DOBO – Aktivitas seismik dengan kekuatan Magnitudo 5,3 mengguncang kawasan Kepulauan Aru, Maluku, pada Rabu dini hari (12/11/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa yang bersumber dari dasar laut ini tidak memiliki potensi menghasilkan gelombang tsunami.
Kejadian seismik tersebut tercatat pada pukul 04.23.32 WIB dengan lokasi episenter berada di koordinat 5,35° Lintang Selatan dan 133,88° Bujur Timur. Pusat gempa teridentifikasi di perairan sekitar 59 kilometer arah barat laut Kepulauan Aru dengan kedalaman hiposenter 32 kilometer.
**Klasifikasi Gempa Dangkal dengan Mekanisme Sesar Normal**
Klasifikasi kedalaman gempa menempatkan kejadian ini dalam kategori shallow earthquake atau gempa dangkal. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa aktivitas seismik ini disebabkan oleh deformasi struktural batuan kerak bumi di regional yang dikenal sebagai Zona Graben Aru.
“Gempa bumi di Kepulauan Aru ini jelas merupakan akibat dari aktivitas deformasi di Zona Graben Aru. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” ungkap Daryono dalam statement resmi BMKG.
**Karakteristik Tektonik dan Proses Geological**
Mekanisme normal fault mengindikasikan terjadinya pergerakan vertikal dimana massa batuan di sisi atas bidang patahan bergerak menurun relatif terhadap massa batuan di sisi bawah. Fenomena ini menunjukkan adanya gaya ekstensional atau tensional yang bekerja pada struktur kerak bumi di wilayah tersebut.
Zona Graben Aru merupakan struktur geologis yang terbentuk akibat proses rifting atau peregangan kerak bumi. Karakteristik graben ditandai dengan adanya lembah struktural yang terbentuk karena penurunan blok batuan yang dibatasi oleh sistem sesar normal pada kedua sisinya.
**Analisis Potensi Bahaya dan Dampak**
Meskipun gempa terjadi di lingkungan marine dengan magnitude yang cukup signifikan, BMKG menegaskan tidak adanya potensi tsunami berdasarkan evaluasi parameter seismologis. Faktor-faktor seperti kedalaman fokus, mekanisme sumber, dan karakteristik displacement vertikal dasar laut menjadi pertimbangan dalam assessment tsunami hazard.
Lokasi episenter yang berada di perairan dengan jarak sekitar 59 kilometer dari daratan terdekat juga meminimalkan potensi dampak langsung terhadap infrastruktur dan pemukiman di Kepulauan Aru.
**Konteks Seismotektonik Regional Maluku**
Kepulauan Aru berada dalam konteks tektonik yang kompleks dimana bertemunya beberapa lempeng tektonik besar. Wilayah ini merupakan bagian dari sistem Back-Arc yang terbentuk akibat proses subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia melalui palung Banda.
Aktivitas seismik di region ini umumnya terkait dengan proses akomodasi stress akibat konvergensi lempeng dan deformasi internal dalam zona Back-Arc. Zona Graben Aru sendiri merupakan manifestasi dari proses extensional tectonics yang menghasilkan struktur horst-graben characteristic.
**Sistem Monitoring dan Early Warning**
BMKG mengoperasikan jaringan seismometer komprehensif yang memungkinkan deteksi real-time dan analisis rapid terhadap aktivitas gempa bumi. Data seismik diproses menggunakan sistem otomatis yang dapat menentukan parameter gempa dalam hitungan menit setelah kejadian.
Informasi gempa kemudian disebarluaskan melalui berbagai kanal komunikasi termasuk media sosial, aplikasi mobile, dan sistem peringatan dini untuk memastikan masyarakat mendapat informasi akurat dengan cepat.
**Implikasi untuk Preparedness dan Mitigasi**
Meskipun gempa ini tidak menimbulkan dampak signifikan, kejadian ini mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan gempa. Kepulauan Aru dan sekitarnya memiliki seismic hazard level yang perlu menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan dan disaster preparedness.
Educational outreach mengenai earthquake safety dan tsunami awareness tetap penting untuk dilakukan secara berkelanjutan guna meningkatkan resilience komunitas terhadap potensi bencana geological.
**Monitoring Berkelanjutan dan Research Needs**
Aktivitas seismik di Zona Graben Aru akan terus dipantau untuk memahami karakteristik seismogenesis dan pola temporal earthquake occurrence. Data seismik berkualitas tinggi sangat penting untuk pengembangan model hazard assessment yang lebih akurat.
Research collaboration antara institusi akademik dan operational agencies seperti BMKG dapat memberikan kontribusi signifikan dalam advancing understanding tentang complex tectonics di eastern Indonesia dan improving early warning capabilities.
Continuous monitoring juga essential untuk detecting any changes dalam seismic pattern yang mungkin mengindikasikan evolusi stress state atau potential for larger seismic events dalam future.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: