Harga Token Listrik 27 Oktober-2 November 2025, Beli Rp 50.000 Awet Berapa Minggu?

JAKARTA – Pemerintah telah menetapkan tarif listrik prabayar PLN yang berlaku mulai 27 Oktober hingga 2 November 2025. Pelanggan dapat membeli token listrik dengan berbagai nominal mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 1 juta sesuai kebutuhan.

Token listrik yang dibeli akan dikonversi menjadi satuan kilowatt hour (kWh) setelah kode dimasukkan ke meteran. Besaran kWh yang diperoleh akan ditampilkan di meteran sesuai hasil konversi.

**Struktur Tarif Berdasarkan Kategori dan Daya**

Tarif listrik dibedakan berdasarkan kategori penggunaan, mulai dari rumah tangga, bisnis, industri, hingga fasilitas sosial, dengan perbedaan berdasarkan kapasitas volt ampere (VA) yang digunakan.

**Golongan Rumah Tangga**

Pelanggan rumah tangga dikelompokkan berdasarkan kapasitas daya yang digunakan:

– Golongan R-1/TR kecil 900 VA-RTM: Rp 1.352 per kWh
– Golongan R-1/TR kecil 1.300 VA: Rp 1.444,70 per kWh
– Golongan R-1/TR kecil 2.200 VA: Rp 1.444,70 per kWh
– Golongan R-2/TR menengah 3.500-5.500 VA: Rp 1.699,53 per kWh
– Golongan R-3/TR,TM besar di atas 6.600 VA: Rp 1.699,53 per kWh

**Kelompok Bisnis dan Industri**

Tarif untuk sektor komersial dan industri ditetapkan sebagai berikut:

Pelanggan bisnis:
– Golongan B-2/TR kecil 6.600 VA-200 kVA: Rp 1.444,70 per kWh
– Golongan B-3/TM,TT menengah di atas 200 kVA: Rp 1.114,74 per kWh

Pelanggan industri:
– Golongan I-3/TM di atas 200 kVA: Rp 1.114,74 per kWh
– Golongan I-4/TT di atas 30.000 kVA: Rp 996,74 per kWh

**Fasilitas Pemerintah dan Infrastruktur Publik**

Tarif untuk keperluan fasilitas pemerintah dan penerangan umum:

– Golongan P-1/TR 6.600 VA-200 kVA: Rp 1.699,53 per kWh
– Golongan P-2/TM tegangan menengah di atas 200 kVA: Rp 1.522,88 per kWh
– Golongan P-3/TR penerangan jalan umum: Rp 1.699,53 per kWh
– Golongan L/TR, TM, TT berbagai tegangan: Rp 1.644,52 per kWh

**Tarif Khusus Layanan Sosial**

Untuk fasilitas pelayanan sosial, tarif ditetapkan lebih rendah:

– Golongan S-1/TR 450 VA: Rp 325 per kWh
– Golongan S-1/TR 900 VA: Rp 455 per kWh
– Golongan S-1/TR 1.300 VA: Rp 708 per kWh
– Golongan S-1/TR 2.200 VA: Rp 760 per kWh
– Golongan S-1/TR 3.500 VA-200 kVA: Rp 900 per kWh
– Golongan S-2/TM di atas 200 kVA: Rp 925 per kWh

**Tarif Bersubsidi Rumah Tangga**

Pelanggan rumah tangga bersubsidi mendapat tarif khusus:

– Golongan R-1/TR 450 VA: Rp 415 per kWh
– Golongan R-1/TR 900 VA: Rp 605 per kWh

**Analisis Daya Tahan Token Rp 50.000**

Untuk menghitung daya tahan token listrik, perlu mempertimbangkan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) daerah yang bervariasi sesuai ketentuan pemerintah daerah setempat.

**Contoh Perhitungan Konkret**

Sebagai ilustrasi, pelanggan rumah tangga prabayar non-subsidi berdaya 900 VA di Jakarta yang membeli token Rp 50.000:

– Tarif dasar: Rp 1.352 per kWh
– PPJ Jakarta: 2,4% dari nominal token (Rp 1.200)
– Nominal bersih: Rp 48.800
– kWh yang diperoleh: 48.800 ÷ 1.352 = 36,09 kWh

**Faktor Konsumsi Listrik Harian**

Subuh Pramono, dosen teknik elektro Universitas Sebelas Maret (UNS), menjelaskan bahwa konsumsi listrik rumah tangga kecil berkisar 2-2,5 kWh per hari. Besaran konsumsi dipengaruhi beberapa faktor:

– Jenis dan spesifikasi perangkat elektronik
– Durasi pemakaian peralatan listrik
– Jumlah penghuni rumah
– Kebiasaan penggunaan elektronik
– Ukuran dan karakteristik rumah

**Estimasi Daya Tahan Token**

Berdasarkan perhitungan di atas:

– Konsumsi 2 kWh/hari: token Rp 50.000 bertahan 18 hari
– Konsumsi 2,5 kWh/hari: token Rp 50.000 bertahan 14 hari

Dengan demikian, token listrik Rp 50.000 untuk pelanggan golongan rumah tangga kecil rata-rata akan habis dalam waktu sekitar dua minggu.

**Strategi Pengelolaan Konsumsi Listrik**

Pemakaian token yang efisien dapat diperpanjang dengan:

– Memilih peralatan elektronik hemat energi
– Mengatur jadwal penggunaan peralatan listrik
– Memanfaatkan pencahayaan alami di siang hari
– Mematikan peralatan elektronik saat tidak digunakan
– Melakukan pemeliharaan rutin peralatan listrik

**Variabilitas Konsumsi Antar Daerah**

Perlu dicatat bahwa tarif PPJ berbeda-beda di setiap daerah, sehingga kWh yang diperoleh dari nominal token yang sama dapat bervariasi antar wilayah. Pelanggan disarankan untuk mengetahui besaran PPJ di daerah masing-masing untuk perhitungan yang akurat.

**Rekomendasi untuk Pelanggan**

Untuk optimalisasi penggunaan listrik, pelanggan dapat:

– Memantau konsumsi harian melalui meteran
– Menyesuaikan nominal pembelian token dengan pola konsumsi
– Memanfaatkan program hemat energi dari PLN


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Jejak Listrik di Tanah Raja

Seri Sastra Dunia: Rumah Tangga yang Bahagia