Arkeolog Yakin Neanderthal yang Ciptakan Api, Alat 400.000 Tahun Ini Buktinya

Para ilmuwan kini berspekulasi bahwa Neanderthal mungkin adalah inovator teknologi api pertama di dunia, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Hipotesis baru ini muncul setelah penemuan serpihan pirit berusia 400.000 tahun di situs arkeologi Barnham, Suffolk timur, Inggris.

**Bukti Pembuatan Api Terkontrol Tertua**

Serpihan kecil pirit atau “emas palsu” yang ditemukan mendorong mundur bukti penciptaan api terkontrol hingga lebih dari 400.000 tahun yang lalu. Temuan ini tidak hanya mengubah pemahaman tentang Neanderthal tetapi juga mengisyaratkan bahwa perkembangan utama otak manusia dimulai jauh lebih awal.

**Revolusi dalam Evolusi Manusia**

“Neanderthal adalah spesies yang menggunakan api untuk membentuk dunia di sekitarnya,” kata Rob Davis, arkeolog Paleolitik di British Museum dan rekan penulis studi, dalam konferensi pers Selasa (9/12/2025) seperti dikutip Live Science.

**Dampak Terhadap Perkembangan Otak**

Davis menekankan bahwa kemampuan membuat api sangat penting dalam evolusi manusia. Teknologi ini mempercepat tren evolusioner seperti mengembangkan otak yang lebih besar, memelihara kelompok sosial yang lebih besar, dan meningkatkan keterampilan bahasa. Studi ini diterbitkan pada Rabu (10/12/2025) di jurnal Nature.

**Sejarah Situs Barnham**

Situs Barnham pertama kali dikenal sebagai situs manusia Paleolitik pada awal 1900-an. Namun, penggalian terbaru oleh Davis dan rekan-rekannya mengungkap bukti pendudukan kelompok manusia purba lebih dari 415.000 tahun yang lalu.

**Bukti Fisik Perapian Kuno**

Di satu sudut situs, para arkeolog menemukan konsentrasi kapak tangan yang pecah karena panas, serta zona tanah liat yang memerah. Melalui serangkaian analisis ilmiah, para peneliti menemukan bahwa tanah liat yang memerah itu telah dikenai pembakaran lokal yang berulang, menunjukkan area tersebut mungkin adalah perapian kuno.

**Penemuan Kunci: Pirit Besi**

“Titik balik besar datang dengan penemuan pirit besi,” kata Nick Ashton, kurator koleksi Paleolitik di British Museum, dalam konferensi pers. Meskipun pirit dapat ditemukan di banyak lokasi, mineral ini sangat langka di daerah Barnham.

**Transportasi Pirit untuk Membuat Api**

Para peneliti menyimpulkan bahwa seseorang secara spesifik membawa pirit ke situs itu, kemungkinan besar dengan tujuan membuat api, karena pirit dapat menghasilkan percikan saat dipukulkan ke batu api.

**Manfaat Revolusioner Api Terkontrol**

April Nowell, arkeolog Paleolitik di University of Victoria yang tidak terlibat dalam studi, menyoroti pentingnya penemuan api terkontrol ini. “Ada begitu banyak keuntungan yang jelas dari api, mulai dari memasak hingga perlindungan dari predator hingga penggunaan teknologinya dalam menciptakan jenis artefak baru hingga kemampuannya untuk menyatukan orang,” kata Nowell.

**Evolusi dari Api Liar ke Api Terkontrol**

Para peneliti percaya bahwa manusia purba awalnya hanya menggunakan api liar untuk memasak makanan. Memasak adalah langkah penting dalam evolusi karena memperluas jangkauan makanan yang tersedia dan membuatnya lebih mudah dicerna, yang pada gilirannya menyediakan lebih banyai nutrisi yang dibutuhkan untuk menumbuhkan otak yang lebih besar.

**Bukti Paling Meyakinkan**

Ashton berpendapat, bukti di Barnham, dengan analisis geokimia sedimen dan identifikasi pirit, adalah bukti pembuatan api yang paling meyakinkan. “Penemuan ini adalah penemuan paling menarik dalam 40 tahun karier saya,” ujar Ashton.

**Identifikasi Pembuat Api**

Meskipun tidak ada sisa-sisa kerangka di Barnham, Chris Stringer, paleoantropolog di Natural History Museum di London, menduga keras identitas pembuat api tersebut. “Kami berasumsi bahwa api di Barnham dibuat oleh Neanderthal awal,” kata Stringer.

**Bukti Pendukung dari Situs Terdekat**

Asumsi ini didasarkan pada situs Swanscombe di dekatnya, di mana tulang tengkorak Neanderthal ditemukan dan berasal dari periode waktu yang sama dengan Barnham. Penemuan di Barnham ini mendorong kembali tanggal bukti Neanderthal mampu membuat api sejauh 350.000 tahun.

**Pengakuan Kemanusiaan Neanderthal**

“Neanderthal adalah manusia sepenuhnya,” kata Stringer. “Mereka memiliki perilaku yang kompleks, mereka beradaptasi dengan lingkungan baru, dan otak mereka sama besarnya dengan kita. Mereka adalah manusia yang sangat berevolusi.”

**Implikasi Kognitif dan Sosial**

Nowell menambahkan bahwa studi ini adalah data penting lainnya dalam pemahaman kita tentang kemampuan piroteknik Neanderthal dengan semua implikasi kognitif, sosial, dan teknologisnya.

**Pertanyaan Baru: Siapa Pencipta Api Pertama?**

Penemuan ini memunculkan pertanyaan tambahan, yaitu apakah Neanderthal adalah pencipta api pertama, bahkan mendahului Homo sapiens? “Kami tidak tahu apakah Homo sapiens pada saat itu memiliki kemampuan untuk membuat api,” kata Stringer, karena hingga saat ini tidak ada bukti jelas untuk kontrol api lebih awal dari Barnham.

**Teori Penyebaran Teknologi**

Para peneliti kini berspekulasi bahwa teknologi api mungkin menjadi lebih terkontrol di Eropa oleh Neanderthal, yang kemudian memungkinkan kerabat manusia ini bergerak lebih jauh ke utara, menghangatkan dan menerangi jalan mereka dengan api.

**Paradigma Baru Penyebaran Api**

“Masuk akal bahwa api menjadi lebih terkontrol di Eropa dan menyebar ke Afrika,” kata Ashton. “Kita harus bersikap terbuka.”

**Revolusi Pemahaman Evolusi Manusia**

Temuan ini mengubah narasi tradisional tentang evolusi teknologi manusia, menunjukkan bahwa kemajuan kognitif dan teknologi mungkin terjadi lebih awal dan di tempat yang berbeda dari perkiraan sebelumnya.

**Dampak terhadap Migrasi dan Adaptasi**

Penguasaan teknologi api memungkinkan Neanderthal beradaptasi dengan iklim yang lebih keras dan memperluas jangkauan geografis mereka, memberikan keunggulan evolusioner yang signifikan dalam bertahan hidup.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Ensiklopedia Saintis Junior: Teknologi

40 Tahun Komatsu Indonesia Menggeluti Industri Alat Berat