Reptil Laut Berleher Super Panjang Ditemukan di China

YUNNAN – Para paleontolog menemukan fosil reptil laut berleher sangat panjang di Provinsi Yunnan, China, yang diidentifikasi sebagai Lijiangosaurus yongshengensis. Penemuan ini mengguncang pemahaman lama tentang kapan dan bagaimana reptil laut mulai mengembangkan bentuk tubuh ekstrem, khususnya leher yang memanjang hingga puluhan ruas.

**Reptil Trias Tengah dengan Adaptasi Luar Biasa**

Lijiangosaurus yongshengensis hidup pada periode Trias Tengah, sekitar 247-241 juta tahun lalu. Spesies ini termasuk kelompok nothosaur, bagian dari klade besar reptil laut bernama Sauropterygia yang mendominasi ekosistem laut selama hampir 180 juta tahun.

Tim peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology, Chinese Academy of Sciences, menulis dalam deskripsi mereka, “Sauropterygia muncul sebagai kelompok reptil laut utama pada awal hingga pertengahan Trias, dan bertahan sebagai komponen kunci ekosistem laut Mesozoikum selama sekitar 180 juta tahun.”

**Karakteristik Unik Nothosaur**

Nothosaur dikenal memiliki tubuh ramping dengan empat kaki berbentuk dayung. Panjang tubuhnya dapat mencapai 7 meter, dengan tengkorak pipih dan gigi-gigi runcing untuk menangkap ikan atau cumi-cumi.

Dr. Qinghua Shang dan tim menjelaskan bahwa nothosaur biasanya berukuran lebih besar daripada pachypleurosaur, namun lebih kecil dari pistosaur dan plesiosaurus. Secara evolusioner, mereka berada di jalur menuju munculnya plesiosaurus—reptil berleher panjang yang sangat ikonik di era dinosaurus.

Meskipun banyak spesies telah diidentifikasi, para ahli mencatat bahwa keanekaragaman morfologi nothosaur relatif rendah dibandingkan dengan kelompok sauropterygian lainnya.

**Rekor Dunia: 42 Ruas Tulang Leher**

Aspek paling menakjubkan dari Lijiangosaurus yongshengensis adalah lehernya yang sangat panjang, terdiri dari 42 tulang leher (vertebra servikal)—dua kali lebih banyak dari kebanyakan reptil laut sezamannya. Panjang tubuh totalnya mencapai lebih dari 2,5 meter, dengan kepala yang relatif kecil.

Para paleontolog mendefinisikan “leher panjang” dalam riset mereka sebagai leher dengan lebih dari 30 ruas. Dengan 42 ruas, Lijiangosaurus bukan sekadar “panjang”—tetapi ekstrem.

“Plesiosaurus biasanya dikenal dengan lehernya yang luar biasa panjang… Lijiangosaurus menunjukkan karakter ikonik ini jauh sebelum plesiosaurus dan nenek moyang pistosaur mereka berevolusi,” tulis para peneliti.

**Kemampuan Langka dalam Evolusi**

Para ilmuwan menegaskan bahwa kemampuan memiliki leher panjang seperti ini sangat unik. Kelompok reptil laut lain seperti ichthyosaurus, mosasaurus, hingga mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba semuanya cenderung berleher pendek.

Rangka Lijiangosaurus ditemukan di lokasi baru dari Formasi Beiya, dekat dataran tinggi Tibet bagian timur dan Myanmar utara. Lokasi ini berbeda dari area fosil terkenal di perbatasan provinsi Yunnan-Guizhou yang sebelumnya menjadi pusat penemuan reptil Trias.

**Sauropterygian Paling Awal dengan Leher Super Panjang**

Temuan menjadi sangat penting karena fosil ini merupakan sauropterygian paling awal yang diketahui memiliki leher sangat panjang. Spesimen ini membuktikan bahwa adaptasi ekstrem seperti ini muncul lebih awal dari perkiraan selama ini.

Selain panjang leher, Lijiangosaurus juga memiliki artikulasi tambahan antarruas tulang belakang yang tidak ditemukan pada reptil lain.

“Kami menilai struktur ini membantu mengurangi gelombang tubuh saat berenang,” ujar para ilmuwan. Artinya, adaptasi ini mungkin membantu reptil tersebut meluncur di air dengan lebih efisien—sebuah inovasi biomekanik yang belum diketahui sebelumnya.

**Wawasan Baru Evolusi Reptil Laut**

Temuan Lijiangosaurus memberikan perspektif baru tentang evolusi awal reptil laut Trias. Spesies ini menunjukkan betapa plastis dan eksperimentalnya kerangka vertebrata pada periode awal setelah kepunahan massal Permian—ketika banyak kelompok hewan berevolusi cepat mengisi relung ekologi laut yang kosong.

Para ilmuwan menyimpulkan, “Penemuan ini menambah keragaman struktur tulang belakang yang diketahui pada reptil, dan menyoroti tingginya fleksibilitas evolusi vertebra pada sauropterygian awal.”

Penelitian lengkapnya dipublikasikan dalam jurnal Communications Biology, memberikan bukti baru tentang eksperimen evolusi yang terjadi selama periode pemulihan ekosistem pasca kepunahan massal terbesar dalam sejarah Bumi.

Fosil ini memperkuat pemahaman bahwa periode Trias merupakan masa inovasi biologi yang luar biasa, di mana berbagai bentuk tubuh ekstrem muncul sebagai respons terhadap tekanan seleksi dan peluang ekologi baru di lingkungan laut.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Nat Geo Reptilpedia

Ensiklopedia Saintis Junior: Tubuh Manusia