KUALA LUMPUR – Timor Leste secara resmi menjadi anggota kesebelas Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Minggu (26/10/2025), mengakhiri perjalanan panjang selama 14 tahun sejak pertama kali mengajukan aplikasi keanggotaan.
Pengesahan keanggotaan ini berlangsung dalam upacara khusus di Kuala Lumpur, Malaysia, yang dihadiri langsung oleh Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao bersama para pemimpin ASEAN lainnya.
**Momentum Bersejarah bagi Negara Termuda Asia Tenggara**
Bergabungnya Timor Leste menandai ekspansi pertama ASEAN sejak dekade 1990-an dan menjadikan negara berpenduduk 1,4 juta jiwa ini bagian dari komunitas ekonomi-politik terbesar Asia Tenggara.
“Pencapaian ini bukan sekadar perwujudan mimpi, melainkan pengakuan atas perjalanan panjang kami yang penuh keteguhan, tekad, dan harapan,” ungkap Gusmao usai prosesi penandatanganan. “Ini merupakan awal dari babak baru yang menginspirasi, bukan akhir dari perjuangan kami.”
Malaysia selaku ketua ASEAN pada tahun ini menyambut hangat keanggotaan Timor Leste sebagai pelengkap “keluarga besar ASEAN”. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan bahwa melalui komunitas regional ini, pembangunan dan kemandirian strategis Timor Leste akan memperoleh dukungan yang kuat dan berkelanjutan.
**Perjalanan Aplikasi yang Berliku**
Timor Leste pertama kali mengajukan permohonan keanggotaan ASEAN pada 2011 atas inisiatif Presiden Jose Ramos-Horta, penerima Nobel Perdamaian 1996 yang telah memperjuangkan aspirasi ini sejak 1970-an.
Negara yang meraih kemerdekaan dari Indonesia pada 2002 melalui referendum yang diawasi PBB ini sebelumnya telah memperoleh status pengamat pada 2022. Namun, keanggotaan penuh mengalami penundaan akibat berbagai tantangan, terutama terkait kapasitas infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia.
Ramos-Horta menggambarkan pencapaian keanggotaan ini sebagai “mimpi lama yang akhirnya terwujud”. Dalam pidatonya di Sekretariat ASEAN bulan Agustus lalu, dia bahkan menyatakan bahwa “jalan menuju ASEAN lebih sulit daripada jalan menuju surga.”
**Optimisme dan Dukungan Regional**
Menjelang KTT ASEAN, PM Malaysia Anwar Ibrahim mengingatkan bahwa negara-negara anggota lain juga pernah mengalami kondisi ekonomi yang sulit ketika blok regional ini pertama kali terbentuk.
“Saya sangat optimis bahwa ASEAN sebagai komunitas dapat terus berinteraksi dan saling membantu, sebagaimana dulu kami juga menerima bantuan dari berbagai negara, termasuk dari Barat dan China,” ujarnya kepada wartawan pada Rabu (22/10/2025).
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menegaskan bahwa keanggotaan Timor Leste akan memperkuat posisi diplomatik negara tersebut di forum internasional sekaligus melindungi kepentingan strategisnya melalui jaringan dukungan diplomatik dan ekonomi yang telah mapan.
**Tantangan Ekonomi yang Menanti**
Parker Novak, pakar Timor Leste dari International Republican Institute, menilai para pemimpin negara tersebut memandang keanggotaan ASEAN sebagai cara memperoleh legitimasi politik tambahan di kawasan.
Meskipun secara politik bergabung dengan ASEAN merupakan kemenangan signifikan, para analis mengingatkan bahwa manfaat ekonominya masih perlu dibuktikan. Ekonomi Timor Leste yang bernilai sekitar 2 miliar dolar AS masih sangat bergantung pada sektor minyak dan gas, dengan tingkat ketimpangan, pengangguran, dan malnutrisi yang masih tinggi.
**Reformasi Kelembagaan sebagai Kunci**
Guteriano Neves, peneliti ekonomi asal Dili, memandang keanggotaan ASEAN dapat memberikan tekanan positif agar pemerintah melakukan reformasi kelembagaan untuk menarik investasi asing.
“Secara ekonomi, ini tantangan besar. Sulit bagi Timor Leste untuk bersaing di pasar ASEAN,” ungkapnya. Namun, dia optimis bahwa keanggotaan ini akan mendorong perbaikan tata kelola dan daya saing ekonomi.
**Perlindungan Geopolitik di Tengah Rivalitas Besar**
Marty Natalegawa, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia yang pernah mendampingi proses aplikasi Timor Leste ke ASEAN, menilai langkah ini memberikan perlindungan geopolitik di tengah kompetisi pengaruh Amerika Serikat dan China di kawasan.
“Keanggotaan ini memastikan posisi dan arah pembangunan Timor Leste selaras dengan visi ASEAN,” kata Marty.
**Diversifikasi Ekonomi dan Peluang Masa Depan**
Di tengah upaya diversifikasi ekonomi dari ketergantungan sektor migas, keanggotaan ASEAN diharapkan membuka peluang baru bagi masuknya investasi, penguatan kerja sama regional, serta penguatan diplomasi bagi negara termuda di kawasan Asia Tenggara.
**Ekspansi Historis ASEAN**
Bergabungnya Timor Leste menandai ekspansi pertama ASEAN sejak Kamboja menjadi anggota pada 1999, menjadikan blok ini semakin representatif sebagai rumah bagi seluruh bangsa Asia Tenggara.
**Tantangan Integrasi Regional**
Meskipun secara formal telah menjadi anggota, Timor Leste masih menghadapi tantangan besar dalam mengintegrasikan ekonominya dengan pasar regional yang lebih besar dan kompetitif. Infrastruktur yang masih terbatas, kualitas SDM yang perlu ditingkatkan, dan diversifikasi ekonomi menjadi agenda prioritas.
**Komitmen Jangka Panjang**
Keanggotaan ini menandai komitmen jangka panjang Timor Leste untuk mengintegrasikan diri dengan komunitas regional, sekaligus membuka babak baru dalam sejarah ASEAN sebagai organisasi yang terus berkembang dan inklusif.
Dengan bergabungnya Timor Leste, ASEAN kini mencakup seluruh negara Asia Tenggara dengan total populasi lebih dari 680 juta jiwa dan produk domestik bruto gabungan sekitar 3,8 triliun dolar AS, memperkuat posisinya sebagai salah satu blok ekonomi terpenting dunia.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: