Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?

UKRAINA – Kemunculan tiga ekor anjing dengan bulu biru terang di zona eksklusi Chernobyl menimbulkan spekulasi tentang efek radiasi nuklir. Namun, investigasi lebih lanjut mengungkap penyebab yang jauh dari dugaan awal.

Clean Futures Fund (CFF), organisasi nirlaba yang beroperasi di wilayah tersebut, pertama kali mengunggah foto dan video anjing-anjing berwarna mencolok ini melalui media sosial pada Oktober lalu.

**Bukan Mutasi Genetik**

Dugaan awal bahwa perubahan warna bulu disebabkan paparan radiasi langsung dibantah organisasi tersebut. “Tidak, mereka tidak berubah warna karena radiasi. Kami tidak pernah mengatakan itu,” tegas CFF dalam klarifikasinya.

Penyelidikan mengungkap penyebab sebenarnya yang terbilang sepele: anjing-anjing tersebut berguling dalam cairan bocor dari toilet portabel yang digunakan pekerja proyek di area tersebut.

**Perilaku Alami yang Tak Terduga**

Kebiasaan anjing berguling di benda atau aroma asing rupanya menjadi akar permasalahan ini. Dalam wawancara dengan Storyful, pihak CFF menjelaskan bahwa hewan-hewan tersebut kemungkinan terkena zat kimia biru dari limbah porta potty.

“Kemungkinan besar mereka terkena zat kimia tertentu. Kami sedang berusaha menangkap mereka untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ungkap organisasi tersebut melalui pernyataan resmi.

**Sejarah Zona Eksklusi Chernobyl**

Kawasan eksklusi Chernobyl terbentuk setelah ledakan reaktor nuklir tahun 1986 yang memicu bencana nuklir terburuk dalam sejarah. Kota Pripyat yang sebelumnya padat penduduk kini menjadi wilayah tertutup yang hanya dapat diakses dengan izin khusus pemerintah.

Evakuasi mendadak penduduk Pripyat mengakibatkan banyak hewan peliharaan ditinggalkan. Selama hampir empat dekade, keturunan mereka berevolusi dan beradaptasi di alam liar, membentuk ekosistem unik tanpa intervensi manusia langsung.

**Program “Dogs of Chernobyl”**

Sejak 2017, Clean Futures Fund menjalankan inisiatif “Dogs of Chernobyl” yang bertujuan memberikan perawatan medis, makanan, dan sterilisasi bagi populasi anjing dan kucing liar di area tersebut. Program ini dirancang untuk mengontrol populasi hewan sekaligus memantau kondisi kesehatan mereka.

Tim CFF melakukan kegiatan rutin pemberian makan dan pemeriksaan kesehatan yang memungkinkan mereka mengidentifikasi perubahan pada hewan-hewan di zona tersebut.

**Upaya Penangkapan dan Sterilisasi**

Ketiga anjing berwarna biru pertama kali terdeteksi saat kegiatan monitoring rutin awal Oktober. Tim organisasi masih berusaha menangkap hewan-hewan tersebut untuk pemeriksaan lebih mendalam dan proses sterilisasi sesuai protokol program mereka.

“Kami sedang mencoba menangkap mereka untuk disterilkan,” jelas CFF, menekankan bahwa proses ini merupakan bagian dari upaya konservasi berkelanjutan.

**Adaptasi Kehidupan di Zona Radioaktif**

Meski perubahan warna bulu anjing-anjing tersebut bukan disebabkan radiasi, populasi hewan di Chernobyl memang menunjukkan berbagai adaptasi menarik. Penelitian sebelumnya mengidentifikasi perubahan genetik pada berbagai spesies yang memungkinkan mereka bertahan di lingkungan radioaktif.

**Dampak Radiasi pada Fauna Lokal**

Studi ilmiah menunjukkan bahwa paparan radiasi jangka panjang mempengaruhi genetika dan fisiologi hewan-hewan di zona eksklusi. Namun, efeknya lebih kompleks dari sekadar perubahan warna fisik yang mencolok.

**Ekosistem di Zona Terlarang**

Tanpa kehadiran manusia secara massal, kawasan Chernobyl paradoksnya menjadi habitat berbagai spesies langka. Serigala, beruang cokelat, lynx, dan berbagai satwa liar lainnya kembali menghuni area yang pernah menjadi simbol kehancuran.

**Tantangan Konservasi**

Program perawatan hewan di Chernobyl menghadapi tantangan unik berupa akses terbatas, kondisi lingkungan ekstrem, dan keterbatasan sumber daya. Tim CFF bekerja dalam kondisi yang tidak biasa untuk memastikan kesejahteraan populasi hewan.

**Penelitian Berkelanjutan**

Fenomena anjing biru ini menunjukkan betapa pentingnya monitoring berkelanjutan terhadap kondisi lingkungan dan kehidupan di zona eksklusi. Setiap perubahan yang terdeteksi perlu investigasi menyeluruh untuk memahami penyebab dan dampaknya.

**Misinformasi dan Klarifikasi**

Kejadian ini menjadi contoh bagaimana spekulasi awal tentang efek radiasi dapat menyebar dengan cepat. Organisasi yang terlibat langsung menekankan pentingnya verifikasi fakta sebelum menarik kesimpulan tentang fenomena di zona radioaktif.

Meski penyebab perubahan warna bulu anjing-anjing tersebut ternyata sederhana, kejadian ini tetap mengingatkan kompleksitas kehidupan yang terus berlanjut di salah satu tempat paling terkontaminasi di dunia.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Ashadi Siregar: Penjaga Akal Sehat dari Kampus Biru

Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran

Hidup Gini-gini Aja, Nggak Apa-apa