BRIN Buka Suara soal BBM Nabati Bobibos: Apresiasi, tapi Minta Pembuktian di Lab

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan respons positif terhadap peluncuran Bobibos, bahan bakar nabati dari limbah jerami yang diklaim ramah lingkungan dengan nilai oktan mencapai RON 98,1. Namun, lembaga riset nasional ini menekankan pentingnya verifikasi scientific.

Peneliti PR Konversi dan Konservasi Energi BRIN, Hari Setyapraja, menyatakan apresiasi institusinya terhadap terobosan teknologi energi terbarukan ini. Produk yang diperkenalkan pada 11 November 2025 tersebut disebut menggunakan limbah jerami sebagai bahan baku utama.

“Kami sebagai institusi riset sangat mengapresiasi peluncuran ini. Terobosan seperti ini memang diperlukan untuk pengembangan energi alternatif,” ungkap Hari ketika dihubungi, Jumat (14/11).

**Urgensi Dukungan Kajian Scientific**

Meski memberikan dukungan, BRIN menegaskan bahwa setiap inovasi memerlukan backing scientific yang komprehensif. Validasi ini dinilai krusial untuk memastikan proses dapat direproduksi dan distandardisasi secara konsisten.

Hari menjelaskan bahwa penelusuran scientific harus mencakup keseluruhan tahapan, mulai dari raw material hingga produk final. “Proses ini harus dikaji secara scientific untuk memahami bagaimana hasil produknya dan memastikan repeatability,” terangnya.

BRIN belum dapat memberikan assessment detail mengenai teknologi Bobibos karena belum ada komunikasi langsung dengan tim pengembang. Institusi riset ini menjaga objektifitas penilaian dengan menghindari komentar spesifik sebelum melakukan pengujian langsung.

**Evaluasi Klaim RON 98**

Terkait klaim nilai oktan RON 98,1, peneliti BRIN menilai angka tersebut realistic jika produk akhir yang dihasilkan merupakan bioetanol. “Bioetanol memiliki RON tinggi. RON 98 sangat memungkinkan, bahkan bisa lebih tinggi,” kata Hari.

Penilaian ini didasarkan pada karakteristik bioetanol yang secara alamiah memiliki research octane number superior dibandingkan fossil fuel konvensional. Namun, validasi laboratorium tetap diperlukan untuk konfirmasi definitif.

BRIN sebelumnya telah melakukan kajian konversi biomassa menjadi bahan bakar dan mengidentifikasi challenges terkait rendemen produksi. Inovasi Bobibos dinilai berpotensi mengatasi kendala yang ditemui dalam riset terdahulu.

**Proses Validasi dan Standardisasi**

Hari menekankan bahwa klaim scientific harus dibuktikan melalui testing laboratorium yang reproducible. “Klaim satu proses harus divalidasi dan direpeat di lab lain dengan hasil sama untuk memastikan proses stabil,” jelasnya.

BRIN saat ini berusaha establish komunikasi dengan tim Bobibos untuk memfasilitasi proses verifikasi. Upaya ini merupakan bagian dari commitment lembaga untuk supporting dan protecting inovasi lokal di sektor energi terbarukan.

Validasi yang comprehensive diperlukan untuk memastikan teknologi dapat scaled up untuk implementasi komersial. Aspek sustainability, efficiency, dan environmental impact akan menjadi fokus utama dalam assessment BRIN.

**Tantangan Teknologi Biomassa**

Dalam kajian sebelumnya terkait pemanfaatan jerami, BRIN mengidentifikasi problematic di sisi rendemen untuk pengembangan teknologi proses yang lebih efisien. Challenge ini menjadi homework dalam konversi biomassa menjadi fuel grade products.

Inovasi seperti Bobibos diharapkan dapat contributing dalam solving technological challenges tersebut. BRIN optimistic bahwa collaboration dengan innovator lokal akan accelerate pengembangan teknologi biomassa di Indonesia.

**Komitmen Perlindungan Inovasi Lokal**

Sebagai bentuk appreciation, BRIN berkomitmen membantu verifikasi dan protecting produk hasil inovasi domestik. Dukungan ini mencakup technical assistance, standardization, dan facilitation untuk scale-up production.

“Ini salah satu bentuk apresiasi kami, akan berusaha melindungi produk hasil inovasi dan membantu memverifikasi,” tegasnya.

BRIN berharap inovasi Bobibos dapat memberikan kontribusi signifikan dalam diversifikasi sumber energi nasional dan reduction dependency terhadap fossil fuels. Collaboration antara research institutions dan innovators dinilai crucial untuk accelerating transition menuju clean energy.

**Prospek Energi Terbarukan Indonesia**

Pengembangan BBM nabati dari agricultural waste seperti jerami sejalan dengan national energy policy yang memprioritaskan renewable energy sources. Indonesia memiliki abundant biomass resources yang berpotensi dikonversi menjadi alternative fuels.

Success story Bobibos, jika tervalidasi secara scientific, dapat menjadi model untuk development similar innovations menggunakan local feedstock lainnya. Hal ini akan strengthening Indonesia’s position dalam global renewable energy market.

BRIN melihat momentum ini sebagai opportunity untuk intensifying research collaboration dengan private sector innovators dalam mengakselerasi commercialization advanced biofuel technologies di tanah air.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Pergulatan Transisi Energi Berkeadilan: Satu Isu Beragam Dilema

Perencanaan Pembangunan, Keuangan, dan Transisi Energi Daerah