak dan Nakawêk di Amerika Utara lebih menyukai penggunaan fragmen tulang yang tidak dimodifikasi untuk menguliti bangkai, karena tulang dapat dengan mudah diselipkan antara kulit dan daging tanpa menusuk atau merusak kulit.

**Interpretasi Penggunaan untuk Menguliti**

Interpretasi yang paling masuk akal adalah bahwa Neanderthal menggunakan fragmen tulang rusa kutub ini untuk menguliti hewan lain.

**Bukti Perencanaan Teknologi yang Canggih**

Tepi alat tulang yang sangat halus mengindikasikan bahwa alat itu digunakan untuk menguliti selama periode waktu yang lama. Ini menunjukkan bahwa alat tersebut kemungkinan merupakan bagian dari perlengkapan (toolkit) yang dibawa oleh pemburu Neanderthal dalam banyak perjalanan.

Para peneliti meyakini ini adalah bukti kecerdasan prasejarah.

“Skenario ini tidak hanya menyiratkan bahwa Neanderthal memahami potensi teknologi tulang dan memanfaatkannya,” tulis para penulis studi.

**Kapasitas Perencanaan ke Masa Depan**

“Itu juga menyoroti kapasitas mereka untuk merencanakan kebutuhan teknologi mereka ke depan dan memilih barang-barang ringan yang dapat secara efisien melakukan tugas-tugas yang akan muncul setelah perburuan yang sukses,” lanjut mereka.

**Kehati-hatian dalam Mengolah Kulit**

Penggunaan alat semacam itu juga mengindikasikan bahwa Neanderthal sangat berhati-hati untuk menghindari perforasi pada kulit hewan, menunjukkan bahwa mereka mungkin menggunakan kulit ini untuk memproduksi pakaian kulit tahan air dan tas.

**Temuan Benang Perkuat Kesimpulan**

Penemuan ini diperkuat oleh temuan benang yang dibuat oleh Neanderthal kemudian di situs yang sama.

“Ini memperkuat gagasan bahwa mereka tidak hanya memproses kulit dengan hati-hati tetapi juga memiliki sarana teknologi untuk merakit barang-barang kulit yang tahan lama dan fungsional,” simpul peneliti.

**Keterampilan Teknologi yang Luar Biasa**

Temuan ini menunjukkan tingkat keterampilan teknologi Neanderthal yang jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Kemampuan mereka untuk memilih material yang tepat, menggunakan teknik yang benar, dan merencanakan kebutuhan jangka panjang menunjukkan kapasitas kognitif yang kompleks.

**Bukti Adaptasi Lingkungan**

Penggunaan pakaian kulit tahan air juga menunjukkan kemampuan adaptasi Neanderthal terhadap kondisi iklim yang keras di Eropa pada masa itu. Teknologi ini memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berburu secara efektif di berbagai kondisi cuaca.

**Metodologi Penelitian**

Para peneliti menggunakan analisis mikroskopis untuk mempelajari pola keausan pada fragmen tulang. Mereka membandingkan temuan dengan eksperimen modern dan data etnografi dari berbagai budaya pemburu-pengumpul untuk memvalidasi interpretasi mereka.

**Konteks Arkeologi yang Lebih Luas**

Situs Abri du Maras telah memberikan wawasan berharga tentang kehidupan Neanderthal. Lokasi ini menunjukkan pola hunian musiman dan strategi perburuan yang terorganisir, menambah bukti tentang kompleksitas sosial dan teknologi mereka.

**Implikasi untuk Pemahaman Evolusi Manusia**

Temuan ini menantang pandangan tradisional tentang perbedaan teknologi antara Neanderthal dan manusia modern awal. Bukti menunjukkan bahwa Neanderthal memiliki kemampuan inovasi dan adaptasi yang canggih jauh sebelum kontak dengan Homo sapiens.

**Signifikansi Publikasi Ilmiah**

Studi yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports ini menambah korpus pengetahuan tentang kemampuan teknologi Neanderthal dan memberikan perspektif baru tentang evolusi teknologi pakaian dalam sejarah manusia.

**Relevansi dengan Studi Evolusi Teknologi**

Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi pengolahan kulit dan pembuatan pakaian mungkin berkembang lebih awal dalam sejarah evolusi manusia daripada yang sebelumnya diperkirakan, dengan implikasi penting untuk memahami adaptasi manusia purba terhadap lingkungan yang menantang.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Ensiklopedia Saintis Junior: Teknologi

40 Tahun Komatsu Indonesia Menggeluti Industri Alat Berat