BEIJING – Tim peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology, Chinese Academy of Sciences, mengungkap penemuan spesies baru ikan purba coelacanth yang hidup 249 juta tahun silam pada era Trias Awal. Fosil dua ekor ikan yang ditemukan di Maoshankou, Provinsi Anhui, menjadi catatan tertua genus Whiteia di Asia.
**Rekor Usia Tertua di Benua Asia**
Dr. Guang-Hui Xu yang memimpin tim penelitian menyatakan bahwa temuan ini berumur sembilan juta tahun lebih tua dibanding penemuan sebelumnya di benua Asia. Hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports pada 17 Oktober menunjukkan bahwa penemuan ini “memperluas jangkauan geografis Whiteia di Asia dan memberi petunjuk baru tentang evolusi kelompok besar coelacanth pada periode Trias.”
**Sejarah Panjang Coelacanth**
Coelacanth merupakan kelompok ikan bersirip tungkai (lobe-finned fish) yang pertama kali muncul pada periode Devon Awal lebih dari 400 juta tahun lalu. “Mereka adalah kelompok ikan yang luar biasa karena berhasil bertahan dari empat peristiwa kepunahan massal,” jelasnya.
Saat ini hanya tersisa dua spesies modern dari genus Latimeria yang menghuni laut dalam di sekitar Indonesia dan Afrika Timur. Keberadaan mereka mengejutkan dunia sains ketika ditemukan kembali pada abad ke-20, setelah diyakini punah sejak zaman dinosaurus.
**Julukan “Fosil Hidup”**
“Penemuan Latimeria pernah memicu perdebatan tentang bagaimana ikan bersirip tungkai ini berhubungan dengan evolusi hewan darat,” tambah Xu. Karena bentuk dan struktur tubuhnya yang hampir tidak berubah selama jutaan tahun, coelacanth sering dijuluki ‘fosil hidup’.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya statis dalam proses evolusi.
**Ukuran Tubuh yang Mengejutkan**
Selama ini, Whiteia dikenal sebagai genus ikan coelacanth berukuran kecil yang berasal dari Madagaskar, Afrika Selatan, Kanada, dan Greenland. Rata-rata panjang tubuhnya berkisar antara 11,5 hingga 27 sentimeter.
Fosil baru Whiteia anniae menunjukkan ukuran tubuh jauh lebih besar—mencapai 41 hingga 46 sentimeter. “Ini cukup besar dibandingkan spesies lain dari genus yang sama,” tulis tim peneliti.
**Variasi Ukuran yang Lebih Luas**
Penemuan ini memperlihatkan bahwa ukuran tubuh coelacanth ternyata lebih bervariasi dari perkiraan sebelumnya. Spesies Whiteia giganteus dari Texas diperkirakan bisa tumbuh lebih dari 100 sentimeter, menunjukkan evolusi menuju ukuran tubuh yang lebih besar pada periode Trias Akhir di Amerika Utara.
“Temuan kami di China menjadi jembatan antara Whiteia kecil dari Eropa dan Afrika serta kerabatnya yang jauh lebih besar dari Amerika Utara,” tulis para peneliti.
**Distribusi Global Genus Whiteia**
Dengan tambahan lokasi penemuan di Asia, distribusi Whiteia kini mencakup hampir seluruh belahan dunia purba. Hal ini menunjukkan kemampuan adaptasi luar biasa dari genus ini dalam menghadapi berbagai kondisi lingkungan.
**Pemulihan Pasca Kepunahan Massal**
Temuan Whiteia anniae memberikan wawasan penting tentang bagaimana kehidupan laut pulih setelah peristiwa kepunahan massal terbesar di akhir periode Permian. Keberadaan coelacanth pada masa Trias Awal menunjukkan resiliensi kelompok ikan ini.
**Signifikansi Evolusioner**
Para peneliti menyimpulkan bahwa penemuan ini memberikan bukti penting tentang bagaimana coelacanth beradaptasi dan berevolusi di awal periode Trias, saat kehidupan di Bumi mulai pulih dari krisis besar.
**Konteks Paleontologi Regional**
Provinsi Anhui telah menjadi lokasi penting untuk penemuan fosil vertebrata dari periode Trias. Kondisi geologi wilayah ini memungkinkan preservasi fosil yang berkualitas tinggi, memberikan data akurat tentang anatomi dan ukuran spesimen.
**Implikasi untuk Penelitian Masa Depan**
Penemuan ini membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut tentang evolusi coelacanth di Asia dan hubungannya dengan spesies-spesies dari benua lain. Studi komparatif dengan fosil dari berbagai lokasi dapat mengungkap pola migrasi dan adaptasi kelompok ikan ini.
**Keragaman yang Tersembunyi**
Whiteia anniae menjadi contoh bagaimana masih banyak keragaman paleontologi yang belum terungkap, terutama di wilayah Asia yang kaya akan deposit fosil dari berbagai periode geologis.
Temuan ini juga memperkuat posisi China sebagai salah satu pusat penelitian paleontologi terdepan di dunia, dengan kontribusi signifikan terhadap pemahaman evolusi vertebrata purba. Keberhasilan tim Dr. Xu menunjukkan pentingnya eksplorasi berkelanjutan untuk mengungkap sejarah kehidupan di Bumi.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: