Menurut Foto NASA, Bulan Pernah “Retak” Miliaran Tahun Lalu

Citra terbaru yang belum pernah dipublikasikan dari wahana Lunar Reconnaissance Orbiter Camera (LROC) milik NASA mengungkap fakta mengejutkan: kerak Bulan pernah mengalami peregangan miliaran tahun lalu dan menciptakan retakan-retakan besar.

Retakan raksasa tersebut masih terlihat hingga kini, membentuk pola melingkar yang menawan sekaligus dramatis di permukaan Bulan. Retakan itu dikenal sebagai graben—lembah panjang yang terbentuk ketika kerak Bulan tertarik hingga merekah, bukan karena tekanan.

Temuan ini memperkuat pandangan bahwa sejarah geologi Bulan jauh lebih dinamis daripada yang selama ini dibayangkan.

**Mare Humorum: Laboratorium Alami Tekanan Kerak**

Fokus utama penelitian ini adalah Mare Humorum, sebuah cekungan berbentuk lingkaran di wilayah barat daya sisi dekat Bulan yang menghadap ke Bumi. Area ini dipenuhi basalt gelap, batuan vulkanik padat yang terbentuk dari aliran lava luas pada masa lampau.

Penelitian pelacakan wahana antariksa dan studi kawah tumbukan menunjukkan bahwa lapisan basalt di pusat Mare Humorum lebih dari 3 kilometer tebalnya. Beban luar biasa ini menjadikan Humorum sebagai salah satu “uji tekanan alami” terbaik bagi kerak Bulan.

Di bawah beban tersebut, dasar cekungan perlahan melengkung turun dan mengerut ke arah dalam. Ketika lava mendingin dan menyusut, tekanan justru menyebar ke luar dan menarik batuan yang lebih kuat di tepi cekungan. Tarikan inilah yang akhirnya menyebabkan kerak Bulan seolah retak.

**Periode Imbrian: Era Retakan Pertama**

Proses ini terjadi pada periode Imbrian, salah satu babak awal sejarah Bulan yang ditandai oleh tumbukan besar dan aktivitas vulkanik intens. Selama ratusan juta tahun, letusan gunung api terus memasok lava segar ke Mare Humorum.

Ketika “laut lava” ini akhirnya stabil, cincin batuan di sekeliling cekungan pun retak mengikuti pola tertentu, membentuk serangkaian lembah panjang dan melengkung. Dari orbit, lembah-lembah ini tampak anggun, tetapi sebenarnya menyimpan kisah kekerasan geologi yang luar biasa.

**Graben: Struktur Tarik Terbesar di Bulan**

Secara geologis, graben adalah lembah panjang yang terbentuk ketika satu blok kerak turun di antara dua patahan normal akibat gaya tarikan. Analisis terbaru menunjukkan bahwa graben adalah struktur tarik terbesar di Bulan dan umumnya terkonsentrasi di tepi cekungan mare seperti Humorum.

Pemetaan global menggunakan data Lunar Reconnaissance Orbiter berhasil mengidentifikasi lebih dari 1.800 segmen graben hanya di sisi dekat Bulan. Banyak di antaranya membentang ratusan kilometer, meskipun lebarnya hanya beberapa kilometer.

**Kronologi Pembentukan: 3,7-3,4 Miliar Tahun Lalu**

Studi umur menunjukkan bahwa sebagian besar graben besar terbentuk antara 3,7 hingga 3,4 miliar tahun lalu, dengan puncak aktivitas sekitar 3,6 miliar tahun yang lalu. Saat seluruh retakan ini terbentuk, jari-jari Bulan diperkirakan bertambah sekitar 120 meter.

Perubahan kecil namun menjadi bukti jelas bahwa Bulan pernah mengalami peregangan secara global. Menariknya, sebuah graben beresolusi tinggi ditemukan kemungkinan terbentuk kurang dari 50 juta tahun lalu, menandakan bahwa kerak Bulan tidak sepenuhnya “mati” secara geologis.

**Rimae Hippalus: Cincin Retakan Mare Humorum**

Di sisi timur Mare Humorum terdapat sistem lembah bernama Rimae Hippalus—tiga graben utama yang melengkung membentuk cincin terputus sepanjang lebih dari 240 kilometer. Setiap lembah mencerminkan tahap berbeda dari respons kerak terhadap tenggelamnya laut lava.

Graben paling dalam memiliki dinding tajam dan penurunan jelas, menunjukkan sedikit gangguan setelah terbentuk. Sementara itu, graben yang lebih luar tampak lebih dangkal dan tidak setajam, menandakan bahwa lava kemudian sempat merembes dan mengisi sebagian retakan lama.

**Perspektif Baru dari Citra Miring LROC**

Gambar miring terbaru dari LROC memungkinkan para peneliti melihat ketiga lembah ini dalam satu perspektif utuh, bukan potongan-potongan dari atas. Sudut pandang ini membantu ilmuwan memahami urutan runtuhnya kerak secara lebih detail.

**Paradoks Bulan: Menyusut namun Tetap Retak**

Menurut Thomas Watters, ilmuwan planet dari Smithsonian’s National Air and Space Museum, Bulan secara umum memang sedang menyusut akibat pendinginan interiornya. “Kami pikir Bulan berada dalam kondisi kontraksi global karena bagian dalamnya yang masih panas saat ini masih dalam proses terus mendingin,” ujar Watters.

Namun, keberadaan graben menunjukkan bahwa cerita ini tidak sesederhana itu. Di beberapa wilayah, gaya tarikan lokal mampu mengalahkan gaya penyusutan global, sehingga retakan tetap terbentuk—bahkan jauh setelah aktivitas vulkanik besar berakhir.

**Metode Dating Geologi: Prinsip Potong-Memotong**

Untuk menyusun kronologi peristiwa ini, para ahli geologi menggunakan prinsip hubungan potong-memotong: struktur yang memotong struktur lain pasti lebih muda. Di sekitar Mare Humorum, Rimae Hippalus memotong tepi kawah tua, punggungan halus, hingga bekas tumbukan yang lebih muda.

Dengan menelusuri setiap perpotongan, ilmuwan dapat membangun garis waktu lengkap, dari tumbukan pembentuk cekungan, banjir lava, penurunan dasar, hingga tahap akhir retakan dan pengisian lava parsial.

**Implikasi untuk Eksplorasi Bulan Masa Depan**

Memahami lokasi dan sifat retakan kerak Bulan sangat penting bagi perencanaan misi manusia dan robot di masa depan. Area dengan graben yang masih tajam berpotensi memiliki batuan lepas, lereng tersembunyi, atau tekanan tektonik tersisa.

Pemetaan ini juga membantu menentukan lokasi terbaik untuk seismometer dan pengeboran dalam, terutama di zona lemah seperti tepi Mare Humorum, guna mengungkap ketebalan kerak dan kedalaman retakan.

**Bulan: Objek yang Masih Hidup Sec


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Ensiklopedia Saintis Junior: Bumi

Barus: Seribu Tahun Yang Lalu

Dunia Menurut Fisika