Bahaya Mikroplastik di Udara dan Air Hujan, Bisa Ancam Kesuburan

SURABAYA – Riset terkini mengungkap ancaman berlapis yang ditimbulkan mikroplastik yang kini mengontaminasi udara dan air hujan, termasuk di Kota Surabaya. Partikel berukuran mikro ini tidak hanya merusak fungsi sel secara langsung, tetapi juga bertindak sebagai pembawa zat-zat kimia berbahaya ke dalam jaringan tubuh manusia, menciptakan kombinasi berisiko yang dapat memicu kanker hingga menurunkan kesuburan.

Kota Surabaya berada di peringkat ke-6 dengan kontaminasi mikroplastik pada udara dan air hujan sebanyak 12 partikel/90 cm2/2 jam. Data ini berasal dari riset yang dilakukan peneliti dan aktivis lingkungan Jaringan Gen Z Jatim Tolak Plastik Sekali Pakai (Jejak), Komunitas Growgreen, River Warrior dan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) di 18 kota Indonesia.

**Mikroplastik Menyusup ke Jaringan Vital Tubuh**

Juru Kampanye Ecoton, Jofany Ahmad Arianto, memaparkan bahwa kontaminasi mikroplastik kini telah terdeteksi menyebar ke berbagai jaringan vital manusia.

“Kami mendeteksi partikel PET dan PE dalam berbagai jaringan tubuh manusia, termasuk aliran darah, paru-paru, plasenta dan cairan amnion, saluran pencernaan, serta jaringan otak,” ungkap Jofany Ahmad Arianto, Selasa (18/11/2024).

Jofany menjelaskan, tingginya temuan jenis partikel PET (polyethylene terephthalate) dan PE (polyethylene) menunjukkan besarnya konsumsi masyarakat terhadap kemasan plastik sekali pakai.

PET, yang umumnya terdapat pada botol minuman dan serat tekstil poliester, mudah mengalami fragmentasi. Fragmen PET berpotensi melepaskan aditif berbahaya, seperti antimony trioxide, yang secara signifikan meningkatkan risiko toksisitas.

**Ancaman Jangka Panjang pada Generasi Mendatang**

Bahaya terbesar muncul dari paparan jangka panjang. Menurut Jofany, kondisi tersebut akan memberikan dampak serius bagi kesehatan masyarakat.

“Ini akan sangat berbahaya bagi masyarakat dalam paparan jangka panjang, ini juga berpotensi mengancam kesehatan bagi generasi masa depan,” tegasnya.

**Mekanisme Kerusakan Seluler**

Kepala Laboratorium Ecoton, Rafika Aprilianti, merinci mekanisme bagaimana partikel PET dan PE merusak kesehatan di tingkat seluler. Mikroplastik dari air hujan dan udara ini mampu menempel pada membran sel dan mengganggu fungsi vitalnya.

Penempelan partikel memicu serangkaian gangguan serius, meliputi penuaan sel, stres, peradangan apoptosis, gangguan fungsi mitokondria, dan perubahan metabolisme sel.

Rafika menegaskan, efek berantai ini meningkatkan risiko terhadap penyakit kronis.

“Kombinasi efek tersebut berpotensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, gangguan metabolik, penurunan kesuburan, serta kanker,” jelasnya.

**Mikroplastik sebagai Pembawa Racun**

Selain efek fisik pada sel, mikroplastik juga berfungsi sebagai kendaraan pembawa bahan kimia toksik yang terperangkap. Bahan kimia ini mencakup bisphenols, phthalates, dioxins, hingga logam berat berbahaya seperti timbal, kadmium, dan merkuri.

Zat-zat kimia ini dapat terlepas ke dalam tubuh manusia dan menimbulkan efek toksik tambahan.

“Mikroplastik bekerja ganda. Mereka mencederai sel dan sekaligus membawa racun. Kombinasi ini sangat berbahaya bagi kesehatan,” ujar ahli tersebut, memperingatkan bahwa tanpa langkah mitigasi segera, ancaman kesehatan bagi warga perkotaan akan terus meningkat.

**Urgensi Tindakan Preventif**

Temuan ini menunjukkan pentingnya upaya mitigasi segera untuk mengurangi paparan mikroplastik. Kontaminasi yang telah mencapai jaringan vital tubuh manusia mengindikasikan bahwa pencemaran plastik telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.

Para peneliti menekankan perlunya tindakan komprehensif dari berbagai pihak, mulai dari pengurangan penggunaan plastik sekali pakai hingga peningkatan sistem pengelolaan limbah plastik yang lebih efektif.

Kondisi ini juga menuntut kesadaran masyarakat akan bahaya jangka panjang dari pencemaran mikroplastik yang tidak hanya mengancam kesehatan individu, tetapi juga keberlanjutan kesehatan generasi mendatang.

**Dampak Sistemik pada Kesehatan Perkotaan**

Penelitian ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana pencemaran lingkungan di area perkotaan dapat berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Keberadaan mikroplastik di udara dan air hujan menunjukkan bahwa polusi ini tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil riset di 18 kota Indonesia ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun kebijakan yang lebih ketat terkait penggunaan plastik dan pengelolaan limbahnya.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Sel: Eksplorasi Kedokteran dan Manusia Baru