Ibu Wajib Tahu: Daging Sapi Vs Nabati Pengaruhi ASI untuk Perkembangan Bayi

AUSTIN – Nutrisi yang diperoleh bayi selama masa awal kehidupan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, sistem imun, dan perkembangan otak. Makanan yang dikonsumsi ibu akan memengaruhi kandungan nutrisi dalam air susu ibu (ASI) yang vital bagi kebutuhan bayi.

Ketika ibu mengubah menu makanannya, kandungan dalam ASI juga akan berubah dengan cepat. Hal ini terungkap para ilmuwan dalam studi klinis yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition.

Para peneliti menyebutkan, perubahan makanan dari protein tinggi lemak seperti daging sapi ke protein olahan nabati dapat mengubah komposisi lemak penting dalam ASI hanya dalam waktu enam hari.

**Perubahan Drastis Hanya dengan Ganti Jenis Protein**

Penelitian ini membandingkan dua pola makan yang hanya berbeda pada jenis protein. Satu kelompok ibu mengonsumsi makanan yang berpusat pada daging sapi utuh, sementara kelompok lain mengonsumsi makanan olahan nabati.

Menu makanan lainnya tetap berupa bahan utuh, tidak diproses, dan sesuai dengan pedoman nutrisi. Para peneliti merancang makanan secara teliti di dapur metabolik, memastikan makronutrien stabil dan total lemak setara di kedua pola makan.

Para ibu mengikuti setiap diet selama enam hari, diselingi periode jeda. Sampel ASI yang dikumpulkan di akhir setiap fase menunjukkan perbedaan jelas terhadap struktur lemak dari makanan itu sendiri.

Perubahan ini terjadi meskipun berat badan ibu, pola nafsu makan, dan produksi ASI tetap stabil. Bayi pun mengonsumsi jumlah ASI yang sama di kedua kondisi.

“Kami sudah tahu bahwa ASI mencerminkan apa yang dimakan ibu. Namun kami terkejut dengan perubahan yang sangat cepat hanya karena perubahan protein,” kata Dr. Marissa Burgermaster dari Dell Medical School.

**Pola Perubahan Lemak yang Terdeteksi**

Perubahan lemak yang terdeteksi menunjukkan korelasi langsung antara makanan yang dikonsumsi ibu dan jenis lemak yang muncul di ASI:

**Kenaikan Lemak Jenuh Minyak Tropis:** Protein nabati meningkatkan lemak jenuh minyak tropis dalam ASI. Asam laurat dan asam miristat naik drastis. Lemak ini berasal dari minyak kelapa olahan yang digunakan dalam produk pengganti daging untuk meniru lemak sapi.

**Penurunan LCPUFA:** Sebaliknya, asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang (Long-chain polyunsaturated fatty acids – LCPUFA) yang secara alami ditemukan dalam daging sapi, menurun dalam ASI selama fase diet nabati.

Lemak-lemak ini termasuk ARA dan prekursornya, yang berkontribusi pada perkembangan otak bayi dan mendukung jalur kekebalan awal. Substitusi nabati tidak mengandung lemak rantai panjang ini dan kandungan dalam ASI berkurang drastis.

**Respons Cepat ASI terhadap Jenis Lemak**

Pola ini membuktikan bahwa ASI merespons dengan cepat jenis lemak yang dikonsumsi ibu, bukan hanya jumlah total lemak. Lemak rantai pendek dari substitusi muncul dengan cepat, sementara lemak rantai panjang yang hilang dari substitusi juga menurun dengan cepat.

“Penelitian ini penting bagi ibu menyusui bahwa makanan alternatif nabati ultra-proses tidak setara secara nutrisi dibanding makanan berprotein tinggi seperti daging sapi,” tambah Dr. Burgermaster.

**Dampak terhadap Kesehatan dan Pilihan Makanan**

Meskipun substitusi nabati seringkali memiliki label nutrisi yang setara dengan daging sapi (terutama untuk total lemak dan protein), struktur dan panjang rantai lemak mereka berbeda.

Minyak kelapa membawa rantai jenuh yang lebih pendek, sedangkan daging sapi membawa rantai yang lebih panjang ditambah LCPUFA alami. ASI sangat sensitif terhadap perbedaan ini.

Penurunan ARA, yang membantu membentuk struktur saraf dan mendukung perkembangan kekebalan bayi, dalam jendela waktu singkat ini menunjukkan bahwa penggunaan substitusi dalam jangka panjang mungkin memperburuk efek ini.

**Implikasi bagi Pemilihan Makanan Ibu Menyusui**

“Sebagai ilmuwan nutrisi perilaku, saya selalu memikirkan bagaimana pilihan makanan berinteraksi dengan kesehatan, identitas, dan akses,” ujar Dr. Burgermaster, penulis utama studi.

“Kami tidak mengatakan satu makanan itu ‘baik’ atau ‘buruk,’ tetapi kami ingin orang tahu bahwa bahkan makanan dengan ‘fakta nutrisi’ yang serupa memiliki perbedaan penting.”

**Signifikansi untuk Perkembangan Bayi**

Mengingat lipid ASI menyumbang hampir setengah dari asupan energi bayi, pergeseran sederhana dalam profil asam lemak dapat memengaruhi perkembangan.

Penelitian ini menyoroti perlunya membedakan antara makanan yang terlihat serupa pada label nutrisi, tetapi berperilaku berbeda di dalam tubuh.

**Rekomendasi untuk Ibu Menyusui**

Temuan ini memberikan panduan penting bagi ibu menyusui dalam memilih sumber protein. Meskipun protein nabati tidak sepenuhnya buruk, penting untuk memahami dampaknya terhadap komposisi ASI.

Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu ibu menyusui merencanakan pola makan yang optimal untuk mendukung kualitas ASI terbaik bagi perkembangan bayi.

**Keterbatasan dan Penelitian Lanjutan**

Meskipun penelitian ini memberikan wawasan berharga, diperlukan studi jangka panjang untuk memahami dampak berkelanjutan dari perbedaan komposisi lemak ASI terhadap perkembangan bayi.

Penelitian lanjutan juga perlu mengeksplorasi cara mengoptimalkan pola makan nabati agar dapat memberikan profil lemak yang lebih mendukung kualitas ASI.

Studi ini telah dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition dan memberikan kontribusi penting bagi pemahaman nutrisi ibu dan bayi.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil