Jauh dari Keramaian, Ini 4 “Coffee Shop” dengan Lokasi Terpencil di Dunia

Kedai kopi telah menjadi bagian dari kehidupan urban yang mudah ditemukan di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, konsep coffee shop berkembang dari yang tradisional hingga modern yang tersebar di kota-kota besar. Namun, pernahkah Anda membayangkan menikmati secangkir kopi di lokasi terpencil yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan?

Semakin terpencil suatu daerah, semakin sulit menemukan kedai kopi. Namun, beberapa coffee shop justru sengaja dibangun di lokasi yang terisolasi untuk memberikan pengalaman unik bagi para petualang dan pecinta kopi.

National Geographic mengidentifikasi empat kedai kopi dengan lokasi paling terpencil di dunia yang menawarkan pengalaman tak terlupakan:

**Airship Coffee Roasters – Arkansas, Amerika Serikat**

Terletak di Bentonville yang dijuluki sebagai “ibu kota bersepeda gunung dunia”, Airship Coffee Roasters menjadi destinasi populer bagi pesepeda gunung dan pencinta alam. Kota ini menawarkan jalur sepeda terpadu yang mengakomodasi semua tingkat kemampuan.

Kedai ini mengusung konsep kafe terbuka yang dibangun sederhana di tengah hutan. Pengunjung dapat menikmati aroma kopi sangrai segar yang berpadu dengan kesegaran udara hutan.

Tempat ini ideal untuk bersantai sambil membaca buku, berkumpul dengan teman, atau sekadar menenangkan pikiran. Yang unik, kedai ini sengaja tidak menyediakan Wi-Fi publik agar pengunjung bisa benar-benar melepaskan diri dari dunia digital.

**Riverbank Coffee – Inggris**

Berlokasi di tikungan Sungai Mersey di Jalur Trans Pennine, Manchester, kedai ini didirikan pada 2020 oleh empat sahabat. Mereka mengamati bahwa lokasi tersebut sering menjadi tempat berkumpul para pendaki, pesepeda, dan warga lokal.

Riverbank Coffee menawarkan pengalaman minum kopi outdoor dengan latar belakang pemandangan sungai yang menawan. Tersedia gubuk-gubuk terbuka sebagai tempat berlindung saat hujan gerimis.

Keunikan lainnya adalah salah satu pemiliknya merangkap sebagai instruktur yoga yang rutin mengadakan kelas yoga outdoor di area tersebut, memadukan pengalaman kopi dengan aktivitas wellness.

**Goûter Hut – Perancis**

Bertengger di jalur pendakian Gunung Blanc, Goûter Hut menjadi perhentian bagi 75 persen pendaki yang menggunakan rute umum. Untuk mencapainya, diperlukan perjalanan hiking selama lima jam.

Lokasi ini telah menjadi tempat peristirahatan sejak 1854, yang awalnya hanya mampu menampung empat pendaki. Pada 2013, bangunan ini direnovasi menjadi struktur futuristik menyerupai pesawat ruang angkasa dengan kapasitas 120 orang per malam.

Berbeda dengan kedai kopi konvensional, tempat ini buka pukul 02.00 dini hari, menyajikan sarapan hangat dan kopi bagi para pendaki yang ingin mencapai puncak sebelum matahari terbit.

**Coffee Afloat – Selandia Baru**

Terletak di Ngarai Sungai Cromwell, tepat di samping jalur sepeda paling spektakuler di Selandia Baru, Coffee Afloat merupakan kedai kopi apung yang dibangun di atas sepasang perahu ponton.

Kedai yang juga dikenal sebagai Coffee Afloat and Burger Afloat ini menjadi tempat persinggahan ideal bagi pesepeda, pejalan kaki, dan petualang yang mencari kopi berkualitas dan burger lezat.

Posisinya di tepi Danau Dunstan membuat kedai ini hanya bisa diakses dengan bersepeda, berjalan kaki, atau menggunakan perahu. Lokasinya strategis di antara Kawasan Warisan Cromwell dan Desa Bersejarah Clyde.

**Filosofi Kedai Kopi Terpencil**

Keempat kedai kopi ini membuktikan bahwa passion terhadap kopi dan keinginan untuk berbagi pengalaman dapat mengatasi tantangan geografis dan logistik. Mereka tidak hanya menjual kopi, tetapi menawarkan escaping experience dari rutinitas urban.

Kedai-kedai ini juga menunjukkan bagaimana bisnis kuliner dapat beradaptasi dengan lingkungan alami tanpa merusak ekosistem sekitar. Konsep mereka menggabungkan kecintaan terhadap alam dengan apresiasi terhadap kultur kopi.

**Tantangan dan Keunikan Operasional**

Mengoperasikan kedai kopi di lokasi terpencil membutuhkan perencanaan logistik yang cermat. Mulai dari suplai bahan baku, transportasi peralatan, hingga manajemen limbah harus dipikirkan matang.

Namun, tantangan tersebut terbayar dengan pengalaman autentik yang tidak bisa didapatkan di kedai kopi perkotaan. Pengunjung mendapat value added berupa koneksi dengan alam dan momen mindfulness yang jarang ditemui di kehidupan urban.

**Tren Global Coffee Tourism**

Fenomena kedai kopi terpencil ini merupakan bagian dari tren global coffee tourism, di mana pecinta kopi rela melakukan perjalanan jauh untuk merasakan pengalaman unik menikmati kopi di lokasi yang tidak biasa.

Tren ini menunjukkan evolusi industri kopi yang tidak lagi sekadar fokus pada rasa dan kualitas, tetapi juga pada experiential value dan storytelling yang menyertai setiap cangkir kopi.

Keempat kedai kopi terpencil ini membuktikan bahwa kopi berkualitas dapat dinikmati di mana pun, bahkan di tempat yang paling tidak terduga sekalipun. Mereka menawarkan lebih dari sekadar minuman – tetapi sebuah petualangan dan kenangan yang tak terlupakan.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Master Roasting Coffee