Apa Itu Golden Blood? Golongan Darah yang Hanya Dimiliki Kurang dari 50 Orang di Dunia

JAKARTA – Ada empat golongan darah yang umumnya dimiliki manusia, yaitu O, A, B, dan AB. Dari keempat golongan darah tersebut, golongan darah AB merupakan jenis yang langka. Di Indonesia, dari total 274 juta penduduk, hanya ada sekitar 3 juta orang dengan golongan darah AB.

Namun, ada jenis golongan darah lain di dunia yang jauh lebih langka daripada golongan darah AB, yaitu golden blood atau darah emas.

**Apa itu Darah Emas?**

Golden blood secara ilmiah dikenal sebagai Rh null (Rhesus null), dengan kurang dari 50 orang di dunia yang memilikinya. Kelangkaan ini dipicu oleh mutasi genetik yang sangat jarang terjadi.

Untuk memahami mengapa golden blood begitu langka, perlu dipahami dasar-dasar golongan darah. Darah dibagi menjadi empat golongan utama (A, B, AB, dan O) berdasarkan keberadaan antigen A dan B pada sel darah merah.

Selain antigen A dan B, terdapat protein lain yang disebut faktor Rh. Keberadaan atau ketiadaan satu antigen Rh spesifik—antigen Rh(D)—menentukan apakah golongan darah positif (+) atau negatif (-).

**Perbedaan dengan Golongan Darah Universal**

Golongan darah O negatif dikenal sebagai darah universal karena tidak memiliki antigen A, B, maupun Rh(D). Namun, golden blood (Rh null) tidak memiliki antigen Rh apa pun dari total 61 antigen Rh yang ada.

Orang dengan golongan darah ini tidak memiliki gen, atau mengalami mutasi pada gen, untuk membentuk protein Rh. Mutasi ini dikenal sebagai pewarisan resesif autosomal, di mana seseorang mewarisi dua salinan gen RHCE yang bermutasi, satu dari masing-masing orang tua.

**Sejarah Penemuan dan Prevalensi**

Kasus pertama darah emas diidentifikasi pada 1961 pada seorang perempuan Australia. Sejak saat itu, para ilmuwan memperkirakan hanya sekitar 1 dari 6 juta orang di seluruh dunia yang mengidapnya, dengan hanya 43 kasus yang terkonfirmasi hingga saat ini.

**Nilai Medis Tinggi**

Darah Rh null dianggap sebagai darah “universal” bagi semua golongan darah karena tidak memiliki antigen yang dapat memicu reaksi sistem kekebalan tubuh penerima. Ini berarti darah Rh null memiliki potensi besar untuk transfusi darah.

Selain transfusi, darah ini juga telah digunakan dalam penelitian biomedis, seperti dalam pengembangan obat berbasis imunoglobulin yang digunakan untuk mencegah Penyakit Rhesus—suatu kondisi di mana antibodi dalam darah ibu hamil menyerang sel darah bayi.

**Dilema Kesehatan Pemilik Darah Emas**

Meskipun demikian, pemilik golongan darah Rh null menghadapi beberapa masalah serius.

Pertama, jika pembawa Rh null membutuhkan transfusi darah, akan sangat sulit menemukan donor yang cocok. Darah lain tidak kompatibel karena akan mengandung sejumlah antigen Rh yang masih asing bagi pemilik darah emas.

Kedua, kondisi ini berkaitan dengan beberapa komplikasi kesehatan. Sel darah merah yang kekurangan protein Rh memiliki kelainan struktural yang dapat menyebabkannya mudah pecah atau “bocor”, yang berdampak pada kesehatan.

**Tantangan Medis Global**

Kelangkaan ekstrem darah emas menciptakan paradoks medis. Di satu sisi, darah ini sangat berharga untuk penelitian dan berpotensi membantu banyak pasien. Di sisi lain, pemiliknya menghadapi risiko tinggi jika memerlukan transfusi darah darurat.

Kondisi ini menegaskan pentingnya penelitian lanjutan tentang golongan darah langka dan pengembangan teknologi medis alternatif untuk mengatasi tantangan transfusi darah pada kasus-kasus ekstrem seperti golden blood.

Para ahli medis terus berupaya mengembangkan strategi penanganan yang lebih baik bagi individu dengan golongan darah ultra-langka ini, termasuk sistem penyimpanan darah khusus dan protokol medis darurat yang disesuaikan dengan kebutuhan unik mereka.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Hidup Gini-gini Aja, Nggak Apa-apa

Seri Klasik Semasa Kecil: Sersan Grung-Grung, Komplotan Daun Emas

Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa)