Mengenal Spesies Baru Laba-laba Kepik Merah, Punya Kepala Unik dan Langka

Sebuah spesies laba-laba unik yang dijuluki “si aneh berkepala merah” ditemukan di pedalaman Maroko. Spesies ini merupakan anggota keluarga laba-laba ladybird (laba-laba kepik), namun memiliki karakteristik fisik yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya dalam dunia sains.

Laba-laba yang secara resmi dinamai Eresus rubrocephalus ini pertama kali dideskripsikan pada September 2025. Penemuan berlangsung di tengah hutan pohon ek gabus (Quercus suber) di Maroko, dengan ciri khas yang membedakannya dari spesies serupa: bagian kepala berwarna merah cerah.

**Karakteristik Unik yang Membedakan**

Umumnya, laba-laba ladybird dikenal karena tubuh merahnya dengan bintik-bintik hitam, namun bagian kepalanya biasanya berwarna hitam pekat. Eresus rubrocephalus menampilkan pola yang berbeda. Kepalanya, bagian depan tubuh, bahkan hingga bagian mulutnya (chelicerae) ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna merah terang.

Selain warna merah yang mencolok, bintik hitam di punggungnya juga tidak berbentuk lingkaran sempurna seperti jenis lainnya, melainkan lebih menyerupai tetesan air.

“Nama ‘rubrocephalus’ sendiri diambil dari bahasa Latin rubro yang berarti merah, dan bahasa Yunani cephalus yang berarti kepala,” ungkap tim peneliti dalam laporannya seperti dikutip IFL Science.

Penamaan ini merupakan penghormatan langsung untuk ciri khas paling menonjolnya.

“Spesies baru ini adalah pengingat bahwa keanekaragaman hayati Bumi masih jauh dari katalog lengkap, dan bahkan ada penemuan yang bisa dibuat di antara kelompok hewan yang menurut ilmuwan sudah mereka kenal dengan baik,” tambah peneliti.

**Era Keemasan Penemuan Spesies**

Penemuan ini membuktikan bahwa dunia sains masih berada di “zaman keemasan” penemuan spesies. Selain temuan alami di Maroko, dunia sains baru-baru ini juga dihebohkan dengan laba-laba hasil modifikasi gen CRISPR pertama di dunia yang mampu memproduksi sutra berwarna merah bercahaya.

Para ilmuwan mencapai inovasi ini dengan menyuntikkan sistem pengeditan gen ke dalam sel telur laba-laba betina. Ketika laba-laba ini berkembang biak, keturunannya menghasilkan jaring sutra dengan karakteristik yang belum pernah ada sebelumnya di alam.

Tahun 2025 tampaknya menjadi tahun istimewa bagi penelitian laba-laba berwarna merah. Penemuan Eresus rubrocephalus yang telah diterbitkan dalam jurnal Animals ini menegaskan bahwa alam liar masih menyimpan banyak rahasia yang menunggu untuk diungkap melalui penelitian teliti dan kemajuan teknologi.

Temuan ini juga menunjukkan pentingnya eksplorasi berkelanjutan terhadap habitat-habitat yang belum sepenuhnya diteliti, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi seperti hutan-hutan di Afrika Utara.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Sel: Eksplorasi Kedokteran dan Manusia Baru

Genom: Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab

Nat Geo 1001 Penemuan dan Fakta Mempesona Peradaban Muslim