Peringatan BMKG: Gelombang Tinggi 4 Meter Ancam Samudra Hindia hingga 3 November

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengirimkan peringatan cuaca maritim untuk perairan Indonesia akibat potensi gelombang tinggi dalam empat hari ke depan, mulai 31 Oktober sampai 3 November 2025. Kondisi ini menimbulkan risiko keselamatan bagi aktivitas pesisir dan transportasi laut.

**Dinamika Angin sebagai Faktor Utama**

Menurut analisis BMKG yang disampaikan Jumat kemarin, perbedaan pola angin menjadi penyebab utama peningkatan ketinggian gelombang di berbagai wilayah perairan nusantara.

Di wilayah Indonesia bagian utara, sistem angin bertiup dari arah barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 4-25 knot. Sementara itu, Indonesia bagian selatan mengalami hembusan angin dari timur hingga tenggara dengan intensitas 4-20 knot.

Kecepatan angin tertinggi terdeteksi di kawasan Samudra Pasifik utara Maluku dan Laut Sulawesi bagian timur, yang kemudian mempengaruhi pembentukan gelombang tinggi di wilayah tersebut.

**Klasifikasi Wilayah Berdasarkan Tinggi Gelombang**

BMKG mengategorikan potensi gelombang tinggi ke dalam dua klasifikasi berdasarkan ketinggiannya:

**Gelombang Kategori Tinggi (1,25-2,5 Meter)**

Perairan yang berpotensi mengalami gelombang dengan ketinggian ini mencakup Selat Malaka bagian utara, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Arafuru bagian barat, dan Selat Makassar bagian tengah serta selatan. Laut Natuna utara juga masuk dalam kategori ini.

Kondisi serupa diprediksi terjadi di sepanjang pesisir Samudra Hindia bagian barat Sumatera, mulai dari perairan Aceh, Nias, Mentawai, Bengkulu, hingga Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur.

**Gelombang Kategori Sangat Tinggi (2,5-4,0 Meter)**

Wilayah dengan potensi gelombang paling berbahaya meliputi Samudra Hindia barat Lampung, seluruh pesisir selatan Pulau Jawa dari Banten hingga Jawa Timur, serta perairan selatan Bali dan Nusa Tenggara Barat. Samudra Pasifik utara Papua juga termasuk dalam kategori ini.

**Panduan Keselamatan untuk Berbagai Jenis Kapal**

BMKG menetapkan batasan keselamatan berlayar yang disesuaikan dengan karakteristik setiap moda transportasi laut:

Perahu nelayan tidak disarankan beroperasi ketika kecepatan angin melebihi 15 knot dengan gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang memiliki batas aman kecepatan angin maksimal 16 knot dan gelombang 1,5 meter.

Untuk kapal ferry, operasional dihentikan jika kecepatan angin melampaui 21 knot dengan gelombang di atas 2,5 meter. Sementara kapal berukuran besar seperti kargo dan pesiar memiliki toleransi hingga kecepatan angin 27 knot dan gelombang 4,0 meter.

**Imbauan Khusus untuk Masyarakat Pesisir**

Otoritas meteorologi mengingatkan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan selama periode peringatan. Kondisi gelombang tinggi tidak hanya membahayakan pelayaran, tetapi juga dapat berdampak pada aktivitas di bibir pantai.

**Koordinasi dengan Sektor Maritim**

Peringatan ini diharapkan menjadi acuan bagi seluruh stakeholder sektor maritim, mulai dari nelayan tradisional hingga operator kapal komersial, untuk melakukan penyesuaian jadwal operasional guna meminimalkan risiko kecelakaan.

**Monitor Perkembangan Cuaca**

BMKG terus memantau perkembangan kondisi cuaca maritim dan akan memperbarui informasi sesuai dengan dinamika atmosfer yang terjadi. Masyarakat diharapkan mengikuti informasi terkini melalui saluran resmi badan meteorologi.

**Dampak Ekonomi Pelayaran**

Kondisi cuaca buruk ini berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi maritim, terutama transportasi barang dan penangkapan ikan. Operator pelayaran diimbau menyiapkan rencana kontingensi untuk menjaga kelancaran distribusi logistik.

**Kesiapsiagaan Darurat**

Aparat SAR dan instansi terkait diharapkan meningkatkan kesiagaan menghadapi kemungkinan insiden keselamatan maritim selama periode peringatan. Koordinasi antarlembaga menjadi kunci efektivitas respons darurat.

Peringatan gelombang tinggi ini menunjukkan pentingnya sistem peringatan dini dalam menjaga keselamatan aktivitas maritim Indonesia yang memiliki wilayah perairan luas dengan karakteristik cuaca yang dinamis.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Nusantaria: Sejarah Asia Tenggara Maritim

Aku Senang Ada: Samudra dan Laut