Ikan gabus (Channa striata), yang secara tradisional diyakini masyarakat dapat mempercepat penyembuhan luka, kini dikaji secara ilmiah memiliki potensi yang lebih luas, yaitu sebagai antioksidan dan antihipertensi.
Penelitian kolaboratif yang dilakukan oleh sejumlah peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP) pada 2018 menemukan bahwa ikan gabus alam maupun budidaya sama-sama memiliki kemampuan biofarmaka yang signifikan.
**Perbandingan Ikan Gabus Alam dan Budidaya**
Peneliti dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Dr. Mala Nurilmala dan Dr. Ekowati Chasanah, bersama Ayu Ratih Purnamasari, menggunakan ikan gabus alam dan budidaya untuk membandingkan profil protein dan potensi kesehatannya.
“Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui potensi ekstrak protein kasar ikan gabus alam dan budidaya sebagai antioksidan dan antihipertensi,” ujar Dr. Mala dikutip dari laman IPB University.
**Kandungan Protein Tinggi dan Komponen Bioaktif**
Ikan gabus dikenal memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan merupakan komoditas bernilai ekonomi. Selain dipercaya mempercepat penyembuhan penyakit infeksi dan meningkatkan kadar albumin pada penderita hipoalbuminemia, ikan ini memiliki komponen penyusun protein yang lengkap yang mendukung statusnya sebagai ikan biofarmaka.
**Asam Lemak Esensial dan Mineral Penting**
Ikan gabus juga mengandung asam lemak esensial seperti Eicosapentaenoic acid (EPA) dan Docosahexaenoid Acid (DHA) yang krusial dalam menjaga fungsi otak dan retina mata. Selain itu, kandungan mineral seperti seng, tembaga, dan besi mendukung aktivitas antioksidan di dalam tubuhnya.
**Keunggulan Ikan Gabus Budidaya**
Meskipun ikan gabus selama ini lebih banyak ditangkap dari alam, para peneliti mencatat bahwa upaya budidaya telah mulai dilakukan untuk menjamin keberlanjutan ketersediaannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi protein ikan gabus budidaya lebih tinggi dibandingkan ikan gabus alam. Keunggulan ini juga tercermin dalam aktivitas antioksidan dan antihipertensinya.
**Aktivitas Bioaktif Lebih Optimal**
Aktivitas antioksidan ikan gabus budidaya lebih tinggi dibandingkan gabus alam. Ikan gabus budidaya juga memiliki nilai penghambatan ACE (untuk uji antihipertensi) yang lebih tinggi dibandingkan ikan gabus alam.
**Potensi Antihipertensi yang Menjanjikan**
Meskipun kandungan antioksidan pada kedua jenis gabus masih tergolong rendah, potensinya sebagai antihipertensi cukup kuat.
“Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ikan gabus alam dan budidaya memiliki kemampuan sebagai antioksidan walaupun kandungannya masih rendah dan antihipertensi dengan kekuatan sebesar 1:10 dari kekuatan obat antihipertensi komersial kaptopril,” tandas Dr. Mala.
**Harapan Pengembangan Biofarmaka Alami**
Kesimpulan ini memperkuat harapan bahwa ekstrak protein ikan gabus dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antihipertensi alami dan sumber biofarmaka yang berharga di masa depan.
**Manfaat untuk Kesehatan Reproduksi**
Dikutip Kompas.com, ikan gabus menjadi sumber protein tinggi alami yang membantu pemulihan ibu setelah melahirkan. Kandungan albumin di dalamnya mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan kadar hemoglobin (Hb), dan memperbaiki kondisi darah, yang semuanya mendukung kelancaran produksi ASI.
**Distribusi dan Habitat Alami**
Diketahui, ikan gabus berasal dari Asia Tenggara dan Selatan, termasuk Indonesia, Malaysia, dan China. Spesies ini juga ditemukan di perairan lain seperti Rusia dan Semenanjung Korea.
Di Indonesia sendiri, ikan gabus merupakan salah satu ikan asli yang banyak tersebar di berbagai daerah dan dapat ditemukan di perairan seperti rawa, waduk, dan sungai dengan aliran air tenang.
**Implikasi Ekonomi dan Konservasi**
Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pengembangan industri perikanan Indonesia. Dengan potensi budidaya yang menunjukkan hasil superior dibandingkan gabus alam, upaya pengembangan akuakultur ikan gabus dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar sekaligus melestarikan populasi alam.
**Prospek Pengembangan Produk Fungsional**
Potensi ikan gabus sebagai antioksidan dan antihipertensi membuka peluang pengembangan produk pangan fungsional dan suplemen kesehatan berbasis protein ikan lokal, yang dapat menjadi alternatif alami untuk mendukung kesehatan kardiovaskular masyarakat.
**Penelitian Lanjutan yang Diperlukan**
Meski hasil penelitian menunjukkan potensi yang menjanjikan, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengoptimalkan ekstraksi protein bioaktif dan menguji keamanan serta efikasi jangka panjang penggunaan ikan gabus sebagai biofarmaka alami.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: