LAUT CHINA SELATAN – Dalam rentang waktu hanya 30 menit pada Minggu (26/10/2025), dua pesawat militer Amerika Serikat mengalami kecelakaan di Laut China Selatan. Sebuah jet tempur F/A-18F Super Hornet dan helikopter MH-60R Sea Hawk jatuh saat menjalankan operasi rutin, namun seluruh awaknya berhasil diselamatkan.
Tiga awak helikopter Sea Hawk dilaporkan selamat setelah pesawat mereka jatuh, sementara dua pilot jet tempur Super Hornet berhasil melakukan eject sebelum pesawat mereka mengalami kecelakaan.
**Detail Kronologi Kecelakaan**
Angkatan Laut AS menyatakan bahwa kedua kecelakaan tersebut terjadi pada Minggu sekitar pukul 14.45 waktu setempat. “Kelima personel angkatan laut dalam kondisi aman dan stabil,” demikian pernyataan resmi pihak Angkatan Laut yang dikutip ABC News pada Senin.
Penyebab kedua kecelakaan masih dalam tahap penyelidikan. Kedua pesawat diketahui berbasis di kapal induk USS Nimitz yang sebelumnya ditugaskan di Timur Tengah dan kini dalam perjalanan kembali ke Washington, AS.
**Sejarah Panjang USS Nimitz**
USS Nimitz memiliki rekam jejak panjang sejak pertama kali beroperasi pada 1975. Tahun ini menandai setengah abad pengabdiannya dalam barisan Angkatan Laut Amerika Serikat. Sepanjang masa tugasnya, kapal induk legendaris ini telah terlibat dalam berbagai operasi penting, mulai dari Perang Teluk pertama, Perang Irak, hingga berbagai misi rutin di Timur Tengah sebagai bagian dari respons AS terhadap berbagai krisis regional.
Saat ini, kapal induk USS Nimitz tengah menjalani penugasan terakhirnya sebelum dinonaktifkan. Kapal ini menjadi bagian dari operasi AS dalam merespons serangan kelompok Houthi di Yaman yang menargetkan jalur pelayaran komersial.
**Rangkaian Kecelakaan Sebelumnya**
Insiden ini bukanlah yang pertama menimpa armada AS di kawasan tersebut. Kapal induk lainnya, USS Harry S. Truman, juga mencatat serangkaian kecelakaan selama beberapa bulan terakhir di Timur Tengah.
Pada Desember 2024, kapal penjelajah berpeluru kendali USS Gettysburg secara tidak sengaja menembak jatuh jet F/A-18 yang berasal dari Truman dalam insiden friendly fire. Kemudian pada April 2025, jet tempur F/A-18 lainnya tergelincir dari dek hanggar Truman dan jatuh ke Laut Merah.
Insiden serupa kembali terjadi pada Mei 2025, ketika sebuah jet F/A-18 yang baru mendarat di kapal induk di Laut Merah kembali jatuh ke laut setelah gagal mengaitkan kabel baja penahan pendaratan. Kedua pilot berhasil melakukan eject dan selamat.
**Tidak Ada Korban Jiwa**
Meski terjadi berulang kali, seluruh rangkaian kecelakaan tersebut tidak menelan korban jiwa. Namun, hasil investigasi resmi atas berbagai insiden ini belum diumumkan hingga saat ini.
**Tantangan Operasional di Laut**
Kecelakaan-kecelakaan ini menyoroti tantangan kompleks yang dihadapi dalam operasi militer di laut. Operasi kapal induk melibatkan manuver pesawat yang rumit dalam ruang terbatas, ditambah dengan kondisi cuaca dan laut yang dapat berubah sewaktu-waktu.
**Investigasi Berlanjut**
Pihak Angkatan Laut AS belum memberikan detail lebih lanjut mengenai penyebab spesifik kedua kecelakaan terbaru ini. Tim investigasi tengah mengumpulkan bukti dan melakukan analisis untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kedua pesawat jatuh dalam selang waktu yang sangat singkat.
**Keselamatan Awak Menjadi Prioritas**
Fakta bahwa seluruh awak pesawat berhasil diselamatkan menunjukkan efektivitas prosedur keselamatan dan sistem penyelamatan darurat yang dimiliki Angkatan Laut AS. Kemampuan pilot untuk melakukan eject dengan sukses dan penyelamatan cepat awak helikopter menunjukkan tingkat kesiapsiagaan yang tinggi dalam situasi darurat.
Insiden ini juga menegaskan pentingnya pelatihan berkelanjutan dan pemeliharaan peralatan keselamatan untuk meminimalkan risiko dalam operasi militer yang kompleks di lingkungan maritim.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: