Setelah Terhalang Matahari, Komet Antarbintang 3I/ATLAS Kembali Terlihat

Berdasarkan hasil pencarian, saya dapat mengonfirmasi bahwa artikel tersebut membahas topik yang valid tentang komet antarbintang 3I/ATLAS. Berikut adalah versi tulis ulang artikel tersebut:

**Komet Antarbintang 3I/ATLAS Muncul Kembali Setelah Melewati Titik Terdekat dengan Matahari**

ARIZONA – Komet antarbintang 3I/ATLAS kembali terlihat dari Bumi setelah sempat tersembunyi di balik cahaya Matahari. Seorang astronom Amerika Serikat berhasil mengabadikan penampakan pertama objek luar angkasa ini pasca mencapai perihelion, membuka peluang studi komposisi kimia yang berharga.

Qicheng Zhang, peneliti postdoctoral di Lowell Observatory, mencatat observasi optik perdana pada Jumat, 31 Oktober 2025 menggunakan Lowell Discovery Telescope di Arizona. Temuan ini menandai awal periode krusial bagi komunitas ilmiah untuk menganalisis karakteristik komet saat bergerak menjauh dari Matahari.

**Aksesibilitas untuk Astronom Amatir**

Zhang kemudian menemukan bahwa komet tersebut dapat diamati menggunakan peralatan teleskop berukuran kecil. Informasi ini dibagikan melalui blognya pada Minggu, 2 November, memberikan harapan bagi para astronom amatir di Belahan Bumi Utara.

“Yang Anda butuhkan hanyalah langit yang cerah dan cakrawala timur yang sangat rendah,” ungkap Zhang. “Itu tidak akan terlihat terlalu mengesankan, itu hanya gumpalan, tetapi itu akan menjadi gumpalan yang semakin terlihat selama beberapa hari ke depan.”

**Karakteristik Lintasan Unik**

Objek antarbintang ketiga yang tercatat ini melaju dengan kecepatan lebih dari 210.000 kilometer per jam dalam trajektori lurus dan datar melintasi tata surya. Komet mencapai titik terdekat dengan Matahari pada Kamis, 29 Oktober, pada jarak sekitar 210 juta kilometer.

**Window Observasi Strategis**

Para peneliti menunjukkan antusiasme tinggi karena pemanasan komet saat mendekati bintang menyebabkan es di permukaannya menyublim menjadi gas. Proses ini memungkinkan analisis lebih mendalam tentang komposisi kimia komet selama fase menjauh dari Matahari.

Zhang menjelaskan adanya jendela observasi optimal di senja pagi, ketika komet berada tepat di atas cakrawala timur sementara Matahari masih cukup jauh di bawah horizon untuk mencegah langit menjadi terlalu terang.

**Teknologi Observasi Canggih**

Lowell Discovery Telescope menjadi salah satu instrumen terbesar yang mampu mengarah cukup dekat ke cakrawala untuk mengamati komet segera setelah perihelion. Untuk menguji kondisi observasi, Zhang menggunakan teleskop kecil berlensa 6 inci sebelum penjadwalan pengamatan resmi menggunakan teleskop besar.

Zhang berhasil menangkap citra baru ketika komet berada sekitar 16 derajat dari posisi Matahari.

**Penelitian Komposisi dan Usia**

Studi awal yang diposting Zhang dan rekan-rekannya di server arXiv mengindikasikan bahwa komet mengalami pencerahan cepat menjelang perihelion, konsisten dengan emisi gas yang berkontribusi pada kecerahan keseluruhan.

Penelitian terpisah menunjukkan kemungkinan 3I/ATLAS merupakan komet tertua yang pernah diamati, dengan perkiraan usia sekitar 3 miliar tahun lebih tua daripada Tata Surya.

**Hipotesis Kerak Radiasi**

Studi lain menduga paparan radiasi antariksa berkepanjangan telah mengubah struktur komet, menciptakan kerak tebal yang teradiasi sehingga materi luar tidak lagi mencerminkan karakteristik sistem bintang asalnya.

Jika hipotesis kerak radiasi terbukti benar, ilmuwan akan menghadapi tantangan dalam menguraikan asal-usul komet. Namun, pergerakan cepat objek memungkinkan peningkatan visibilitas untuk observasi lanjutan.

**Proyeksi Observasi Mendatang**

“Komet ini dengan cepat naik menjauhi Matahari,” kata Zhang. “Saya pikir dalam satu minggu itu akan menjadi sekitar 25 atau 30 derajat dari Matahari, di mana sejumlah besar teleskop besar lainnya di seluruh dunia juga akan dapat mulai mengikutinya.”

**Implikasi Ilmiah Jangka Panjang**

Peningkatan visibilitas komet di langit malam diharapkan memicu gelombang penelitian baru tentang 3I/ATLAS dalam beberapa bulan mendatang. Data yang terkumpul akan memberikan wawasan berharga tentang objek antarbintang dan evolusi sistem tata surya.

**Metodologi Observasi Teleskop Kecil**

Keberhasilan Zhang menggunakan teleskop berukuran kecil membuka peluang partisipasi lebih luas dari komunitas astronom amatir dalam pengamatan objek antarbintang langka ini.

**Kontribusi untuk Astronomi Antarbintang**

Sebagai objek antarbintang ketiga yang berhasil diidentifikasi, 3I/ATLAS memberikan data pembanding penting untuk memahami karakteristik visitor dari luar tata surya dan proses evolusinya selama perjalanan antarbintang.

**Tantangan Teknis Observasi**

Posisi komet yang relatif dekat dengan Matahari menciptakan tantangan teknis bagi observasi optik, membutuhkan timing dan posisi teleskop yang tepat untuk menghindari interferensi cahaya matahari.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Nat Geo: Atlas Dunia

Nat Geo Atlas Antariksa

Kembali ke Kampung Adat: Meniti Jalan Perubahan di Tanah Papua