Apa Itu Hujan Meteor Geminid yang Puncaknya Besok? Ini Keunikan dan Karakteristiknya

Langit akan menyajikan salah satu pertunjukan astronomi tahunan paling spektakuler dengan hadirnya Hujan Meteor Geminid yang mencapai puncaknya pada 13-14 Desember 2024. Fenomena ini memiliki durasi yang relatif singkat namun dikenal dapat menghasilkan meteor-terang atau fireball yang memukau.

**Periode Aktif yang Terbatas**

Astronom Amatir Marufin Sudibyo menjelaskan bahwa aktivitas hujan meteor Geminid telah dimulai sejak 4 Desember dan akan berakhir pada 17 Desember 2024. Durasi Geminid tergolong pendek jika dibandingkan dengan hujan meteor lainnya yang umumnya berlangsung sebulan atau lebih.

**Usia Muda dalam Perspektif Astronomi**

Singkatnya periode aktif ini menunjukkan bahwa Geminid masih tergolong sangat muda dalam konteks astronomi. “Sehingga kolom debu-pasir yang menjadi sumbernya belum begitu melebar akibat gangguan gravitasi planet-planet,” ungkap Marufin.

**Sejarah Pengamatan yang Relatif Baru**

Hujan meteor Geminid pertama kali tercatat pada tahun 1862, atau sekitar 1,5 abad yang lalu. Usia ini sangat muda dibandingkan hujan meteor Perseida yang telah diamati selama 20 abad, atau Leonida yang sudah teramati sejak 10 abad silam.

**Meteoroid Berukuran Besar**

Karena usianya yang masih muda, sebagian meteoroid Geminida memiliki ukuran yang relatif besar, bahkan hingga seukuran kerikil. Kondisi inilah yang menyebabkan hujan meteor Geminida sering menghasilkan meteor-terang atau fireball yang spektakuler.

**Asal-usul dari Pecahan Asteroid**

Meteoroid Geminida berasal dari serpihan-serpihan hasil pecahnya komet atau tabrakan dua asteroid besar yang terjadi sekitar 2.000 tahun lalu. Sisa dari peristiwa tersebut kini membentuk tiga asteroid “anak” yang telah teridentifikasi: 3200 Phaethon, 2005 UD, dan 1999 YC.

**Peran 3200 Phaethon**

“Dari ketiga objek tersebut, hanya 3200 Phaethon yang diketahui memancarkan debu dan pasir saat mendekati Matahari hingga di sekitar titik perihelionnya,” kata Marufin.

**Dugaan Asteroid Kecil yang Belum Terdeteksi**

Para astronom spesialis meteor menduga masih terdapat asteroid-asteroid “anak” berukuran lebih kecil yang belum terdeteksi. “Hal ini karena skala pecahnya komet atau tabrakan dua asteroid itu luar biasa, sehingga mengemisikan debu-pasir 10 kali lipat lebih banyak dibanding yang dilepaskan 3200 Phaethon sendirian.”

**Karakteristik Kecepatan yang Unik**

Hujan meteor Geminid memiliki kecepatan yang relatif lambat saat memasuki atmosfer Bumi, yaitu mencapai 35 kilometer per detik. Kecepatan ini hanya sedikit lebih cepat dari rentang kecepatan kepingan asteroid yang jatuh ke Bumi, yakni 12-25 kilometer per detik.

**Intensitas Tinggi Meski Kecepatan Lambat**

Meskipun kecepatannya lambat, jumlah meteor Geminida relatif melimpah. Pada puncaknya, intensitas mencapai 150 meteor per jam berdasarkan Zenithal Hourly Rate (ZHR).

**Kepadatan Meteor yang Menawan**

Marufin menjelaskan bahwa jumlah meteor yang banyak dalam durasi singkat menyebabkan hujan meteor ini dikenal memiliki intensitas yang lebih padat. “Konsekuensinya bagi kita di Bumi, kita akan melihat meteor-meteor Geminida saling susul-menyusul di langit,” ujarnya.

**Ciri Khas Warna Putih Kekuningan**

Selain intensitasnya yang tinggi, meteor Geminida memiliki karakteristik warna yang khas, yaitu putih kekuningan. “Warna ini disebabkan oleh dua faktor: kecepatan yang relatif lambat dan komposisi meteoroid-nya yang lebih dominan batuan (siderolit) dengan kandungan nikel yang lebih rendah,” jelasnya.

**Fenomena Astronomi yang Dapat Diamati**

Puncak Hujan Meteor Geminid pada 13-14 Desember 2024 menawarkan kesempatan istimewa bagi pengamat langit untuk menyaksikan salah satu pertunjukan meteor terbaik dalam setahun. Kombinasi antara intensitas tinggi, durasi singkat, dan kemampuan menghasilkan fireball menjadikan Geminid sebagai fenomena yang tidak boleh dilewatkan.

**Perbedaan dengan Hujan Meteor Lainnya**

Keunikan Geminid terletak pada kombinasi karakteristiknya: durasi pendek, intensitas tinggi, kecepatan relatif lambat, dan kemampuan menghasilkan meteor terang. Hal ini membedakannya dari hujan meteor lain yang mungkin memiliki durasi lebih panjang namun intensitas lebih rendah.

**Signifikansi Ilmiah**

Pengamatan Hujan Meteor Geminid memberikan wawasan penting tentang evolusi sistem tata surya, khususnya tentang proses fragmentasi asteroid dan distribusi material di ruang angkasa. Usia yang relatif muda membuat Geminid menjadi objek studi yang menarik untuk memahami dinamika meteoroid di tata surya.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Seri Antariksa: Awas Serbuan Meteor