NOTTINGHAM – Mitos lama yang menyatakan mandi terlalu sering dapat memperparah eksim (dermatitis atopik) dipatahkan oleh penelitian terbaru. Studi dari Universitas Nottingham yang melibatkan lebih dari 400 penderita eksim membuktikan bahwa frekuensi mandi tidak berdampak pada tingkat keparahan gejala, asalkan langkah perawatan kelembaban kulit dilakukan dengan tepat.
Tim peneliti membagi partisipan secara acak menjadi dua grup. Grup pertama melakukan rutinas mandi harian atau berendam lebih dari enam kali per minggu, sedangkan grup kedua hanya mandi satu hingga dua kali seminggu. Hasil pengamatan selama empat minggu menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam gejala eksim antara kedua kelompok.
**Mematahkan Teori Kehilangan Air Transepidermal**
Temuan ini menguatai asumsi dermatolog terdahul yang menyatakan mandi berlebihan dapat menyebabkan kehilangan air transepidermal. Kondisi ini terjadi ketika kelembaban menguap dari permukaan kulit basah, memicu kekeringan kulit dan flare-up eksim.
Tanya Evans, dokter kulit yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa hasil studi memberikan kebebasan bagi penderita eksim dalam menentukan frekuensi mandi. “Anda bebas memilih rutinitas mandi harian atau mingguan tanpa khawatir salah satu pilihan akan memperparah kondisi eksim,” ungkapnya.
**Kunci Utama: Rutinitas Pelembaban Pasca-Mandi**
Meskipun frekuensi mandi terbukti tidak bermasalah, para ahli dermatologi menekankan satu aspek krusial yang wajib diperhatikan penderita eksim: menjaga kelembaban kulit segera setelah mandi.
Oyetewa Asempa, asisten profesor dermatologi di Baylor College of Medicine di Houston, menegaskan konsistensi temuan ini dengan riset-riset sebelumnya. “Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mandi harian tidak meningkatkan risiko kambuhnya eksim, khususnya jika pelembap diaplikasikan segera setelah berendam atau mandi,” jelasnya.
**Protokol Mandi yang Direkomendasikan**
Evans merekomendasikan beberapa protokol mandi yang ideal bagi penderita eksim:
– Gunakan air hangat, hindari air terlalu panas
– Batasi durasi mandi atau berendam maksimal 10-15 menit
– Pilih produk pembersih yang lembut dan bebas pewangi
– Aplikasikan pelembap segera setelah mandi untuk mengunci kelembaban kulit
Dokter Evans menekankan bahwa selama rutinitas perawatan kulit dilakukan dengan konsisten, frekuensi mandi tidak akan berpengaruh signifikan terhadap keparahan eksim.
**Keterbatasan Riset dan Prospek Penelitian Lanjutan**
Meskipun hasil penelitian ini memberikan harapan baru bagi penderita eksim, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Studi ini hanya melakukan observasi selama empat minggu, sehingga belum dapat menggambarkan dampak jangka panjang dari rutinitas mandi harian terhadap penderita eksim.
Belum diketahui pula bagaimana pengaruh mandi harian pada penderita eksim dalam kondisi iklim yang berbeda-beda. Penelitian lebih lanjut dengan durasi lebih panjang dan variasi kondisi lingkungan diperlukan untuk memperkuat temuan ini.
**Implikasi Klinis yang Signifikan**
Hasil penelitian yang dijuluki “Studi Mandi Eksim” ini memberikan dampak signifikan bagi praktik dermatologi dan kualitas hidup penderita eksim. Selama ini, banyak pasien membatasi frekuensi mandi karena kekhawatiran akan memperburuk kondisi kulit mereka.
Dengan bukti ilmiah baru ini, penderita eksim dapat menjalani rutinitas kebersihan yang lebih fleksibel tanpa rasa cemas, asalkan tetap memperhatikan aspek fundamental perawatan kulit seperti penggunaan pelembap dan produk pembersih yang tepat.
Penelitian ini juga menekankan pentingnya edukasi pasien tentang teknik perawatan kulit yang benar, yang terbukti lebih berpengaruh daripada frekuensi mandi dalam mengelola gejala eksim.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: