Tips Pilih Sunscreen yang Tepat bagi Jemaah Umrah Sesuai Suhu Panas Arab Saudi Menurut Dokter Kulit

JAKARTA – Kondisi cuaca di Arab Saudi saat ini mencapai tingkat yang sangat menyengat dengan suhu siang hari yang dapat menembus 35-39 derajat Celsius, sementara pada malam hingga dini hari berada di kisaran 21-26 derajat Celsius. Kondisi ekstrem ini menimbulkan tantangan khusus bagi jemaah umrah dari Indonesia, terutama dalam hal perlindungan kulit dari paparan sinar ultraviolet yang intens.

Penggunaan tabir surya atau sunscreen menjadi langkah pencegahan yang vital namun sering diabaikan oleh para jemaah selama menjalankan ibadah di luar ruangan. Dengan beragamnya produk pelindung matahari yang tersedia di pasaran, pemilihan yang tepat untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem menjadi krusial bagi kesehatan kulit.

**Kriteria Perlindungan UV yang Komprehensif**

dr. Pratiwi Primisawitri, SpDVE, Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika di Poliklinik Kulit RSUD Dr. Moewardi Solo, menekankan pentingnya memilih tabir surya dengan perlindungan spektrum luas (broad-spectrum protection). Produk tersebut harus mampu menangkal kedua jenis radiasi ultraviolet, yaitu UVA dan UVB.

“Untuk aktivitas berkepanjangan di luar ruangan, prioritaskan tabir surya yang memiliki ketahanan terhadap air dan keringat (water-resistant) agar perlindungan tetap efektif meskipun dalam kondisi berkeringat,” jelas dr. Pratiwi saat dikonfirmasi pada Minggu (26/10/2025).

Khusus bagi jemaah dengan kondisi kulit berjerawat, dokter ini merekomendasikan penggunaan sunscreen non-comedogenic untuk mencegah penyumbatan pori-pori yang dapat memperburuk kondisi jerawat.

**Keunggulan Kombinasi Formula Fisik dan Kimiawi**

dr. Pratiwi menjelaskan bahwa tabir surya dengan kombinasi bahan aktif fisik dan kimiawi memberikan perlindungan optimal untuk kondisi ekstrem di Tanah Suci. “Formula fisik umumnya mengandung zinc oxide dan titanium dioxide, sedangkan jenis kimiawi mengandung oxybenzone atau avobenzone. Kombinasi keduanya bekerja dengan memantulkan sekaligus menyerap radiasi UV sehingga tidak merusak struktur kulit,” paparnya.

**Rekomendasi SPF dan Karakteristik Tekstur**

Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.DVE., Subsp.Ven., FINSDV., FAADV., dari Poliklinik Eksekutif Dermatologi Hastiti RSUD Dr. Moewardi Solo, menyatakan bahwa iklim Arab Saudi yang ditandai suhu tinggi dan kelembaban rendah memerlukan formulasi sunscreen yang disesuaikan dengan kondisi tersebut.

“Pilihan utama adalah tabir surya dengan tekstur ringan dan bebas minyak agar memberikan kenyamanan saat diaplikasikan pada wajah,” ujar dokter tersebut pada Minggu.

Ia merekomendasikan penggunaan tabir surya dengan SPF minimum 30, namun untuk aktivitas intensif di luar ruangan, SPF 50 akan memberikan tingkat proteksi yang lebih memadai.

**Pentingnya Kandungan Pelembap dan Antioksidan**

Kandungan moisturizer dalam formula tabir surya juga memiliki peranan penting untuk menjaga hidrasi kulit di lingkungan yang kering. “Carilah produk yang mengandung hyaluronic acid, glycerin, atau ceramide, serta antioksidan yang dapat memberikan efek fotoproteksi tambahan,” tambah dr. Pras.

**Frekuensi Aplikasi yang Optimal**

dr. Pras menekankan bahwa aplikasi tabir surya sekali sehari tidak mencukupi untuk perlindungan di iklim ekstrem Arab Saudi. “Dalam kondisi cuaca yang sangat panas, disarankan untuk mengaplikasikan kembali setiap 2-3 jam, terutama setelah berkeringat banyak,” katanya.

**Konsultasi Pra-Keberangkatan**

Sebelum berangkat menunaikan umrah, jemaah disarankan berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk memastikan produk yang dipilih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan kulit masing-masing individu.

**Rekomendasi Produk Lokal Berkualitas**

Sebagai panduan praktis, dr. Pras menyebutkan beberapa produk dalam negeri yang memiliki standar kualitas baik dan mudah diperoleh di pasaran. “Contohnya, Wardah UV Shield Aqua Fresh Essence SPF 50 PA++++ atau Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+,” sebut dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Kolegium Dermatologi Venereologi dan Estetika.

“Produk-produk tersebut telah memenuhi standar perlindungan kulit dari radiasi UV dan cocok digunakan di iklim panas seperti kondisi di Arab Saudi,” jelasnya.

**Strategi Perlindungan Komprehensif**

Selain penggunaan tabir surya, jemaah umrah juga disarankan menerapkan strategi perlindungan kulit yang komprehensif, termasuk penggunaan pakaian pelindung, topi, dan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan.

Pemilihan waktu beraktivitas juga dapat disesuaikan dengan menghindari paparan sinar matahari pada jam-jam puncak, yaitu antara pukul 10.00-16.00 waktu setempat, untuk meminimalkan risiko kerusakan kulit akibat radiasi ultraviolet yang intens.

**Perhatian Khusus untuk Kondisi Kulit Sensitif**

Bagi jemaah dengan riwayat kulit sensitif atau kondisi dermatologis tertentu, konsultasi dengan dokter spesialis kulit menjadi langkah yang tidak dapat diabaikan. Pemilihan produk yang salah dapat memicu reaksi alergi atau memperburuk kondisi kulit yang sudah ada.

Dengan persiapan yang tepat dan pemilihan produk pelindung yang sesuai, jemaah umrah dari Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan nyaman tanpa mengkhawatirkan dampak negatif dari paparan sinar matahari ekstrem di Tanah Suci.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Mencari Identitas: Orang Arab Hadrami di Indonesia