Apa Itu Ikan Sidat? Mirip Belut tapi Kandungan Omega-3 Kalahkan Salmon

Meskipun penampilannya mirip dan kerap disamakan dengan belut, Ikan Sidat (Anguilla bicolor) secara biologis merupakan spesies berbeda yang menyimpan potensi gizi mengejutkan. Ikan primadona di Jepang yang dikenal sebagai Unagi ini terbukti memiliki kandungan nutrisi yang jauh melampaui ikan salmon, selama ini dianggap sebagai sumber omega-3 premium.

**Potensi Gizi Premium Indonesia**

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Gadis Sri Haryani, menegaskan bahwa sidat adalah sumber daya perikanan strategis asal Indonesia yang menyimpan potensi gizi premium.

“Selama ini, kita selalu mengira salmon yang paling tinggi, ternyata sidat justru memiliki nilai gizi tertinggi,” kata Gadis dikutip dari laman resmi BRIN.

**Perbedaan Mendasar dengan Belut**

Perbedaan sidat dan belut terletak pada famili mereka. Belut termasuk famili Synbranchidae, sedangkan ikan Sidat famili Anguillidae. Dikutip dari laman DKPP Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, ikan sidat memiliki ciri fisik yang kontras dengan belut.

**Karakteristik Fisik Sidat**

**1. Struktur Sirip yang Sempurna**
Sidat memiliki sirip di bagian punggung, sirip dada, dan sirip dubur yang sempurna. Sirip dada yang terletak di belakang kepala bahkan membuat sidat dijuluki “belut bertelinga.” Sebaliknya, belut adalah ikan yang tidak memiliki sirip di bagian punggung, sirip dada, dan sirip dubur.

**2. Tekstur Kulit Berbeda**
Berbeda dengan belut yang kulitnya berlendir tanpa sisik, tubuh Ikan Sidat bersisik kecil-kecil yang membujur ke belakang, berkumpul dalam kelompok kecil.

**3. Karakteristik Warna**
Warna tubuh sidat cenderung abu-abu gelap pada punggung, sementara bagian dada dan perutnya berwarna keputihan.

**Keanekaragaman Spesies di Indonesia**

Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat tujuh jenis ikan sidat dari 18 jenis yang ada di dunia. Jenis tersebut dikelompokkan dalam dua macam, yakni sidat bersirip dorsal pendek dan sidat dorsal panjang.

Sidat bersirip dorsal pendek terdiri dari Anguilla bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Sementara sidat dorsal panjang adalah Anguilla borneensis, Anguilla marmorata, Anguilla celebensensis, Anguilla megastoma, dan Anguilla interioris.

**Perilaku dan Pola Makan**

Ikan sidat tergolong karnivora yang aktif pada malam hari (nokturnal). Di perairan umum, ikan ini memangsa berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting).

**Siklus Hidup yang Unik**

Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu ikan sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai.

Larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva ikan sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya (migrasi ikan).

Ikan sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan bermigrasi dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.

**Kandungan Nutrisi Superior**

Ikan Sidat menyimpan kandungan gizi yang jauh lebih tinggi daripada ikan salmon, terutama pada asam lemak omega-3 yang vital.

**Perbandingan DHA dan EPA**
– Kandungan DHA (asam dokosaheksaenoat) Ikan Sidat: 1.337 mg per 100 gram
– Kandungan DHA ikan salmon: hanya 820 mg per 100 gram
– Kandungan EPA (asam eicosapentaenoat) sidat: 742 mg per 100 gram
– Kandungan EPA salmon: 492 mg per 100 gram
– Kandungan EPA tenggiri: 409 mg per 100 gram

**Manfaat Kesehatan**

Kandungan nutrisi ini sangat penting: DHA berfungsi dalam perkembangan dan fungsi otak, sementara EPA membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi peradangan.

**Kaya Vitamin A**

Selain itu, Ikan Sidat juga kaya akan Vitamin A hingga 4.700 IU per 100 gram, bahkan hati sidat mencapai 15.000 IU per 100 gram. Angka ini jauh melampaui kandungan Vitamin A pada mentega, yang hanya mencapai 1.900 IU per 100 gram.

**Pola Migrasi Katadromus**

Keunikan Ikan Sidat juga terletak pada siklus hidupnya yang disebut katadromus, yang melibatkan migrasi melintasi tiga ekosistem: laut, muara (estuari), dan air tawar. Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk bereproduksi, dan larvanya kembali ke air tawar untuk tumbuh.

**Perilaku Makan Nokturnal**

Secara sifat makan, ikan sidat adalah karnivora yang aktivitas makannya umumnya pada malam hari (nokturnal). Di perairan umum, sidat memangsa organisme benthik seperti udang, kepiting, dan cacing.

**Nilai Ekonomi Tinggi**

Nilai jual Ikan Sidat sangat menggiurkan, mencapai hingga Rp 175.000 per kilogram, menunjukkan tingginya permintaan pasar terhadap komoditas perikanan premium ini.

**Potensi Budidaya dan Konservasi**

Dengan kandungan nutrisi yang superior dan nilai ekonomi tinggi, ikan sidat Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai komoditas perikanan unggulan. Namun, siklus hidup yang kompleks dan ketergantungan pada ekosistem alami membuat upaya budidaya dan konservasi memerlukan pendekatan yang hati-hati dan berkelanjutan.

**Tantangan dan Peluang**

Meskipun memiliki keunggulan nutrisi yang luar biasa, pengembangan sidat Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari teknologi budidaya yang belum optimal hingga perlunya perlindungan habitat alami untuk menjaga kelestarian populasi sidat di alam.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Hidup Gini-gini Aja, Nggak Apa-apa

Ikan Adalah Pertapa: Kumpulan Puisi dan Prosa

Seri Tempo: 100 Surga Tersembunyi