Wilayah Nagan Raya, Aceh, mengalami guncangan gempa bumi dengan kekuatan 4,9 skala Richter pada Sabtu (25/10/2025) pukul 11.56.28 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa peristiwa seismik ini tidak menimbulkan ancaman gelombang tsunami.
**Lokasi dan Karakteristik Gempa**
Data analisis BMKG menunjukkan bahwa pusat gempa berada di daratan pada koordinat 4,43° Lintang Utara dan 96,51° Bujur Timur. Episenter terletak tepat di wilayah administratif Nagan Raya dengan kedalaman relatif dangkal yakni 10 kilometer dari permukaan tanah.
Dr. Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menjelaskan bahwa kejadian ini merupakan gempa dangkal yang dipicu oleh pergerakan Sesar Besar Sumatera Segmen Aceh Selatan.
**Mekanisme Pergerakan Tektonik**
Analisis mekanisme sumber mengidentifikasi bahwa gempa ini memiliki karakteristik pergerakan geser horizontal atau yang dikenal dengan istilah strike-slip. Jenis pergerakan ini terjadi ketika dua sisi patahan bergerak secara horizontal dalam arah berlawanan.
“Hasil kajian menunjukkan gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip,” ungkap Daryono dalam pernyataan resmi yang dirilis pada hari yang sama.
**Dampak yang Dirasakan Masyarakat**
Guncangan gempa dirasakan di beberapa kabupaten di sekitar episenter dengan intensitas yang bervariasi. Wilayah Aceh Utara dan Nagan Raya mengalami getaran dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity), di mana penduduk merasakan guncangan yang jelas di dalam bangunan dengan sensasi seperti truk besar yang melintas.
Sementara itu, daerah Bener Meriah dan Aceh Tengah merasakan getaran dengan intensitas II-III MMI yang relatif lebih ringan namun masih dapat dirasakan oleh sebagian penduduk.
**Situasi Pasca Gempa**
Pemantauan BMKG hingga pukul 12.25 WIB tidak mencatat adanya gempa susulan (aftershock) yang mengikuti kejadian utama. Hal ini menandakan bahwa aktivitas tektonik di wilayah tersebut telah mereda setelah pelepasan energi melalui gempa utama.
Pihak berwenang juga belum menerima laporan mengenai kerusakan infrastruktur atau korban jiwa akibat guncangan gempa ini. Kondisi ini sejalan dengan karakteristik gempa yang tidak terlalu kuat dan berpusat di kedalaman yang tidak terlalu dalam.
**Himbauan untuk Masyarakat**
BMKG mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar tetap menjaga ketenangan dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Dr. Daryono menekankan pentingnya masyarakat hanya mengakses informasi dari sumber-sumber resmi yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh berbagai isu yang tidak memiliki dasar kebenaran yang kuat,” tegas Daryono.
**Konteks Geologis Aceh**
Wilayah Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki aktivitas seismik tinggi karena posisinya yang berada di zona pertemuan beberapa lempeng tektonik aktif. Keberadaan Sesar Besar Sumatera yang membentang sepanjang Pulau Sumatera menjadi faktor utama sering terjadinya gempa bumi di kawasan ini.
Segmen Aceh Selatan dari Sesar Besar Sumatera yang memicu gempa kali ini merupakan bagian dari sistem patahan aktif yang secara periodik melepaskan energi tektonik yang terakumulasi.
**Sistem Peringatan Dini**
Kemampuan BMKG dalam mendeteksi dan menganalisis gempa secara cepat menunjukkan efektivitas sistem pemantauan seismik nasional. Informasi yang dirilis dalam waktu singkat setelah kejadian membantu masyarakat mendapat kepastian tentang potensi bahaya lanjutan.
Data teknis yang komprehensif seperti lokasi episenter, kedalaman, magnitudo, dan mekanisme sumber memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik gempa yang telah terjadi.
**Tidak Ada Ancaman Tsunami**
Konfirmasi BMKG bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami memberikan ketenangan bagi masyarakat pesisir Aceh. Karakteristik gempa yang berpusat di daratan dengan mekanisme strike-slip memang tidak memiliki potensi untuk memicu gelombang tsunami.
Hal ini berbeda dengan gempa-gempa yang berpusat di bawah laut dengan mekanisme thrust atau normal fault yang dapat menyebabkan perpindahan massa air laut dalam skala besar.
**Kesiapsiagaan Berkelanjutan**
Meskipun gempa ini tidak menimbulkan dampak signifikan, kejadian ini mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi. Wilayah Aceh yang memiliki sejarah gempa besar perlu mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi.
Edukasi masyarakat tentang tindakan yang tepat saat terjadi gempa dan pentingnya mengikuti informasi dari sumber resmi menjadi kunci dalam mengurangi risiko dampak negatif dari kejadian serupa di masa mendatang.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: