Guru Besar UNAIR Kembangkan Aenose, Alat Canggih Penentu Kualitas Pangan Mirip Hidung Manusia

Profesor Suryani Dyah Astuti dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil menciptakan perangkat deteksi dini kesegaran bahan pangan berbasis kecerdasan buatan yang diberi nama Aenose. Inovasi ini berawal dari ketertarikan terhadap keberhasilan teknologi e-nose buatan Universitas Gadjah Mada yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19 sejak dini.

“Kami tertarik untuk mengaplikasikan E-Nose atau Electronic Nose ini, yaitu Artificial Nose yang meniru cara hidung manusia bekerja, untuk digunakan dalam deteksi dini bahan pangan,” ungkap Suryani, Jumat (13/12/2024).

**Pengembangan Teknologi Berbasis Sensor Cerdas**

Setelah melakukan benchmarking dengan penemu E-Nose, Kuwat Triyana di UGM, Suryani bersama mahasiswa pascasarjana UNAIR mengembangkan sistem tersebut menjadi Aenose. Perangkat ini dilengkapi dengan sensor TGS maupun sensor MQ yang dikembangkan khusus untuk deteksi pengawetan bahan pangan.

Keunggulan utama Aenose terletak pada kemampuannya mengklasifikasikan tingkat kesegaran daging secara cepat, portabel, dan non-destructive (tidak merusak bahan). “Sensor ini mampu mengklasifikasikan daging yang tidak segar maupun daging yang segar dengan akurasi yang sangat tinggi, yaitu 90 persen,” jelasnya.

**Mekanisme Kerja Mirip Indra Penciuman**

Cara kerja Aenose mengadopsi prinsip kerja indra penciuman manusia, namun mengatasi kelemahan subjektivitas dan kondisi kesehatan organ tersebut. Perangkat ini menggunakan sistem sensor larik (sensor array) yang mendeteksi berbagai jenis aroma hasil metabolisme daging atau kontaminasi bakteri.

Aroma yang tertangkap kemudian dikonversi menjadi sinyal listrik dan dianalisis menggunakan komputasi kecerdasan buatan untuk mendeteksi atau mengklasifikasi status kesegaran daging tersebut.

**Tantangan Pengembangan dan Solusi Kreatif**

Dalam proses pengembangannya, Profesor Suryani mengakui adanya kendala, terutama terkait ketersediaan komponen elektronik dan sensor yang sebagian besar masih harus diimpor.

“Tantangan utama adalah ketersediaan bahan sehingga kami harus memutar otak untuk dapat mengganti dengan komponen lain yang sama dengan kualitas yang lebih baik,” tuturnya.

**Hilirisasi melalui Kemitraan Industri**

Meskipun menghadapi tantangan, upaya hilirisasi terus dilakukan. Saat ini, pengembangan Aenose telah menjalin kerja sama dengan mitra industri, PT Sarandi Karya Nugraha yang bergerak di bidang alat kesehatan.

**Inovasi Lanjutan: Skinolaser dan Laser Perikanan**

Selain Aenose, Suryani juga tengah mengembangkan produk lain seperti Skinolaser untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi yang kini dalam tahap uji klinik, serta laser perikanan untuk budidaya ikan.

**Pesan untuk Generasi Peneliti Muda**

Suryani memberikan pesan kepada dosen muda dan mahasiswa untuk berani berinovasi dan konsisten. Ia menekankan pentingnya membuat roadmap penelitian yang jelas dari masalah nyata di sekitar kita.

“Jangan takut mencoba, karena proses pengembangan selalu penuh tantangan dan kegagalan, tetapi dari situlah kita belajar dan memperbaiki konsep,” ucapnya.

**Fondasi Teknis dan Kolaborasi Lintas Disiplin**

Selain keberanian berinovasi, penting untuk membangun dasar teknis yang kuat dan terus memperbarui pengetahuan, terutama mengikuti perkembangan teknologi terkini. Kolaborasi lintas disiplin ilmu dengan industri juga sangat berharga untuk membuka perspektif baru dan mempercepat proses inovasi.

**Harapan untuk Generasi Z**

“Generasi muda, utamanya Gen Z memiliki banyak sekali wawasan dan ide kreatif. Teruslah bermimpi, konsisten, tetaplah memiliki rasa ingin tahu dan semangat untuk memberi manfaat. Invensi yang baik bukan hanya inovatif, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.

**Implikasi untuk Industri Pangan**

Teknologi Aenose memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai sektor industri pangan, mulai dari pasar tradisional hingga industri pengolahan daging skala besar. Kemampuan deteksi cepat dan akurat dapat membantu mencegah peredaran daging tidak segar yang berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.

**Aplikasi Teknologi Sensor Array**

Sistem sensor array yang digunakan dalam Aenose merepresentasikan kemajuan teknologi dalam bidang food safety. Teknologi ini dapat diadaptasi untuk berbagai jenis bahan pangan lain, tidak terbatas pada daging saja.

**Kontribusi terhadap Ketahanan Pangan**

Inovasi ini juga berkontribusi terhadap program ketahanan pangan nasional dengan menyediakan alat deteksi yang dapat membantu mengurangi food waste akibat kesalahan penilaian kesegaran produk.

**Prospek Komersialisasi**

Dengan akurasi 90 persen dan kemudahan penggunaan, Aenose memiliki prospek komersial yang menjanjikan. Kemitraan dengan industri alat kesehatan menunjukkan potensi aplikasi yang lebih luas dalam bidang medis dan kesehatan.

**Dampak Ekonomi dan Sosial**

Penerapan teknologi ini dapat memberikan dampak ekonomi positif melalui pengurangan kerugian akibat produk yang tidak layak konsumsi, sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan pangan.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan

Pendidikan Profesi Guru

Ensiklopedia Saintis Junior: Teknologi