JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi mencapai ketinggian 4 meter di sejumlah perairan Indonesia. Fenomena ini diprakirakan berlangsung selama empat hari, yaitu pada periode 28-31 Oktober 2025.
**Distribusi Angin Pemicu Gelombang**
Analisis BMKG menunjukkan pola angin di Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari arah barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 4-25 knot. Di wilayah Indonesia bagian selatan, angin bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan serupa.
Kecepatan angin tertinggi teramati di Laut Sulawesi dan Laut Maluku, yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pembentukan gelombang laut di kawasan tersebut.
**Wilayah dengan Gelombang Ekstrem**
Perairan dengan potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter mencakup sejumlah wilayah strategis di Indonesia bagian selatan. Samudra Hindia selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat masuk dalam kategori waspada tinggi.
“Gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Bali, Samudra Hindia selatan NTB,” demikian keterangan resmi BMKG.
**Gelombang Sedang di Perairan Utara**
Selain wilayah selatan, beberapa perairan di Indonesia bagian utara juga berpotensi mengalami gelombang dengan ketinggian sedang 1,25-2,5 meter. Area tersebut meliputi Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Maluku, dan Samudra Hindia barat Sumatera.
**Protokol Keselamatan Transportasi Laut**
BMKG memberikan panduan khusus untuk berbagai jenis transportasi laut berdasarkan kondisi cuaca dan gelombang. Nelayan dihimbau tidak melaut jika kecepatan angin melebihi 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Operator kapal tongkang diimbau meningkatkan kewaspadaan pada kondisi angin di atas 16 knot dan gelombang lebih dari 1,5 meter. Sementara kapal ferry disarankan berhati-hati ketika kecepatan angin mencapai 21 knot dan gelombang di atas 2,5 meter.
**Risiko bagi Aktivitas Pesisir**
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir sekitar area berpotensi gelombang tinggi diminta meningkatkan kewaspadaan. Aktivitas di pantai, pelabuhan kecil, dan dermaga perlu disesuaikan dengan kondisi maritim yang dinamis.
**Dampak terhadap Pelayaran Komersial**
Peringatan ini berimplikasi serius terhadap keselamatan pelayaran komersial di jalur-jalur strategis Indonesia. Kapal-kapal yang melintasi wilayah terdampak diharapkan mempertimbangkan ulang jadwal perjalanan atau mencari rute alternatif yang lebih aman.
**Monitoring Berkelanjutan**
BMKG terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan kondisi cuaca maritim melalui jaringan stasiun meteorologi dan sistem observasi laut. Data real-time dari berbagai titik pengamatan digunakan untuk memperbarui prakiraan dan peringatan dini.
**Koordinasi dengan Stakeholder**
Peringatan dini ini telah dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait termasuk operator pelabuhan, maskapai penerbangan yang melayani rute pesisir, serta instansi SAR untuk antisipasi kemungkinan keadaan darurat.
**Antisipasi Cuaca Ekstrem**
Fenomena gelombang tinggi ini merupakan bagian dari dinamika cuaca musiman yang dipengaruhi pola angin monsun dan kondisi atmosferik regional. Masyarakat diharapkan mengikuti perkembangan informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.
**Pentingnya Kesiapsiagaan**
Peringatan empat hari ini memberikan waktu cukup bagi pelaku pelayaran dan masyarakat pesisir untuk melakukan persiapan antisipasi. Langkah preventif lebih baik daripada tindakan responsif saat kondisi cuaca ekstrem sudah terjadi.
BMKG menekankan pentingnya mengakses informasi cuaca hanya dari sumber resmi untuk menghindari misinformasi yang dapat membahayakan keselamatan. Update terbaru peringatan cuaca maritim dapat diakses melalui website dan aplikasi resmi BMKG.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: