Peneliti Temukan Spesies Baru Landak Pohon dari Hutan Kolombia

Di tengah hutan lembap dan kering Kolombia bagian tengah, para ilmuwan menemukan bahwa seekor mamalia dengan panjang badan sekitar 60 cm dan tubuh dipenuhi duri panjang ternyata bukan spesies yang selama ini disangka. Hewan pemanjat pohon tersebut kini resmi diberi nama Coendou vossi, spesies landak baru yang selama puluhan tahun keliru dikira kerabat dekatnya.

**Kekayaan Hayati yang Tersembunyi**

Penemuan ini menambah daftar panjang kekayaan hayati Kolombia dan menunjukkan betapa banyak satwa kecil yang masih belum dipahami secara menyeluruh. Meski Kolombia dikenal sebagai negara superkaya biodiversitas, banyak mamalia kecilnya yang masih kurang dipahami karena minim penelitian.

**Misteri yang Mengundang Kecurigaan**

Kekosongan pengetahuan itu menjadi alasan munculnya misteri landak atau porcupine di pegunungan tengah negara tersebut. Penelitian ini dipimpin oleh Héctor E. Ramírez-Chaves, ahli mamalia dan profesor di University of Caldas. Ia menyoroti kejanggalan pada sejumlah spesimen landak pohon yang sebelumnya dimasukkan ke satu spesies.

**Investigasi Menyeluruh dari Awal**

Spesimen-spesimen ini hanya ditemukan di area tertentu di Kolombia, menimbulkan kecurigaan: apakah hewan ini sebenarnya spesies berbeda? Karena catatannya sedikit, tim harus melakukan penyelidikan ilmiah dari nol. Mereka membongkar laci museum, memeriksa foto kamera jebak dari para pengamat, hingga melakukan ekspedisi malam di jalur-jalur hutan berlumpur.

**Karakteristik Fisik yang Mencolok**

Hasil penyelidikan panjang itu memperkenalkan dunia pada porcupine berukuran sedang ini:
– Tubuhnya memiliki panjang sekitar 60 cm dari ujung hidung hingga pangkal ekor
– Punggungnya tampak “sepenuhnya berduri”, karena rambut lembut sangat sedikit
– Duri-duri tebal berwarna krem, cokelat, dan hitam mendominasi tubuh
– Kepalanya berukuran kecil dengan ekor prehensil yang sangat panjang
– Ekor mampu melilit cabang untuk memanjat dan sepenuhnya tertutup duri berwarna-warni

**Perilaku dan Habitat Unik**

Secara perilaku, Coendou vossi bersifat nokturnal. Siang hari ia beristirahat di lubang pohon atau gua kecil, dan malamnya bergerak di tajuk hutan untuk mencari buah-buahan, makanan utamanya. Spesies ini tampaknya endemik—hanya ditemukan di hutan antarpegunungan antara Pegunungan Tengah dan Timur Kolombia.

**Proses Identifikasi Spesies Baru**

Awalnya, hewan berduri ini dianggap sebagai Quichua porcupine, spesies yang penyebarannya mencakup Kolombia, Ekuador, hingga Panama. Namun, pertanyaan muncul: apakah ini sebenarnya cryptic species, yaitu spesies berbeda yang tampak mirip secara fisik?

**Metodologi Penelitian Komprehensif**

Untuk menjawabnya, tim melakukan beberapa langkah:

**1. Analisis Morfologi**
Mereka membandingkan bentuk tengkorak, ukuran tubuh, dan panjang ekor dari spesimen museum dan koleksi lapangan terbaru.

**2. Uji Genetik**
Ilmuwan mengurutkan gen mitokondria—semacam “kode batang” genetik—untuk melihat jarak kekerabatan.

**Bukti Genetik yang Meyakinkan**

Hasilnya mengejutkan: porcupine dari lembah Magdalena dan wilayah Karibia berbeda sekitar 3% dari kerabat terdekatnya. Perbedaan sebesar itu setara atau lebih besar dibanding jarak genetik antara spesies Coendou lain yang sudah diakui.

**Pemodelan Habitat dan Distribusi**

Menggunakan pemodelan komputer berbasis iklim dan habitat, tim juga menemukan bahwa ada tiga garis keturunan berbeda dalam kelompok porcupine Quichua. Salah satunya adalah Coendou vossi, yang habitatnya terbatas pada hutan lembah Magdalena dan wilayah Karibia Kolombia.

**Penemuan di Tengah Aktivitas Manusia**

Menariknya, penemuan spesies baru ini terjadi di salah satu kawasan paling sibuk di Kolombia—tempat perkebunan kelapa sawit, peternakan, dan ladang telah menggantikan banyak hutan asli. Meski begitu, penelitian kamera jebak di lembah Sungai Magdalena mencatat 17 spesies mamalia di lanskap yang sebagian besar berupa lahan kerja manusia.

**Ancaman terhadap Habitat**

Lembah Magdalena Tengah bahkan disebut sebagai hotspot biodiversitas oleh kelompok konservasi dunia. Namun, hutan kering tropis di kawasan tersebut kini hanya tersisa dalam fragmen kecil. Artinya, setiap potongan hutan yang masih berdiri menjadi sangat penting bagi satwa tersembunyi seperti Coendou vossi.

**Estimasi Global Keanekaragaman Mamalia**

Secara global, para ahli sepakat bahwa katalog mamalia dunia masih jauh dari lengkap. Satu analisis memperkirakan sekitar 5% mamalia di bumi belum dideskripsikan—banyak yang kemungkinan besar bersembunyi di kawasan rumit seperti pegunungan dan lembah utara Amerika Selatan.

**Peran Ekologis yang Vital**

Porcupine atau landak mungkin tidak setenar jaguar atau tapir, tetapi mereka memegang peran ekologi penting. Hewan ini membuka buah dan membawa biji—di tubuh atau kotoran—sehingga membantu regenerasi hutan. Mereka juga menjadi mangsa bagi burung hantu, ular besar, dan kucing liar seperti ocelot.

**Dampak Hilangnya Spesies**

Ketika mamalia berukuran sedang hilang, ekosistem dapat berubah cepat: penyebaran biji melambat dan predator kehilangan sumber makanan.

**Nilai Koleksi Museum dan Pengetahuan Lokal**

Penemuan Coendou vossi juga menjadi pengingat tentang nilai besar koleksi museum dan pengetahuan lokal. Tanpa spesimen berusia seabad, foto kabur dari petani, dan laporan warga, spesies ini mungkin tak akan pernah dikenali secara resmi.

**Harapan untuk Penelitian Masa Depan**

“Bagi saya, menarik bahwa masih ada bagian besar biodiversitas Kolombia yang kurang dipelajari,” kata Ramírez-Chaves. Ia berharap penemuan ini mendorong lebih banyak survei di wilayah kerja manusia


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Buah Leluhur dari Pohon Kehidupan: Memanggil Pulang Sukun ke Nusantara

Aku Senang Ada: Pohon dan Tumbuhan