LONDON – Karya seni kontroversial berjudul “America” ciptaan seniman Italia Maurizio Cattelan akan dilelang dengan perkiraan nilai melebihi 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 160 miliar. Toilet emas murni 18 karat seberat 100 kilogram ini bukan sekadar kemewahan, melainkan sindiran tajam terhadap kesenjangan sosial dan nilai-nilai modern.
Rumah lelang Sotheby’s menjadwalkan penjualan pada 18 November dengan harga pembukaan yang akan disesuaikan dengan nilai emas terkini. Estimasi mencapai 10 juta dolar bahkan bisa terlampaui, mengingat kenaikan harga emas global.
**Konsep Seni yang Menantang Konvensi**
Cattelan, seniman yang dikenal dengan karya-karya provokatif, menciptakan “America” sebagai kritik terhadap hierarki sosial dan obsesi masyarakat terhadap kemewahan. Toilet ini berfungsi penuh layaknya fasilitas sanitasi biasa, namun sarat dengan simbolisme.
“Pada akhirnya, kita semua sama,” ungkap Cattelan kepada The Wall Street Journal. “Dan kita membutuhkannya di tempat yang paling tidak mulia namun paling diperlukan.”
Karya ini menunjukkan ironi bagaimana aktivitas paling mendasar manusia dapat dikemas dalam kemewahan ekstrem, mempertanyakan definisi nilai dan prestise dalam masyarakat kontemporer.
**Perjalanan Karya dari Museum hingga Kolektor**
Toilet emas pertama kali dibuat pada 2016 dan terjual kepada kolektor pribadi setahun berikutnya dengan nilai awal sekitar 2 juta dolar. Saat itu, karya ini dipajang di Museum Solomon R. Guggenheim, New York, menarik lebih dari 100.000 pengunjung yang antre untuk menggunakannya secara langsung.
Museum menyebut karya Cattelan menciptakan “keintiman yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pengunjung dan karya seni” karena setiap orang dapat berinteraksi langsung dengan instalasi tersebut.
**Pencurian Spektakuler di Blenheim Palace**
Versi lain dari “America” mengalami nasib dramatis pada 2019 ketika dipamerkan di Blenheim Palace, tempat kelahiran Winston Churchill. Hanya beberapa hari setelah instalasi, toilet emas senilai 4 juta dolar itu dicuri dalam aksi perampokan yang menghebohkan.
Dua pria telah divonis bersalah atas pencurian tersebut, namun toilet emas belum ditemukan hingga kini. Investigator menduga karya seni tersebut telah dilebur dan dijual sebagai emas batangan di pasar gelap.
**Evolusi Nilai dan Apreasiasi Pasar**
Lonjakan harga emas global berkontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai karya. Dari estimasi awal 2 juta dolar pada 2016, nilai mencapai 4 juta dolar saat dicuri, dan kini diperkirakan jauh melebihi angka tersebut.
David Galperin, Wakil Ketua dan Kepala Seni Kontemporer Sotheby’s, membantah anggapan bahwa karya ini sekadar hiburan atau gimmick. “Cattelan bagi saya adalah salah satu seniman terbesar generasi kita, dan ini adalah salah satu karya paling ikonik darinya,” tegas Galperin kepada The New York Times.
**Konteks dalam Sejarah Seni Kontemporer**
“America” sering diperbandingkan dengan “Fountain” (1917) karya Marcel Duchamp, urinoir porselen yang merevolusi konsep seni kontemporer. Kedua karya menggunakan objek sanitasi untuk menantang batasan antara seni tinggi dan fungsi praktis.
Cattelan, yang dijuluki “badut dunia seni,” konsisten menghadirkan karya-karya yang mengkritisi absurditas modernitas. Toilet emasnya menjadi metafora tentang bagaimana masyarakat menilai sesuatu berdasarkan harga material, bukan substansi makna.
**Fenomena Pasar Seni Kontemporer**
Kesuksesan komersial karya Cattelan mencerminkan dinamika pasar seni kontemporer yang menghargai konsep radikal. Seniman ini sebelumnya juga mencatat rekor dengan “Comedian”—pisang yang ditempel dinding dengan lakban—terjual 6,2 juta dolar kepada kolektor aset kripto.
**Simbolisme Kesetaraan Universal**
Meski dikemas dalam kemewahan ekstrem, toilet emas paradoksnya menyampaikan pesan kesetaraan fundamental manusia. Setiap individu, tanpa memandang status sosial atau kekayaan, memiliki kebutuhan biologis yang sama.
**Proyeksi Hasil Lelang**
Mengingat rekam jejak karya Cattelan dan tren penghargaan terhadap seni konseptual, “America” berpotensi mencetak rekor baru dalam kategori instalasi seni kontemporer. Faktor kelangkaan, mengingat versi lain hilang dicuri, semakin menambah daya tarik investasi.
**Kritik Sosial Melalui Medium Seni**
Karya ini menggambarkan kritik Cattelan terhadap fetisisme kemewahan dalam masyarakat kapitalis. Dengan menempatkan emas—simbol kekayaan—pada objek yang diasosiasikan dengan hal profan, seniman mempertanyakan hierarki nilai yang artifisial.
**Responsibilitas Institusi dan Keamanan**
Pencurian di Blenheim Palace menimbulkan diskusi tentang keamanan karya seni bernilai tinggi dan tanggung jawab institusi dalam melindungi warisan budaya. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi museum dan galeri dalam mengelola instalasi kontroversial.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: