Misteri Lubang-Lubang Andes Akhirnya Terpecahkan

PERU – Setelah hampir satu abad menjadi teka-teki arkeologi, formasi misterius ribuan lubang di lereng Monte Sierpe, Peru, akhirnya mulai terkuak rahasianya. Penelitian mutakhir menggunakan teknologi drone mengungkap bahwa situs purba ini kemungkinan merupakan sistem pencatatan perdagangan dan pasar barter yang sophisticated dari era Kerajaan Chincha.

Lokasi yang dijuluki “Band of Holes” atau “Pita Lubang” ini terdiri dari lebih dari 5.000 lubang berbentuk bulat yang tersusun rapi membentuk grid sepanjang 1,5 kilometer di kawasan selatan Pegunungan Andes.

**Karakteristik Unik Situs Arkeologi**

Setiap lubang memiliki diameter 1-2 meter dengan kedalaman sekitar satu meter. Beberapa lubang dilapisi batuan, menunjukkan konstruksi yang deliberate dan purposeful. Dari perspektif aerial, formasi ini menyerupai pola geometris teratur yang memukau.

Berdasarkan analisis radiokarbon dan konteks arkeologis, situs ini diperkirakan dibangun antara tahun 1000-1400 Masehi, bertepatan dengan periode kejayaan Kerajaan Chincha. Kerajaan maritime ini menguasai pesisir Peru dengan populasi mencapai 100.000 jiwa sebelum ditaklukkan Kekaisaran Inca pada abad ke-15.

**Revolusi Metodologi Research dengan Drone Technology**

Meskipun situs ini telah didokumentasikan sejak 1930-an dan disurvei ulang pada 1970-an, breakthrough understanding baru terjadi dengan penggunaan unmanned aerial vehicle (UAV) dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi drone memungkinkan pemetaan komprehensif dengan presisi tinggi dan analisis spatial pattern yang detail.

Charles Stanish, profesor antropologi dari University of South Florida yang memimpin penelitian ini, menegaskan penemuan pola matematis sangat teratur dalam layout lubang-lubang tersebut. Hasil riset dipublikasikan dalam jurnal Antiquity edisi 10 November 2024.

“Pola ini menyerupai sistem pencatatan kuno yang digunakan masyarakat Andes untuk mengatur perdagangan dan sumber daya,” ungkap Stanish.

**Keterkaitan dengan Sistem Khipu Inca**

Analisis spatial pattern mengungkap kesamaan striking antara organisasi Band of Holes dengan khipu—sistem pencatatan berbahan tali simpul yang digunakan peradaban Inca. Jacob Bongers, arkeolog dari University of Sydney yang terlibat dalam penelitian, mengidentifikasi pembagian lubang ke dalam blok-blok diskrit.

“Perbedaan jumlah lubang di tiap blok mungkin menunjukkan perbedaan jumlah upeti dari tiap komunitas sekitar,” jelas Bongers. Variasi numerik ini mengindikasikan sistem accounting yang sophisticated untuk mencatat tribute atau tax obligations dari berbagai settlement groups.

Hipotesis ini didukung oleh evidence bahwa situs tersebut kemungkinan berfungsi ganda sebagai marketplace dan administrative center selama periode Inca occupation.

**Evidence Palynological dan Botanical**

Analisis laboratorium terhadap sampel sedimen dari berbagai lubang menghasilkan temuan significant. Tim peneliti mengidentifikasi pollen jagung (Zea mays) dan sisa-sisa bulrush (Cyperus sp.)—tanaman yang commonly digunakan masyarakat Chincha untuk pembuatan containers dan baskets.

Distribusi pollen jagung yang terlokalisir dalam lubang-lubang specific menunjukkan bahwa material organic ini tidak terdistribusi melalui natural wind dispersion, melainkan deposited secara anthropogenic.

“Data ini mendukung hipotesis bahwa pada masa pra-Hispanik, masyarakat setempat melapisi lubang-lubang dengan bahan tanaman dan menempatkan barang-barang di dalamnya menggunakan keranjang atau ikatan,” explaining Bongers.

**Rekonstruksi Aktivitas Commercial Ancient**

Evidence botanical combined dengan spatial analysis menunjukkan bahwa Monte Sierpe berfungsi sebagai trading hub dimana multiple communities converged untuk bartering activities. Sistem lubang-lubang ini likely served sebagai temporary storage dan display areas untuk various commodities.

Agricultural products, textiles, ceramics, dan marine resources dari coastal areas probably traded dengan highland products seperti camelid wool, metals, dan specialized crafts. Organized layout mengindikasikan regulated commercial activities dengan assigned spaces untuk different vendors atau commodity types.

**Integration ke dalam Inca Administrative System**

Setelah Inca conquest pada abad ke-15, situs ini kemungkinan integrated ke dalam imperial administrative network. Inca administration dikenal dengan sophisticated tribute collection systems yang menggunakan various recording methods termasuk khipu.

Monte Sierpe location strategically positioned untuk monitor dan control trade flows antara coastal areas dan highland regions, making it valuable asset untuk Inca economic management.

**Implications untuk Understanding Pre-Columbian Economics**

Penemuan ini significantly expands pemahaman tentang complexity pre-Hispanic economic systems di western South America. Evidence menunjukkan bahwa indigenous populations mengembangkan sophisticated mechanisms untuk organizing trade, recording transactions, dan managing resources.

“Penelitian ini memperlihatkan bagaimana masyarakat kuno mengubah lanskap untuk memperkuat hubungan sosial dan ekonomi,” kata Bongers. Landscape modification untuk commercial purposes demonstrates advanced understanding economic geography dan social organization.

**Methodological Innovations dalam Archaeological Research**

Penelitian Monte Sierpe exemplifies successful integration traditional archaeological methods dengan cutting-edge technology. Combination drone surveying, geospatial analysis, palynological studies, dan radiocarbon dating provides comprehensive approach untuk understanding complex archaeological sites.

This methodological framework dapat applied ke similar enigmatic sites throughout Andean region, potentially revealing additional evidence sophisticated pre-Columbian economic systems.

**Preservation Challenges dan Future Research**

Current research represents initial phase comprehensive investigation. Future studies akan focus pada detailed excavation selected holes, expanded palynological sampling, dan comparative analysis dengan similar sites throughout Peru.

Environmental threats termasuk climate change impacts dan potential development pressures necessitate urgent documentation dan preservation efforts untuk protect this unique archaeological resource.

**Cultural Heritage Significance**

Monte Sierpe stands sebagai testament kepada ingenuity dan organizational capabilities indigenous Andean peoples. Site demonstrates bahwa complex economic systems existed centuries before European contact, challenging traditional narratives tentang pre-Columbian social development.

Recognition this site’s significance contributes kepada broader understanding indigenous contributions kepada human civilization dan highlights importance preserving archaeological heritage untuk future generations.

**Regional Context dan Comparative Analysis**

Band of Holes represents one component larger network pre-Columbian sites throughout Pisco Valley region. Integration dengan other archaeological evidence dari area ini akan provide more complete picture tentang social, economic, dan political organization selama Chincha period.

Comparative studies dengan similar sites di other parts Andes dapat reveal whether organized trading systems dengan physical recording mechanisms were widespread phenomena atau unique developments dalam specific regions.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Seri Sastra Dunia: Monte Cristo