YOGYAKARTA – Air mineral yang bersumber dari pegunungan di berbagai wilayah Indonesia memiliki karakteristik dan cita rasa yang berbeda. Perbedaan ini bahkan terjadi pada air pegunungan yang berasal dari pulau yang sama, seperti air dari Gunung Merapi yang berbeda dengan air dari Gunung Slamet di Jawa.
**Konsep Sidik Jari Air**
Fenomena ini dikenal dengan istilah “sidik jari air” yang menjelaskan keunikan karakteristik air dari setiap sumber. Heru Hendrayana, Guru Besar Hidrogeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa perbedaan karakteristik air pegunungan di berbagai daerah seperti Sulawesi, Jawa, dan Kalimantan disebabkan oleh kandungan mineral yang berbeda.
**Definisi Air Pegunungan**
Air pegunungan pada dasarnya merupakan istilah yang merujuk pada air tanah yang berasal dari gunung, bukan air permukaan seperti sungai. “Air pegunungan artinya air tanah yang berasal dari gunung,” jelas Heru saat dihubungi Selasa (28/10/2025) sore.
Air pegunungan tidak harus ditemukan langsung di puncak gunung. Air ini dapat mengalir ke lereng, kaki gunung, atau dataran di sekitarnya. Faktor terpenting adalah asal-usul air tersebut yang harus dapat dilacak berasal dari sistem pegunungan.
**Sistem Akuifer Dalam**
Air pegunungan terdapat dalam sistem akuifer atau sistem vulkanik yang memerlukan pengujian khusus untuk membuktikan asal-usulnya. Akuifer merupakan formasi geologi bawah tanah yang mengandung dan mampu mengalirkan air, seperti batuan berpori, sedimen, atau lapisan tanah jenuh air.
“Air tanah pegunungan berada dalam pori-pori batuan dalam waktu yang lama, bahkan bisa puluhan atau ratusan tahun,” ungkap Heru saat dihubungi Rabu (29/10/2025).
**Karakteristik Akuifer Dalam**
Air pegunungan biasanya berada di akuifer dalam, yaitu meresap di batuan berpori pada kedalaman lebih dari 70 meter. Berbeda dengan akuifer dangkal yang menjadi sumber air sumur-sumur penduduk.
“Akuifer dalam itu batuan yang mengandung air, tapi di kedalaman,” jelasnya.
Kedalaman akuifer dalam dapat mencapai ratusan meter, meskipun di Indonesia umumnya berada di kisaran 70 hingga 100 meter.
**Proses Terbentuknya Sidik Jari**
Selama berada dalam batuan, air tanah pegunungan mendapatkan asupan mineral dari batuan yang dilaluinya. Komposisi batuan di setiap daerah yang berbeda mengakibatkan kandungan mineral dalam air tanah juga bervariasi.
Perbedaan komposisi mineral ini tidak hanya memengaruhi kandungan kimia air, tetapi juga dapat memengaruhi cita rasa air tersebut. “Rasanya pun kalau saya bisa merasakan, berbeda-beda,” tambah Heru.
**Variasi Regional di Indonesia**
Indonesia dengan keragaman geologinya menghasilkan air pegunungan dengan karakteristik yang sangat beragam. Air mineral dari pegunungan di Jawa memiliki karakteristik berbeda dengan air dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, atau Papua.
Bahkan dalam satu pulau, perbedaan komposisi batuan vulkanik menghasilkan variasi karakteristik air yang signifikan antar gunung.
**Faktor Geologis Pembeda**
Perbedaan sidik jari air pegunungan dipengaruhi oleh beberapa faktor geologis:
– Jenis batuan vulkanik atau sedimen di daerah tersebut
– Komposisi mineral dalam batuan
– Lama waktu kontak air dengan batuan
– Kedalaman akuifer tempat air tersimpan
**Implikasi untuk Industri Air Mineral**
Karakteristik unik ini menjadi dasar bagi industri air mineral dalam menentukan kualitas dan identitas produk mereka. Setiap sumber air pegunungan memiliki “tanda tangan” mineral yang khas dan tidak dapat ditiru.
**Identifikasi Melalui Analisis Laboratorium**
Sidik jari air dapat diidentifikasi melalui analisis laboratorium yang mengukur kandungan berbagai mineral dan ion dalam air. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk menentukan asal-usul geografis air dengan akurat.
**Pentingnya Konservasi Sumber Air**
Keunikan sidik jari air pegunungan menunjukkan pentingnya konservasi sumber-sumber air alami. Setiap sumber memiliki nilai ilmiah dan ekonomi yang tidak dapat digantikan jika rusak atau tercemar.
**Aplikasi dalam Penelitian Hidrologi**
Konsep sidik jari air digunakan dalam penelitian hidrologi untuk mempelajari pergerakan air tanah, mengidentifikasi sumber pencemaran, dan memahami dinamika akuifer dalam.
Pemahaman tentang sidik jari air pegunungan memberikan wawasan penting tentang keragaman sumber daya air Indonesia dan menekankan pentingnya pelestarian ekosistem pegunungan sebagai sumber air berkualitas tinggi.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: