Bumi Miring 80 Cm dalam 17 Tahun Terakhir, Ilmuwan: Penyebabnya Manusia

SEOUL – Penelitian mengejutkan mengungkap bahwa aktivitas manusia telah menyebabkan pergeseran rotasi Bumi sejauh 80 sentimeter dalam kurun waktu kurang dari dua dekade. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters ini mengidentifikasi pemompaan air tanah secara masif sebagai penyebab utama fenomena tersebut.

Ki-Weon Seo, ahli geofisika dari Seoul National University yang memimpin riset ini, menjelaskan bahwa redistribusi air tanah ternyata memberikan dampak paling signifikan terhadap pergeseran kutub rotasi Bumi dibandingkan faktor-faktor iklim lainnya.

**Efek Beban pada Gasing Raksasa**

Para peneliti mengibaratkan dampak perpindahan air di permukaan Bumi seperti menambahkan beban kecil pada gasing yang sedang berputar, yang mengakibatkan perubahan pola rotasi planet. Fenomena ini secara langsung berkontribusi pada kenaikan muka laut sebesar 0,24 inci dan memperparah dampak perubahan iklim global.

Analisis data dari periode 1993 hingga 2010 menunjukkan bahwa ekstraksi 2.150 gigaton air tanah – terutama untuk keperluan irigasi dan konsumsi manusia – telah mengubah kemiringan aksial Bumi. Air tanah yang dipompa ini pada akhirnya mengalir ke lautan, mengubah distribusi massa planet secara keseluruhan.

**Model Akurat Hanya dengan Data Air Tanah**

Tim riset melakukan pemodelan berbagai skenario perubahan yang diamati dalam pergeseran kutub rotasi dan pergerakan air di planet ini. Hasil menunjukkan bahwa satu-satunya model yang sesuai dengan pergeseran aktual adalah model yang memasukkan data distribusi 2.150 gigaton air tanah.

Surendra Adhikari, ilmuwan peneliti di NASA’s Jet Propulsion Laboratory yang pernah terlibat dalam studi serupa pada 2016, mengapresiasi temuan ini. “Mereka berhasil mengukur peran pemompaan air tanah pada gerakan kutub, dan dampaknya cukup signifikan,” komentarnya.

**Lokasi Geografis Menentukan Dampak**

Penelitian mengungkap bahwa lokasi perpindahan air sangat menentukan besarnya efek terhadap rotasi Bumi. Pemindahan air dari wilayah lintang tengah memberikan pengaruh paling besar, sehingga intensitas ekstraksi air dari Amerika Utara bagian barat dan India bagian barat laut memainkan peran kunci dalam mengubah kemiringan planet.

“Kutub rotasi Bumi sebenarnya mengalami banyak perubahan,” ujar Seo. “Riset kami membuktikan bahwa di antara berbagai penyebab terkait iklim, redistribusi air tanah justru memiliki dampak terbesar pada pergeseran kutub rotasi.”

**Implikasi untuk Konservasi dan Mitigasi Iklim**

Temuan ini memberikan wawasan baru yang krusial bagi upaya konservasi dan penanganan perubahan iklim. Dengan mengetahui dampak pasti pergerakan air dalam periode yang relatif singkat (1993-2010), data ini dapat membantu konservasionis memahami strategi yang tepat untuk mengatasi kenaikan muka laut dan permasalahan iklim lainnya.

“Pengamatan terhadap perubahan kutub rotasi Bumi sangat berguna untuk memahami variasi penyimpanan air dalam skala benua,” tambah Seo.

Studi ini menegaskan bahwa dampak aktivitas manusia terhadap sistem planet jauh lebih kompleks dan luas daripada yang sebelumnya dipahami. Penelitian menunjukkan bagaimana tindakan manusia tidak hanya mempengaruhi lingkungan lokal, tetapi juga dapat mengubah karakteristik fisik dasar planet Bumi itu sendiri.

Penemuan bahwa pemompaan air tanah dapat menggeser rotasi Bumi dalam skala yang terukur membuka perspektif baru tentang pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan untuk menjaga stabilitas sistem planet secara keseluruhan.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Manusia dan Air dalam Senjang Pembangunan di Indonesia

Bumi yang Tak Dapat Dihuni

Ensiklopedia Kisah Planet Bumi