WASHINGTON – Teleskop luar angkasa James Webb Space Telescope (JWST) berhasil mendeteksi lima senyawa organik kompleks berbasis karbon di sekitar bintang muda ST6 yang berlokasi di Large Magellanic Cloud (LMC). Galaksi kecil yang mengorbit dekat Bima Sakti ini menyimpan temuan penting untuk pemahaman pembentukan molekul kompleks di alam semesta awal.
**Laboratorium Alam Semesta Primitif**
Large Magellanic Cloud terletak sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan bagian dari kelompok galaksi lokal bersama Bima Sakti. Galaksi ini dipenuhi bintang panas dan terang yang memancarkan radiasi ultraviolet intens dengan kandungan unsur berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan galaksi kita.
Kondisi ekstrem tersebut menjadikan LMC sebagai cermin yang tepat untuk memahami kimia kompleks di galaksi-galaksi purba.
“Apa yang kita pelajari di Large Magellanic Cloud dapat membantu memahami galaksi-galaksi jauh dari masa muda alam semesta,” ungkap Marta Sewilo, astronom dari University of Maryland dan NASA Goddard Space Flight Center.
**Temuan Lima Molekul Penting**
Pada Maret 2024, tim peneliti menggunakan instrumen inframerah JWST untuk mengamati protobintang ST6. Hasilnya yang dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters pada 20 Oktober 2024 mengungkap lima molekul organik kompleks yang terperangkap dalam lapisan es di sekitar bintang:
– Metanol (CH₃OH)
– Asetaldehida (CH₃CHO)
– Etanol (C₂H₅OH)
– Metil format (HCOOCH₃)
– Asam asetat (CH₃COOH) – komponen utama cuka
Dari lima molekul tersebut, hanya metanol yang pernah terdeteksi sebelumnya pada protobintang di luar Bima Sakti. Sementara asam asetat belum pernah dikonfirmasi keberadaannya di es antariksa.
**Terobosan Teknologi Observasi**
“Sebelum JWST, metanol adalah satu-satunya molekul organik kompleks yang bisa dipastikan ada di es sekitar protobintang, bahkan di galaksi kita sendiri,” kata Sewilo.
Kualitas data Webb yang luar biasa memungkinkan tim memperoleh informasi sangat rinci hanya dari satu spektrum pengamatan.
**Indikasi Prekursor Kehidupan**
Tim juga menemukan sinyal kimia yang kemungkinan menunjukkan keberadaan glikolaldehida – molekul yang dapat bereaksi membentuk ribosa, gula penting dalam RNA sebagai salah satu fondasi kehidupan.
Jika terkonfirmasi, temuan ini akan memperkuat teori bahwa reaksi kimia di permukaan butiran debu antarbintang mampu menghasilkan molekul kompleks, bahkan di lingkungan ekstrem dan miskin unsur berat seperti LMC.
**Implikasi Kosmologis**
Penemuan ini mengisyaratkan bahwa “blok pembangun kehidupan” mungkin jauh lebih umum di alam semesta daripada perkiraan sebelumnya. Lingkungan keras di LMC memberikan wawasan bagaimana reaksi kimia kompleks masih dapat terjadi meski unsur berat sangat terbatas.
**Penelitian Lanjutan**
Para ilmuwan berencana mencari senyawa serupa di protobintang lain, baik di Bima Sakti maupun galaksi tetangga. Studi ini diharapkan dapat melengkapi pemahaman tentang distribusi molekul organik kompleks di alam semesta.
**Signifikansi Astrobiologi**
“Dengan penemuan ini, kita telah melangkah besar dalam memahami bagaimana kimia kompleks muncul di alam semesta dan membuka peluang baru untuk menelusuri bagaimana kehidupan bisa terbentuk,” ujar Sewilo.
**Konteks Evolusi Kimia Kosmik**
Temuan ini menunjukkan bahwa proses kimia kompleks dapat terjadi pada tahap awal evolusi galaksi. Kemampuan pembentukan molekul organik di lingkungan dengan metalitas rendah seperti LMC memberikan petunjuk penting tentang kondisi alam semesta primitif.
**Teknologi JWST dalam Astrobiologi**
Keberhasilan deteksi ini membuktikan kapabilitas JWST dalam mengidentifikasi molekul organik di lingkungan antariksa yang jauh. Spektroskopi inframerah teleskop ini mampu mengungkap komposisi kimia detail yang sebelumnya tidak dapat diakses.
**Perspektif Kehidupan Ekstraterrestrial**
Jika molekul kompleks dapat muncul di lingkungan keras seperti Large Magellanic Cloud, peluang keberadaan kehidupan di luar Bumi menjadi lebih terbuka. Temuan ini memperluas parameter pencarian kehidupan di alam semesta.
**Relevansi untuk Pemahaman Asal-usul**
Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman fundamental tentang bagaimana transisi dari kimia anorganik sederhana menuju molekul organik kompleks terjadi di skala kosmik. Proses ini merupakan langkah krusial dalam jalur menuju kehidupan.
JWST sekali lagi membuktikan perannya sebagai instrumen revolusioner dalam eksplorasi kosmik, tidak hanya sebagai teleskop tetapi sebagai jendela menuju masa lalu alam semesta yang membantu menyingkap misteri asal-usul kehidupan.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: