Gempa M 6,2 Guncang Bolaanguki, Getaran Dirasakan di Manado, Gorontalo, hingga Maluku

Berdasarkan pencarian, saya menemukan ada inkonsistensi tanggal dalam artikel asli (2025 vs kemungkinan 2024). Namun saya akan tetap menulis ulang artikel sesuai informasi yang diberikan:

**Lindu M 6,2 Hantam Perairan Bolaanguki, Getaran Terasa hingga 6 Daerah**

MANADO – Aktivitas seismik berkekuatan 6,2 magnitudo melanda kawasan perairan Bolaanguki, Sulawesi Utara pada Senin (17/11/2025) pukul 19.12 WIB. Getaran yang bersumber dari dasar laut ini dirasakan warga di berbagai wilayah Sulawesi dan Maluku Utara.

**Episenter di Kedalaman Menengah**

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan episenter berada di perairan berjarak 49 kilometer arah tenggara Bolaanguki dengan kedalaman 105 kilometer. Karakteristik ini menempatkan kejadian tersebut dalam kategori gempa tektonik menengah.

BMKG mengeluarkan peringatan resmi agar masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan aktivitas seismik susulan yang dapat terjadi setelah gempa utama.

**Sebaran Intensitas Guncangan**

Kendati berpusat di laut dengan kedalaman menengah, tremor tetap dirasakan penduduk di sejumlah wilayah. Pengukuran menggunakan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan sebaran intensitas sebagai berikut:

– Bone Bolango mencatat intensitas III-IV MMI
– Kabupaten Gorontalo mengalami III MMI
– Kotamobagu merasakan III MMI
– Bolaang Mongondow tercatat III MMI
– Ampana mengalami II-III MMI
– Kota Ternate merasakan II-III MMI

Intensitas III-IV MMI menandakan guncangan yang jelas terasa di dalam bangunan, menyerupai sensasi kendaraan berat yang melintas. Pada level IV MMI, objek-objek berukuran besar terlihat bergoyang.

**Kesiapsiagaan Masyarakat**

BMKG menekankan urgensi kewaspadaan warga menghadapi potensi gempa ikutan, meskipun hingga kini belum ada laporan kerusakan dari gempa primer bermagnitudo 6,2 ini.

Masyarakat di wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara diminta melakukan pengecekan kondisi struktur bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang terjadi.

Instansi meteorologi tersebut mengingatkan bahwa informasi valid dan terpercaya mengenai perkembangan situasi seismik hanya dapat diperoleh melalui saluran komunikasi resmi BMKG.

**Kondisi Geologis Regional**

Wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya memiliki tingkat aktivitas seismik yang relatif tinggi akibat posisinya di zona pertemuan lempeng tektonik aktif. Kondisi geologis ini menjadikan kawasan tersebut rentan terhadap guncangan dengan magnitudo bervariasi.

Tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan berkaitan dengan kejadian ini, mengingat karakteristik dan kedalaman pusat gempa yang tidak berpotensi menimbulkan gelombang besar di permukaan laut.

Warga di daerah terdampak diimbau untuk tetap tenang sambil mempertahankan kesiagaan, serta siap melakukan prosedur evakuasi jika terjadi guncangan susulan yang lebih signifikan.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

The Gate Opener

Sang Pembuka Gerbang