Di Tengah Operasi Bersih-Bersih, China Ganti 11 Pejabat Partai Elite

BEIJING – Komite Sentral Partai Komunis China melaksanakan perombakan jabatan dalam skala besar dengan menggantikan 11 anggotanya. Pergantian ini menjadi yang terbesar sejak 2017 dan terjadi bersamaan dengan gelombang pembersihan antikorupsi yang menyasar kalangan militer.

Perubahan paling mencolok adalah pengangkatan Jenderal Zhang Shengmin berusia 67 tahun menjadi wakil ketua kedua Komisi Militer Pusat (CMC) yang merupakan lembaga keamanan tertinggi China. Posisi tersebut sebelumnya dijabat Jenderal He Weidong yang baru saja dikeluarkan dari partai karena tuduhan korupsi bersama delapan jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) lainnya.

**Sidang Pleno Keempat Putuskan Perombakan**

Pengumuman perombakan ini dilakukan pada penutupan Sidang Pleno Keempat yang dihadiri lebih dari 300 elite partai di Beijing. Selain membahas kepemimpinan militer, sidang tersebut juga mengupas arah pembangunan ekonomi jangka menengah, termasuk target kemandirian teknologi di tengah rivalitas yang menguat dengan Amerika Serikat.

Penggantian personel dalam jumlah besar ini bukan kejadian pertama di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping. Sejak 2012, Xi menjalankan kampanye antikorupsi paling ekstensif dalam sejarah partai. Pada periode pertama kepemimpinannya saja, Xi telah mengganti 19 anggota Komite Sentral, yang juga menjadi rekor pada masa itu.

**Profil Zhang Shengmin: Tokoh Antikorupsi Militer**

Jenderal Zhang bukanlah sosok asing dalam pemberantasan korupsi militer. Ia menjabat sebagai ketua Komisi Inspeksi Disiplin CMC, lembaga pengawas integritas dan disiplin internal PLA. Karier militernya berakar kuat di struktur politik dan logistik militer, termasuk di Pasukan Artileri Kedua yang kini dikenal sebagai Pasukan Roket, serta Departemen Logistik Umum CMC.

Pada 2017, Zhang diangkat ke CMC dan memperoleh pangkat jenderal penuh pada tahun yang sama. Ia juga merangkap jabatan sebagai wakil sekretaris Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin, lembaga antikorupsi tertinggi partai. Posisi ganda ini memberikan Zhang kekuasaan politik yang jarang dimiliki perwira militer dan mencerminkan tingkat kepercayaan tinggi Xi kepadanya.

**Pemecatan He Weidong: Sinyal Politik Kuat**

Pemecatan Jenderal He Weidong membawa pesan politik yang signifikan. He dikenal sebagai salah satu perwira yang dekat dengan Xi sejak keduanya bertugas di Fujian pada 1990-an. Kepergiannya menjadi kasus pertama pemecatan perwira aktif di tingkat kepemimpinan CMC sejak Revolusi Kebudayaan (1966-1976).

Jon Czin, analis militer dari Brookings Institution, menyatakan bahwa langkah Xi mengumumkan pemecatan para jenderal di forum pleno bertujuan mempertegas kontrolnya. “Dengan menyingkirkan perwira-perwira ini secara terbuka dan bersamaan, Xi mengirimkan pesan tegas kepada jajaran komando bahwa tidak ada yang kebal dari pengawasan,” jelasnya.

**Gelombang Pembersihan Sejak 2023**

Sejak 2023, tiga anggota CMC telah diberhentikan akibat skandal korupsi. Delapan dari sembilan jenderal yang baru-baru ini dikeluarkan dari keanggotaan partai ternyata juga merupakan bagian dari Komite Sentral. Sejumlah proses penyelidikan terhadap mereka sebelumnya tidak diumumkan secara terbuka.

Mayoritas jenderal yang tersingkir berasal dari bekas Komando Wilayah Militer Nanjing, kawasan pesisir timur yang memiliki posisi strategis karena berhadapan langsung dengan Taiwan. Beberapa dari mereka juga pernah bertugas di bekas Angkatan Darat Grup ke-31, satuan penting yang fokus pada operasi-operasi terkait Taiwan.

**Kritik Media Militer Resmi**

Media resmi Tentara Pembebasan Rakyat memuat kritik keras, menyebut para jenderal tersebut telah kehilangan integritas dan mengkhianati kepercayaan Komite Sentral maupun Komisi Militer Pusat.

Media tersebut menegaskan bahwa untuk memenangkan perang, PLA harus melawan korupsi dengan sungguh-sungguh. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah China untuk membersihkan militer dari praktik korupsi demi mempertahankan kesiapan tempur.

**Tingkat Kehadiran Terendah dalam Sidang Pleno**

Hasil laporan Xinhua mencatat bahwa hanya 82 persen anggota Komite Sentral hadir dalam sidang pleno tersebut, tingkat kehadiran terendah dalam beberapa dekade menurut data resmi. Kondisi ini mungkin terkait dengan gelombang pembersihan yang sedang berlangsung.

**Konsolidasi Kekuasaan Xi Jinping**

Perombakan besar-besaran ini menunjukkan upaya Xi untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya di sektor militer. Dengan menempatkan tokoh-tokoh antikorupsi di posisi kunci, Xi memastikan bahwa militer China berada di bawah kendali penuh dan bebas dari praktik korupsi.

Langkah ini juga mencerminkan prioritas Xi dalam membangun militer yang profesional dan bersih sebagai bagian dari modernisasi PLA. Dalam konteks ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama terkait Taiwan dan persaingan dengan Amerika Serikat, Xi memerlukan militer yang loyal dan dapat diandalkan.

Kampanye antikorupsi yang telah berlangsung lebih dari satu dekade ini menunjukkan keseriusan pemerintah China dalam membersihkan institusi negara dari praktik koruptif, dengan militer menjadi salah satu fokus utama dalam periode terbaru.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Melawan Korupsi