Berapa Kebutuhan Listrik dalam Sehari? Ini Perkiraannya

JAKARTA – Di era modern ini, listrik telah menjadi kebutuhan primer yang menopang seluruh aktivitas kehidupan sehari-hari. Mulai dari penerangan hingga pengoperasian berbagai peralatan elektronik, ketersediaan energi listrik yang stabil sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian. Oleh karena itu, memahami dan mengelola konsumsi listrik harian menjadi semakin penting di tengah meningkatnya permintaan energi dan tantangan keberlanjutan lingkungan.

**Faktor yang Memengaruhi Konsumsi Listrik**

Subuh Pramono, dosen Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menjelaskan bahwa konsumsi listrik rumah tangga dipengaruhi beragam faktor. “Antara lain jumlah dan jenis perangkat elektronik yang ada di rumah, lama pemakaian, jumlah anggota keluarga,” ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Selain itu, pola penggunaan perangkat elektronik oleh anggota keluarga dan luas hunian turut berperan dalam menentukan kebutuhan listrik harian.

**Klasifikasi Rumah Tangga Berdasarkan Daya Listrik**

Pelanggan rumah tangga dikategorikan menjadi tiga golongan sesuai dengan kapasitas daya yang diperoleh dalam satuan volt ampere (VA), yaitu rumah tangga kecil (R1), menengah (R2), dan besar (R3).

Rumah tangga golongan kecil memiliki daya 450 VA sampai 2.200 VA. “Untuk rumah tangga kecil, kebutuhan listrik 2 atau 2,5 kWh per hari,” jelas Subuh.

Jika dihitung dalam periode sebulan atau 30 hari, pelanggan golongan ini menghabiskan energi listrik sekitar 60-90 kWh.

**Konsumsi Listrik Golongan Menengah dan Besar**

Rumah tangga menengah memiliki daya listrik antara 3.500 VA-5.500 VA, sedangkan rumah tangga besar berkapasitas di atas 6.600 VA.

“Rumah tangga menengah di kisaran 3-8 kWh per hari dan rumah tangga besar di atas 8 kWh per hari,” terang Subuh.

Dalam hitungan bulanan, rumah tangga menengah memerlukan listrik sebesar 90-240 kWh, sementara rumah tangga besar membutuhkan lebih dari 240 kWh per bulan.

**Peralatan Elektronik Pemakan Listrik Terbesar**

Toto Sukisno, dosen Ahli Elektro Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mengidentifikasi beberapa peralatan elektronik yang mengonsumsi listrik dalam jumlah signifikan.

Kulkas menjadi peralatan dengan konsumsi listrik terbesar di 80 persen rumah tangga. “Daya kulkas berkisar 45-130 watt, artinya dalam sehari untuk jenis kulkas dengan daya terendah sudah mengonsumsi kurang lebih 0,8 kWh,” kata dia saat dihubungi terpisah.

**AC dan Perangkat Boros Lainnya**

Perangkat pendingin ruangan (AC) juga termasuk pemakan listrik besar. Semakin tinggi kapasitas pendinginannya, konsumsi listrik pun meningkat.

“Misal 0,5 PK, jika digunakan setelah pulang kerja, perkiraan konsumsi energinya dalam setiap hari 3 kWh atau setara Rp 4.500 per hari,” jelasnya.

Kondisi ini diperparah ketika pengguna lupa mematikan AC saat meninggalkan rumah, menyebabkan pemborosan energi yang tidak perlu.

**Bahaya Standby Power atau Listrik Laten**

TV kabel menjadi contoh peralatan yang tetap menyedot listrik meski dalam kondisi mati karena masih terhubung ke stopkontak. Fenomena ini dikenal sebagai standby power atau listrik laten.

“Televisi yang dibiarkan standby akan mengonsumsi daya di kisaran 2-5 watt. Dalam 10 jam setiap harinya, itu setara 0,05 kWh atau 1,5 kWh setiap bulan,” ungkap Toto.

Meskipun terlihat kecil, konsumsi ini mencapai sekitar Rp 2.000 per bulan hanya dari satu unit TV. Jumlahnya akan berlipat ganda jika kondisi serupa terjadi pada berbagai perangkat elektronik secara bersamaan.

**Perangkat yang Sering Dibiarkan Standby**

Menurut Toto, perangkat yang kerap dibiarkan terhubung ke colokan meliputi televisi, charger ponsel, charger laptop, monitor PC, hingga mesin cuci.

“Dampaknya tentu konsumsi energi listrik yang mubazir, di samping ada faktor keamanan yang perlu dipertimbangkan,” tuturnya.

**Pentingnya Manajemen Listrik**

Para ahli menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengelola penggunaan listrik harian. Dengan memahami pola konsumsi dan karakteristik peralatan elektronik, rumah tangga dapat mengoptimalkan penggunaan energi dan mengurangi pemborosan.

Langkah sederhana seperti mencabut perangkat elektronik yang tidak digunakan, mengatur suhu AC secara efisien, dan memilih peralatan hemat energi dapat memberikan dampak signifikan terhadap penghematan listrik bulanan.

**Implikasi Ekonomi dan Lingkungan**

Pengelolaan konsumsi listrik yang bijak tidak hanya berdampak pada penghematan biaya tagihan bulanan, tetapi juga berkontribusi pada upaya konservasi energi nasional. Di tengah meningkatnya kebutuhan listrik dan tantangan keberlanjutan, setiap rumah tangga memiliki peran penting dalam menciptakan pola konsumsi energi yang lebih efisien dan bertanggung jawab.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Pergulatan Transisi Energi Berkeadilan: Satu Isu Beragam Dilema

Perencanaan Pembangunan, Keuangan, dan Transisi Energi Daerah