Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi melanda berbagai wilayah Indonesia sepanjang November 2025. Ancaman utama adalah banjir rob di area pesisir yang dipicu fenomena supermoon Beaver pada 5 November mendatang.

Fenomena Bulan Purnama Beaver merupakan kondisi ketika Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi sejak 2019, menyebabkan satelit alami ini tampak lebih besar dan bercahaya lebih terang dari biasanya.

**Mekanisme Perigee dan Dampak Pasang Maksimum**

“Adanya fenomena Fase Perigee dan Bulan Purnama pada tanggal 5 November 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” ungkap BMKG melalui akun media sosial resminya, Sabtu (1/11/2025).

Berdasarkan monitoring data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi terjadi di 18 wilayah pesisir Indonesia dengan periode dan intensitas yang berbeda-beda.

**Wilayah Sumatera: Aceh hingga Lampung Terancam**

Pesisir Aceh menghadapi risiko banjir rob pada 4-10 November 2025, meliputi wilayah Meulaboh, Tapaktuan, Bireun, dan Lhokseumawe. Sementara Sumatera Utara berpotensi mengalami genangan pada 2-10 November, khususnya daerah Medan Belawan, Medan Labuhan, dan Medan Marelan.

Pesisir Sumatera Barat diprediksi terdampak pada 18-21 November, mencakup Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Kepulauan Mentawai.

**Kepulauan Riau dan Bangka Belitung Waspada Periode Panjang**

Kepulauan Riau menghadapi periode rawan terpanjang, dari 31 Oktober hingga 16 November. Batam terancam pada 31 Oktober serta 5-11 November, sedangkan Dabo Singkep pada 9-16 November. Karimun, Bintan, dan Tanjung Pinang juga masuk zona waspada dengan periode berbeda.

Kepulauan Bangka Belitung berpotensi mengalami banjir rob pada 31 Oktober hingga 15 November, dengan puncak ancaman pada 7-15 November untuk kedua pulau utama.

**Pulau Jawa: Jakarta hingga Bali Siaga Tinggi**

Pesisir Banten menghadapi ancaman pada 4-11 November, meliputi wilayah Tangerang Utara, Serang Utara, serta pesisir barat dan selatan Pandeglang hingga Lebak Selatan.

Jakarta berpotensi mengalami banjir rob pada 3-12 November di seluruh area pesisir, mulai dari Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, hingga Tanjung Priok dan Penjaringan.

Jawa Barat menghadapi periode rawan 31 Oktober-16 November, dengan pesisir utara (Subang, Indramayu, Cirebon) dan pesisir selatan (Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran) memiliki jadwal ancaman berbeda.

**Jawa Tengah dan Timur Hadapi Ancaman Berkelanjutan**

Pesisir Jawa Tengah berpotensi terdampak pada 1-16 November, dengan Semarang, Demak, Pekalongan, Brebes, Tegal, dan Pemalang mengalami dua gelombang ancaman.

Jawa Timur menghadapi risiko pada 1-15 November, terutama Surabaya (pelabuhan dan timur) pada 4-9 November, serta Gresik, Lamongan, Tuban, dan Kalianget Pamekasan pada periode terpisah.

**Bali hingga Nusa Tenggara**

Pesisir selatan Bali, meliputi Gianyar, Kuta, Tabanan, Klungkung, dan Karangasem, berpotensi mengalami banjir rob pada 5-9 November. Nusa Tenggara Barat menghadapi periode paling panjang, 3-26 November, khususnya wilayah Lombok dan Bima.

**Kalimantan: Utara hingga Selatan Terdampak**

Kalimantan Utara berpotensi mengalami banjir rob pada 4-10 November di perairan Tarakan, Tanjung Selor, dan Nunukan-Sebatik. Kalimantan Selatan menghadapi ancaman sepanjang November dengan intensitas tertinggi pada tiga gelombang: 1-13, 7-16, dan 21-30 November.

Pesisir Pontianak, Kalimantan Barat, berpotensi terdampak pada 7-15 November.

**Sulawesi Utara dan Maluku dalam Zona Rawan**

Seluruh pesisir Sulawesi Utara, mulai dari Bolaang Mongondow hingga Kepulauan Talaud, menghadapi ancaman pada 4-7 November. Sementara Maluku berpotensi mengalami banjir rob pada 2-12 November, dengan Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, hingga Kepulauan Aru dan Tanimbar masuk zona waspada.

**Imbauan Kesiapsiagaan Multi-Sektor**

BMKG mengimbau masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir pantai untuk meningkatkan kewaspadaan. Banjir rob berpotensi mengganggu aktivitas bongkar muat pelabuhan, pemukiman pesisir, serta operasional tambak garam dan perikanan.

**Dampak Gravitasi Lunar terhadap Pasang Surut**

Fenomena supermoon memperkuat gaya gravitasi Bulan terhadap massa air di Bumi, mengakibatkan amplitudo pasang surut yang lebih ekstrem dibandingkan kondisi normal. Efek ini terutama signifikan di wilayah pesisir dengan topografi datar dan sistem drainase terbatas.

**Koordinasi Mitigasi Bencana**

Peringatan dini ini memerlukan koordinasi antara BMKG, BNPB, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk memastikan kesiapsiagaan optimal. Langkah antisipatif mencakup pemantauan ketinggian air, penyiapan jalur evakuasi, dan sosialisasi kepada komunitas pesisir.

**Variabilitas Regional Dampak Rob**

Intensitas dan durasi banjir rob bervariasi antar wilayah tergantung karakteristik geografis, bathimetri perairan, dan kondisi infrastruktur pesisir. Wilayah dengan elevasi rendah dan sistem drainase inadequate menghadapi risiko lebih tinggi.

**Historical Pattern Supermoon Impact**

Data historis menunjukkan supermoon secara konsisten memicu peningkatan ketinggian pasang maksimum hingga 20-30 sentimeter di atas normal, cukup signifikan untuk memicu genangan di area vulnerable, terutama saat bertepatan dengan musim


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Si Pamutung: Sebuah Pemukiman Kuno di Pedalaman Sumatera Utara

Sang Pembuka Gerbang