Wilayah Pantai Selatan Bengkulu mengalami guncangan gempa bumi tektonik pada Sabtu (27/12/2025) pukul 08.10.13 WIB. Berdasarkan analisis terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berkekuatan magnitudo M5,6.
Episenter gempa berada pada koordinat 5,56 Lintang Selatan dan 102,22 Bujur Timur. Secara geografis, pusat gempa terletak di perairan sejauh 24 kilometer ke arah Barat Daya Pulau Enggano, Bengkulu Utara, pada kedalaman 22 kilometer.
**Gempa Dangkal Akibat Subduksi Lempeng**
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menerangkan bahwa gempa yang terjadi termasuk kategori gempa bumi dangkal. Klasifikasi ini didasarkan pada lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
“Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng,” kata Daryono dalam keterangan resminya pada Sabtu (27/12/2025).
Daryono menambahkan bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini memiliki karakter pergerakan yang umum dijumpai di zona penunjaman lempeng.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” tegasnya.
**Tingkat Guncangan Beragam di Beberapa Daerah**
Getaran gempa dirasakan di sejumlah wilayah dengan intensitas yang bervariasi:
– Enggano: Skala intensitas III MMI (Getaran terasa nyata dalam rumah, seperti ada truk yang melintas)
– Kaur, Kota Bengkulu, dan Pagar Alam: Skala intensitas II-III MMI (Getaran terasa nyata oleh sebagian orang di dalam rumah)
Meski pusat gempa berada di laut dengan mekanisme pergerakan naik, BMKG menegaskan tidak ada ancaman gelombang tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Daryono.
**Tidak Ada Gempa Susulan, Belum Ada Laporan Kerusakan**
Hingga pukul 08.45 WIB, monitoring BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock. Sampai saat ini juga belum ada laporan resmi terkait kerusakan yang disebabkan oleh gempa tersebut.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Daryono mengingatkan agar warga hanya mempercayai informasi dari sumber resmi BMKG.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi, baik melalui media sosial, website, maupun aplikasi Mobile Apps InfoBMKG,” tutupnya.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: