Harimau Emas, Si Cantik Langka yang Jadi Tanda Bahaya bagi Spesiesnya

ASSAM – Momen langka terjadi di Taman Nasional Kaziranga, India, ketika fotografer satwa liar Gaurav Ramnarayanan berhasil mengabadikan penampakan seekor harimau dengan warna pirang keemasan. Berbeda dari corak loreng oranye-hitam pada umumnya, harimau ini memamerkan bulu keemasan dengan semburat putih yang menawan.

Penampakan tersebut menambah dokumentasi keberadaan harimau emas, salah satu kucing besar paling langka di planet ini. Populasi global harimau emas diperkirakan hanya mencapai 30 ekor di penangkaran, sementara di alam liar tersisa empat individu yang kesemuanya ditemukan di kawasan Kaziranga.

**Fenomena Mutasi Genetik Langka**

Harimau emas sebenarnya bukan spesies terpisah, melainkan harimau Bengal (Panthera tigris tigris) yang mengalami mutasi genetik langka. Warna keemasan muncul dari ekspresi gen resesif yang hanya termanifestasi bila diturunkan dari kedua induk pembawa.

Uma Ramakrishnan, profesor ekologi dari National Center for Biological Sciences India, menjelaskan mutasi ini sebagai “kesalahan ejaan dalam DNA” yang memengaruhi gen ‘wideband’. Gen tersebut mengontrol produksi pigmen pheomelanin yang menentukan karakter warna bulu.

**Dokumentasi Visual yang Memukau**

Sudhir Shivaram, juri kompetisi Wildlife Photographer of the Year 2026, berhasil mengabadikan salah satu harimau emas paling terkenal di Kaziranga. Foto yang kemudian dibagikan London Natural History Museum tersebut menampilkan hewan langka ini berjalan diam-diam di bawah semak hutan.

“Di sinilah kita menyaksikan salah satu kucing besar paling langka di Bumi,” ungkap Shivaram. “Bulunya berkilau di antara hijau pepohonan hutan Kaziranga, menciptakan momen yang bukan sekadar tentang kelangkaan, tetapi keajaiban alam yang terus mengejutkan.”

**Kontras dengan Kondisi Penangkaran**

Ironis bahwa harimau emas justru lebih sering dijumpai di fasilitas penangkaran. Penelitian tim Ramakrishnan tahun 2024 mengungkap bahwa banyak program breeding sengaja mengembangbiakkan harimau berwarna langka, termasuk putih dan emas, karena nilai ekonomi dan daya tarik wisata yang tinggi.

“Program pembiakan yang menekankan penampilan unik seperti putih atau emas sering didorong motif ekonomi,” tulis peneliti. “Namun karena berasal dari gen resesif, sifat tersebut biasanya muncul akibat perkawinan sedarah.”

**Peringatan Dini Penurunan Genetik**

Kemunculan harimau emas di alam liar Kaziranga sejak 2014 memicu keprihatinan ilmuwan. Fenomena ini diduga mengindikasikan penurunan keragaman genetik akibat inbreeding, masalah serupa yang terjadi di Cagar Harimau Similipal dengan banyaknya harimau bercorak hitam tebal.

Ramakrishnan mengidentifikasi dua kemungkinan penyebab: gen langka menjadi lebih umum karena genetic drift alami, atau meningkatnya inbreeding yang membuat gen tersebut lebih sering muncul. Kedua skenario tersebut mengkhawatirkan bagi keberlanjutan populasi.

**Dampak Fragmentasi Habitat**

Fragmentasi habitat, tekanan perburuan, dan degradasi lingkungan memperparah situasi genetik harimau Bengal liar di India. Isolasi populasi dalam kantung-kantung habitat kecil meningkatkan risiko inbreeding dan mengurangi variabilitas genetik yang diperlukan untuk adaptasi.

Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium (AZA) pernah menghentikan program pembiakan harimau putih Bengal karena terbukti menurunkan kualitas genetik dan tidak mendukung tujuan konservasi yang sebenarnya.

**Simbolisme Keindahan dan Kerentanan**

Shivaram menekankan bahwa harimau emas melambangkan dualitas kondisi satwa liar: makhluk megah yang sangat bergantung pada habitat terlindungi untuk bertahan hidup. Keberadaannya di Kaziranga menunjukkan pentingnya kawasan konservasi dalam melindungi spesies langka.

**Tantangan Konservasi Genetik**

Para ahli menekankan bahwa meskipun harimau emas memesona secara visual, kemunculannya justru berfungsi sebagai alarm bahaya bagi kesehatan populasi harimau liar. Tanpa upaya menjaga konektivitas habitat dan keragaman genetik, kemampuan adaptasi dan survival spesies ini terancam.

**Upaya Pelestarian Holistik**

Konservasi harimau memerlukan pendekatan holistik yang tidak hanya fokus pada jumlah individu, tetapi juga kualitas genetik populasi. Menjaga koridor habitat, mencegah fragmentasi, dan menghindari isolasi populasi menjadi kunci keberhasilan program konservasi jangka panjang.

**Pesan untuk Masa Depan**

“Harimau Emas adalah simbol dari keindahan sekaligus kerapuhan alam liar—langka, menakjubkan, namun sangat rentan,” refleksi Shivaram. Pernyataan ini merangkum paradoks konservasi modern: spesies yang paling menarik perhatian sering kali menjadi indikator masalah ekologi yang lebih dalam.

Penampakan harimau emas di Kaziranga mengingatkan bahwa konservasi sejati memerlukan pemahaman mendalam tentang genetika populasi, bukan sekadar preservasi individu-individu yang eksotis.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Genom: Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab