Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) diguncang gempa tektonik pada Sabtu (6/12) dini hari. Analisis terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi gempa tersebut bermagnitudo (M) 5,0 dan tidak menimbulkan potensi tsunami.
**Episenter di Laut dengan Kedalaman 44 Km**
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan gempa tersebut tergolong dangkal. Episenter gempa berada di laut pada koordinat 10,57 LS dan 119,33 BT, berjarak 88 km arah barat daya Kota Wanokaka, NTT, dengan kedalaman 44 km.
**Deformasi Batuan dalam Slab Lempeng Samudera Hindia**
Daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini dikategorikan sebagai gempa dangkal. Penyebabnya adalah deformasi batuan dalam slab Lempeng Samudera Hindia, atau dikenal sebagai gempa intra slab.
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Samudera Hindia (intra slab),” jelas Daryono dalam keterangan resminya Sabtu (6/12).
**Mekanisme Pergerakan Geser Naik**
Analisis mekanisme sumber lebih lanjut menunjukkan gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).
**Guncangan Terasa di Beberapa Wilayah**
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa M 5,0 ini menimbulkan guncangan dengan intensitas III – IV MMI di beberapa daerah. Wilayah yang merasakan guncangan signifikan meliputi Wanokaka, Lamboya, dan Laboya Barat, Sumba Barat.
**Intensitas IV MMI pada Siang Hari**
Intensitas IV MMI berarti guncangan tersebut bila pada siang hari dapat dirasakan oleh banyak orang dalam rumah.
“Hingga saat ini, BMKG belum menerima laporan mengenai kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut,” kata Daryono.
**Tidak Ada Potensi Tsunami**
Meskipun episenternya di laut, hasil pemodelan BMKG menunjukkan gempa tektonik ini tidak berpotensi memicu gelombang tsunami.
**Belum Ada Gempa Susulan Signifikan**
Hingga pukul 03.57 WIB, BMKG belum mencatat aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) yang signifikan.
**Imbauan Tetap Tenang**
Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengakses informasi resmi hanya dari kanal komunikasi BMKG yang telah terverifikasi.
**Karakteristik Gempa Intra Slab**
Gempa intra slab terjadi ketika terdapat patahan atau deformasi di dalam lempeng yang menunjam ke bawah permukaan bumi. Jenis gempa ini umumnya terjadi pada kedalaman menengah hingga dalam dan dapat menghasilkan guncangan yang cukup kuat di permukaan.
**Kondisi Geologis Wilayah Sumba**
Wilayah Sumba berada di zona subduksi kompleks dimana Lempeng Samudera Hindia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Kondisi geologis ini membuat daerah tersebut rentan terhadap aktivitas seismik.
**Sistem Peringatan Dini BMKG**
BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut melalui jaringan stasiun seismograf yang tersebar di seluruh Indonesia. Sistem pemantauan ini memungkinkan deteksi dan analisis gempa secara real-time.
**Mitigasi dan Kesiapsiagaan Masyarakat**
Masyarakat di wilayah rawan gempa diimbau untuk selalu siaga dan memahami langkah-langkah evakuasi yang tepat. Informasi resmi terkait gempa dapat diakses melalui website, aplikasi mobile, dan media sosial resmi BMKG.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: