Renang Tidak Termasuk Cabor dalam Sejarah Awal Olimpiade

Renang menjadi salah satu cabang olahraga unggulan di Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung pada 26 Juli-11 Agustus. Namun, dalam sejarah Olimpiade asli di Yunani kuno, cabang olahraga ini tidak pernah dipertandingkan.

Fenomena ini cukup mengherankan mengingat sebagian besar masyarakat Yunani kuno mahir berenang dan bahkan membanggakan kemampuan mereka di air. Lantas, apa penyebab dibalik tidak diikutsertakannya renang dalam kompetisi tersebut?

**Olimpiade Kuno dan Cabang Olahraga yang Dipertandingkan**

Olimpiade Kuno berlangsung antara abad kedelapan hingga keempat Sebelum Masehi. Kompetisi ini mempertandingkan berbagai cabang olahraga seperti gulat, tinju, dan pentathlon. Para sejarawan mencoba memahami alasan renang tidak pernah menjadi bagian dari perlombaan ini.

Beberapa cendekiawan awalnya berhipotesis bahwa renang dikecualikan karena tidak dianggap sebagai aktivitas militer, sementara seluruh olahraga Olimpiade seharusnya melibatkan disiplin ilmu yang berguna di medan perang.

Namun, teori ini terbantahkan oleh catatan sejarah. Sejarawan terkenal Herodotus pernah menggambarkan bagaimana tentara Yunani dapat menyelamatkan diri dari pembantaian selama Perang Persia dengan berenang menuju tempat aman. Laporan lain menunjukkan bahwa perenang digunakan untuk mengirimkan perbekalan kepada pasukan Sparta yang terkepung selama Perang Peloponnesos.

Selain itu, banyak pertandingan Olimpiade Kuno yang tidak berkaitan dengan aktivitas peperangan dan tidak termasuk dalam pelatihan militer umum, seperti lompat tinggi dan lempar cakram.

**Teori Kelas Sosial dan Konsep Arete**

Dr. Edward Clayton dari Central Michigan University mengajukan hipotesis berbeda dalam makalahnya. Menurut Clayton, pertandingan renang tidak diadakan karena ada kekhawatiran bahwa kompetisi tersebut dapat dimenangkan oleh nelayan, penyelam mutiara, atau individu lain yang mencari nafkah dari kemampuan berenang.

“Pertandingan renang tidak diadakan dalam Olimpiade Kuno karena ada bahaya bahwa pertandingan tersebut dapat dimenangkan oleh nelayan, penyelam tiram, atau orang lain yang mencari nafkah dari renang,” ungkap Clayton.

Menurut pandangan ini, Olimpiade lebih dari sekadar demonstrasi kecakapan olahraga. Kompetisi tersebut memberikan kesempatan bagi para kontestan untuk menunjukkan keindahan dan keunggulan jiwa mereka, karakteristik yang dikenal sebagai arete.

**Pembagian Kelas dalam Masyarakat Yunani**

Clayton menjelaskan bahwa para peserta Olimpiade harus berasal dari keluarga yang mampu memiliki arete, yang di Athena berarti kelas aristokrat. Sementara itu, nelayan dan pekerja lain yang berenang sebagai bagian dari pekerjaan mereka termasuk dalam kelas pekerja yang disebut banausoi.

Berdasarkan definisi sosial pada masa itu, mereka tidak memiliki arete yang diperlukan untuk dianggap sebagai atlet sejati. Setiap pertandingan yang mereka kuasai dengan baik tidak dapat dikategorikan sebagai olahraga Olimpiade.

Tokoh seperti Aristoteles bahkan berpendapat bahwa kegiatan banausik merendahkan tubuh dan jiwa daripada menyempurnakannya. Secara umum diterima bahwa tidak ada atlet sejati yang dapat menggunakan tubuh mereka untuk keuntungan ekonomi.

**Aspek Estetika dan Erotis dalam Kompetisi**

Orang Yunani Kuno percaya bahwa arete tercermin dalam kecantikan fisik seseorang. Menunjukkan kualitas jasmani ini merupakan komponen penting dari semua cabang olahraga Olimpiade. Hal ini sebagian menjelaskan mengapa atlet Olimpiade berlaga tanpa busana, memastikan keunggulan mereka terlihat sepenuhnya dan dapat dinikmati oleh para penonton.

Kompetisi atletik memiliki komponen erotis yang kuat bagi masyarakat Yunani kuno. Pertandingan renang tidak akan memungkinkan adanya elemen ini karena kompetisi akan berlangsung di dalam air, yang sangat menghalangi pandangan penonton terhadap para peserta.

“Tubuh mereka tidak akan terlihat berkilauan dengan minyak dan debu seperti halnya tubuh peserta lainnya,” tambah Clayton.

**Kesimpulan Penelitian**

Studi yang dipublikasikan di Athens Journal of Sports ini menyimpulkan bahwa tidak diikutsertakannya renang dalam Olimpiade Kuno berkaitan dengan struktur sosial dan nilai-nilai estetika masyarakat Yunani pada masa itu.

Kekhawatiran akan dominasi kelas pekerja dalam kompetisi renang, ditambah dengan ketidakmampuan menampilkan aspek visual yang dianggap penting dalam pertandingan atletik, menjadi faktor utama pengecualian cabang olahraga ini dari Olimpiade Kuno.

Penelitian ini memberikan perspektif baru dalam memahami dinamika sosial dan budaya yang memengaruhi evolusi olahraga dalam peradaban kuno.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Nat Geo Yunani Kuno