Tim paleontolog berhasil mengidentifikasi spesies karnivora purba baru yang hidup sekitar 28 juta tahun silam di wilayah yang kini menjadi China utara. Spesies tersebut dinamakan Taotienimravus songi, merupakan anggota keluarga Nimravidae—kelompok karnivora bertaring besar yang dikenal sebagai “kucing bertaring pedang palsu.”
Penemuan ini bukan sekadar menambah daftar fosil baru. Temuan tersebut mengisi kekosongan penting dalam pemahaman ilmuwan tentang penyebaran dan evolusi keluarga Nimravidae di bagian timur Eurasia, kawasan yang selama ini relatif miskin data fosil dibandingkan Amerika Utara dan Eropa.
**Predator Raksasa Era Oligosen**
Taotienimravus songi hidup pada era Oligosen tengah, sekitar 28 juta tahun yang lalu. Hewan ini tergolong dalam ordo Carnivora, kelompok mamalia dengan variasi ukuran tubuh yang sangat beragam.
“Ordo Carnivora menunjukkan salah satu rentang variasi ukuran tubuh terluas dalam kelas Mammalia, mulai dari sekitar 50 gram pada cerpelai kecil hingga rata-rata lebih dari tiga ton pada anjing laut gajah,” ungkap Dr. Qigao Jiangzuo dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology, Chinese Academy of Sciences, bersama rekan-rekannya.
Menurut para peneliti, karnivora darat berukuran besar—khususnya yang bobotnya di atas 20 kilogram—hampir selalu mengadopsi pola makan makrokarnivora, yaitu memangsa hewan lain yang berukuran sama atau lebih besar.
**Keluarga Nimravidae: Predator Awal yang Terspesialisasi**
Keluarga Nimravidae merupakan salah satu garis keturunan Carnivora yang paling awal bercabang. Mereka dicirikan oleh tubuh besar, struktur tengkorak dan gigi yang sangat karnivor, serta pola makan hiper-karnivora.
“Keluarga Nimravidae, yang umum disebut kucing bertaring pedang palsu, mewakili salah satu garis keturunan Carnivora paling awal, dengan ukuran tubuh besar dan morfologi tengkorak serta gigi yang menunjukkan adaptasi sebagai predator puncak,” jelas para peneliti.
Catatan fosil tertua Nimravidae berasal dari era Eosen tengah dan sudah menunjukkan spesies yang sangat terspesialisasi, dengan bentuk tengkorak mirip kucing modern. Kelompok ini mengalami radiasi evolusioner besar pada periode Eosen-Oligosen.
Sebagian besar fosil Nimravidae yang terpelihara dengan baik ditemukan di Amerika Utara, termasuk tengkorak dan kerangka utuh. Di Eurasia, fosilnya juga melimpah, tetapi umumnya dalam kondisi kurang sempurna—hingga penemuan terbaru ini.
**Adaptasi Unik dan Cara Berburu Berbeda**
Sisa-sisa kerangka Taotienimravus songi ditemukan di Formasi Qingshuiying, China utara. Analisis menunjukkan bahwa spesies ini memiliki bentuk ekomorf non-saber-tooth, dengan adaptasi awal untuk menghancurkan tulang—kombinasi yang unik dalam keluarga Nimravidae.
Hewan ini diduga memiliki cara membunuh mangsa yang berbeda dari karnivora mirip kucing lainnya. Alih-alih mengandalkan gigitan menusuk khas kucing, ia kemungkinan menggunakan gigitan merobek, mirip dengan perilaku hyena modern.
“Ciri paling khas dari nimravid baru ini adalah gigi taring atas yang sangat pendek dan kokoh, serta langit-langit mulut yang sangat lebar,” kata para paleontolog.
**Morfologi yang Mengejutkan**
Moncongnya luar biasa lebar—bahkan mungkin yang terlebar di antara semua Nimravidae yang dikenal. Tidak seperti karnivora mirip kucing lainnya, gigi premolarnya tidak mengecil, justru membesar dan tidak menyisakan celah antara gigi taring dan gigi pipi.
“Kondisi ini berbeda dengan kebanyakan karnivora mirip kucing, yang hampir selalu memiliki celah,” tulis tim peneliti. Mereka menafsirkan bahwa absennya celah ini berkaitan dengan gigitan taring yang sangat kuat, digunakan untuk menancap dalam pada mangsa.
**Posisi dalam Pohon Evolusi**
Analisis filogenetik menempatkan Taotienimravus songi dalam subfamili Nimravinae. Ia merupakan garis saudara dari genus Nimravus dan Dinaelurus yang dikenal dari Eropa dan Amerika Utara. Kelompok ini sendiri bersaudara dengan garis keturunan Eropa lainnya, seperti Eofelis, Dinailurictis, dan Quercylurus.
**Dinamika Persaingan Purba**
Menariknya, peningkatan ukuran tubuh Nimravidae tampaknya terjadi bersamaan dengan punahnya Oxyaenidae, kelompok karnivora lain pada era Paleogen.
“Peningkatan ukuran tubuh pada Nimravidae tampaknya bertepatan dengan runtuhnya Oxyaenidae,” tulis para peneliti. “Kemunculan awal adaptasi makrokarnivora pada Carnivora dengan bentuk mirip kucing kemungkinan mencerminkan dinamika persaingan.”
Nimravidae berhasil mengisi berbagai relung ekologi yang tidak ditempati oleh Felidae (keluarga kucing sejati), kemungkinan karena minimnya persaingan antar karnivora pada sebagian besar sejarah evolusi mereka.
**Implikasi untuk Pemahaman Evolusi**
Studi ini menegaskan bahwa evolusi predator besar tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis, tetapi juga oleh perubahan lingkungan dan interaksi antarspesies.
“Penelitian kami menekankan peran faktor abiotik dan biotik dalam membentuk ketersediaan relung ekologi, serta pentingnya membahas perubahan dan evolusi relung berdasarkan kedua pertimbangan tersebut,” simpul para peneliti.
**Signifikansi Penemuan**
Taotienimravus songi memberikan wawasan baru tentang keragaman ekologi predator purba di Asia. Adaptasi uniknya dalam menghancurkan tulang menunjukkan bahwa Nimravidae telah mengembangkan berbagai strategi berburu yang berbeda untuk mengeksploitasi sumber makanan yang tersedia.
Penemuan ini juga memperkuat argumen bahwa Asia memiliki keragaman fauna karnivora yang kaya pada era Oligosen, meski catatan fosilnya masih terbatas dibandingkan benua lain.
**Metodologi Penelitian**
Para peneliti menggunakan kombinasi analisis morfometrik dan filogenetik untuk memahami posisi evolusioner spesies baru ini. Teknik CT scanning dan rekonstruksi 3D memungkinkan analisis detail struktur internal tengkorak yang sebelumnya sulit diakses.
**Konteks Paleobiogeografi**
Penemuan Taotienimravus songi di China utara menunjukkan bahwa pada era Oligosen, wilayah Asia sudah menjadi habitat
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait:
Si Pamutung: Sebuah Pemukiman Kuno di Pedalaman Sumatera Utara