Eksim merupakan kondisi kulit yang mengakibatkan kulit menjadi kering, gatal, mengelupas, dan berbintil. Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini merusak fungsi pelindung kulit yang berperan mempertahankan kelembapan alami kulit.
Dermatitis atopik merupakan jenis eksim yang paling sering dijumpai dan dialami banyak orang. Kondisi kulit yang mengiritasi ini mendorong penderita mencari berbagai metode untuk meredakan gejalanya, termasuk melalui penyesuaian pola makan.
**Faktor Penyebab yang Kompleks**
Meskipun penyebab pasti eksim belum diketahui secara menyeluruh, para ahli menduga kondisi ini diakibatkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Dalam konteks ini, pola makan mulai mendapat perhatian khusus dari para peneliti.
National Eczema Association mengakui bahwa pola makan memiliki keterkaitan erat dengan berbagai aspek kesehatan, termasuk kondisi kulit. Hal ini membuka peluang terapi melalui pengaturan asupan makanan sebagai pendukung pengobatan utama.
**Pemahaman Baru tentang Hubungan Eksim dan Alergi**
Persepsi lama yang menganggap alergi makanan sebagai penyebab utama eksim kini telah dikoreksi oleh riset dermatologi terkini. Dr. Peter Lio, asisten profesor klinis dermatologi dan pediatri di Northwestern University, menjelaskan bahwa ilmuwan tidak lagi meyakini alergi makanan memicu eksim.
“Kami tahu bahwa eksim datang lebih dulu,” ungkap Dr. Lio, sebagaimana dilaporkan Medical Xpress. Kondisi kulit yang telah mengalami peradangan dan kerusakan akibat eksim justru memungkinkan protein dari makanan menembus lapisan pelindung kulit, yang kemudian memicu reaksi alergi.
**Keterbatasan Terapi Nutrisi**
Dr. Lio menegaskan bahwa penanganan eksim melalui pengaturan pola makan tidak dapat menjadi solusi tunggal. “Bahkan meskipun ada koneksi yang mendalam antara eksim dan alergi makanan, tidak ada satu makanan atau gaya makan pun yang akan membuat kondisi ini hilang begitu saja.”
Namun, prinsip dasar tetap berlaku: jika makanan tertentu secara konsisten memicu kekambuhan eksim, makanan tersebut harus dihindari dari menu harian penderita.
**Strategi Diet Anti-Inflamasi**
Karena eksim pada hakikatnya adalah kondisi peradangan (inflamasi), pendekatan nutrisi harus diarahkan untuk meredakan peradangan tersebut. Nutrisi optimal adalah yang mampu mengurangi peradangan di tubuh dan kulit, sekaligus mendukung kesehatan mikrobiota usus.
**Antioksidan untuk Melawan Radikal Bebas**
Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber kaya serat, vitamin C, dan antioksidan. Kandungan-kandungan ini sangat penting untuk mengendalikan peradangan dan menyeimbangkan kesehatan sistem pencernaan.
Konsumsi beragam buah dan sayuran berwarna-warni dapat memberikan spektrum antioksidan yang luas untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi intensitas peradangan.
**Asam Lemak Omega untuk Memperkuat Sel**
Asam lemak Omega-3 dan Vitamin E dikenal memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Sumber makanan terbaik meliputi salmon dan ikan berdaging gelap lainnya, alpukat, minyak zaitun, serta berbagai jenis kacang-kacangan.
Asupan ini berkontribusi dalam memperkuat dinding sel dan menenangkan peradangan kulit dari dalam tubuh. Omega-3 juga berperan dalam produksi senyawa anti-inflamasi alami yang membantu mengurangi gejala eksim.
**Seng dan Probiotik untuk Dukungan Imun**
Dua nutrisi tambahan yang memiliki peran penting adalah Seng (Zinc) dan Probiotik. Seng, yang terdapat dalam makanan laut, daging tanpa lemak, dan biji-bijian utuh, berfungsi melawan peradangan dan mendukung sistem kekebalan tubuh.
Probiotik dari yogurt dan makanan fermentasi lainnya memiliki peran esensial dalam menjaga kesehatan usus. Kesehatan mikrobiota usus memiliki korelasi kuat dengan respons peradangan pada kulit, sehingga keseimbangan bakteri baik di usus dapat membantu mengurangi keparahan eksim.
**Pendekatan Holistik yang Diperlukan**
Meski penanganan eksim harus melibatkan konsultasi dengan dokter spesialis kulit atau ahli gizi, mengintegrasikan diet anti-inflamasi dapat menjadi langkah fundamental dan proaktif untuk mengurangi frekuensi serta keparahan gejala.
**Rekomendasi Praktis**
Untuk mengoptimalkan manfaat diet anti-inflamasi bagi penderita eksim, disarankan untuk:
– Mengonsumsi minimal 5 porsi buah dan sayuran beragam warna setiap hari
– Memasukkan ikan berlemak seperti salmon, makarel, atau sarden 2-3 kali seminggu
– Menggunakan minyak zaitun extra virgin sebagai sumber lemak utama
– Mengonsumsi yogurt atau makanan fermentasi lainnya secara rutin
– Membatasi makanan olahan dan tinggi gula yang dapat memicu peradangan
**Pentingnya Pendekatan Individual**
Perlu ditekankan bahwa respons setiap individu terhadap makanan dapat berbeda-beda. Penderita eksim disarankan untuk mencatat makanan yang dikonsumsi dan gejala yang muncul untuk mengidentifikasi pemicu spesifik.
Konsultasi dengan dokter kulit dan ahli gizi tetap menjadi langkah penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman. Diet anti-inflamasi sebaiknya dipandang sebagai terapi pendukung, bukan pengganti pengobatan medis yang sudah terbukti efektif.
**Harapan untuk Perbaikan Jangka Panjang**
Meskipun tidak ada jaminan bahwa perubahan pola makan akan menyembuhkan eksim sepenuhnya, pendekatan holistik yang menggabungkan pengobatan medis dengan diet anti-inflamasi dapat memberikan harapan untuk pengendalian gejala yang lebih baik dan peningkatan kualitas hidup penderita.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: