Penentuan usia fosil selama ini menjadi tantangan besar bagi para ilmuwan. Selama puluhan tahun, peneliti harus mengandalkan material di sekitar fosil, seperti abu vulkanik, untuk memperkirakan kapan makhluk purba tersebut hidup. Namun, bagaimana jika material pendukung tersebut tidak tersedia?
Tim geolog dan paleontolog internasional kini menemukan solusi inovatif. Melalui teknik terdepan, mereka berhasil menentukan usia batuan yang mengandung fosil secara akurat dengan menganalisis langsung fosil telur dinosaurus.
Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Communications Earth & Environment ini menjadi angin segar bagi dunia sains karena menyediakan alternatif lebih andal untuk mengungkap rahasia masa lalu Bumi.
**Kalsit Kulit Telur Sebagai “Jam Alami”**
Penelitian yang dipimpin Dr. Ryan Tucker dari Stellenbosch University ini menitikberatkan pada kandungan mineral kalsit di dalam kulit telur. Menggunakan teknik penanggalan uranium-timbal (U-Pb) tingkat lanjut, para ilmuwan mengukur jumlah mikroskopis unsur radioaktif yang terjebak dalam struktur kulit telur.
Unsur-unsur radioaktif ini meluruh dengan kecepatan yang pasti, sehingga berfungsi seperti jam internal yang menunjukkan kapan telur tersebut terkubur jutaan tahun silam.
Sebelumnya, upaya menentukan usia langsung dari tulang atau gigi sering memberikan hasil tidak konsisten, namun kulit telur terbukti jauh lebih stabil.
“Kalsit pada kulit telur sangat luar biasa serbaguna. Ini memberi kita cara baru untuk menentukan usia situs fosil di mana lapisan vulkanik tidak ditemukan, sebuah tantangan yang telah membatasi dunia paleontologi selama puluhan tahun,” ungkap Dr. Ryan Tucker.
**Uji Coba Sukses di Dua Benua**
Metode ini telah diuji coba pada fosil telur dinosaurus yang ditemukan di Utah, Amerika Serikat, dan Gurun Gobi di Mongolia. Hasilnya sangat akurat dengan tingkat kesalahan hanya sekitar lima persen jika dibandingkan metode konvensional.
Di Mongolia, tim peneliti berhasil mencapai pencapaian bersejarah dengan menetapkan usia langsung untuk pertama kalinya pada situs sarang dinosaurus yang terkenal. Hasil analisis menunjukkan telur-telur tersebut berusia sekitar 75 juta tahun.
Keberhasilan ini memungkinkan para ilmuwan memahami lebih mendalam bagaimana spesies kuno berevolusi dan berinteraksi dalam ekosistemnya.
**Revolusi dalam Paleontologi**
Penemuan ini disebut sebagai terobosan yang akan mengubah cara kerja ahli paleontologi di seluruh dunia. Dengan kemampuan “membaca” waktu langsung dari fosilnya, misteri evolusi dinosaurus yang dulunya dianggap mustahil untuk dipecahkan kini mulai terbuka.
“Penanggalan fosil secara langsung adalah impian setiap ahli paleontologi. Berbekal teknik baru ini, kita dapat mengungkap misteri tentang evolusi dinosaurus yang dulunya tampak tidak dapat diatasi,” kata Lindsay Zanno, rekan penulis studi dari North Carolina State University.
Studi ini membuktikan bahwa hubungan antara biologi dan ilmu kebumian semakin erat, memberikan alat baru yang sangat berharga bagi peneliti untuk menjelajahi sejarah panjang planet ini.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: