Setelah disuguhi pemandangan spektakuler Cold Supermoon pada 4 Desember lalu, langit malam pekan depan akan dihiasi tontonan hujan meteor Geminids yang dikenal sebagai fenomena meteor paling produktif sepanjang tahun.
Dikutip dari Live Science, hujan meteor Geminids telah dimulai sejak Kamis (4/12/2024) dan akan aktif selama dua minggu ke depan. Namun, puncaknya diprediksi terjadi pada malam Sabtu, 13 Desember hingga Minggu, 14 Desember.
**Intensitas Luar Biasa dengan 150 Meteor per Jam**
Saat puncaknya pekan depan, para pengamat langit dapat menyaksikan hingga 150 “bintang jatuh” per jam. Namun, pemandangan terbaik akan dinikmati dari Belahan Bumi Utara.
**Kondisi Langit Optimal Tanpa Gangguan Bulan**
Tahun ini, pertunjukan hujan meteor Geminids akan terasa istimewa karena puncak malamnya bertepatan dengan langit yang gelap total (moonless sky). Bulan sabit tua yang hanya disinari 28 persen cahayanya akan terbit di timur sekitar pukul 02.30 dini hari waktu setempat.
Waktu tersebut hampir bersamaan dengan titik radian Geminids—yang berada di dekat bintang terang Castor dan Pollux di konstelasi Gemini—mencapai titik tertinggi di langit.
**Waktu Pengamatan Terbaik**
Menurut American Meteor Society, waktu terbaik untuk mencari Geminids adalah kapan saja mulai pukul 22.00 dan seterusnya, dan semakin larut malam pengamatan dilakukan, semakin baik pemandangannya.
**Karakteristik Unik Meteor dari Asteroid**
Hujan Meteor Geminids dikenal cerah, bergerak lambat, dan berwarna-warni. Hal ini disebabkan karena ia adalah satu-satunya hujan meteor tahunan yang diketahui berasal dari asteroid, bukan komet.
Geminids berasal dari objek berbatu biru bernama 3200 Phaethon, sebuah asteroid berdiameter sekitar 5,8 km yang mengorbit Matahari setiap 1,4 tahun.
**Komposisi Asteroid Menghasilkan Warna Beragam**
Komposisi asteroid yang lebih padat ini membuat warna Geminids beragam. Menurut BBC, warna-warna tersebut disebabkan oleh jejak elemen seperti natrium dan kalsium dalam meteor.
**Tips Pengamatan Optimal**
Untuk mendapatkan pemandangan terbaik, disarankan untuk menjauh sejauh mungkin dari polusi cahaya buatan dan membiarkan mata menyesuaikan diri dengan kegelapan selama sekitar 20 menit.
Penting juga untuk menghindari melihat layar ponsel atau menggunakan mode lampu merah untuk mempertahankan penglihatan malam.
**Tidak Perlu Alat Bantu Optik**
Tidak perlu alat bantu optik seperti teropong atau teleskop untuk melihat meteor. Hujan Meteor Geminids paling baik disaksikan dengan mata telanjang.
**Aktivitas Lanjutan Hingga Akhir Desember**
Meskipun intensitas meteor akan cepat berkurang setelah malam puncak, Hujan Meteor Geminids akan tetap aktif hingga 17 Desember.
Malam yang sama menandai dimulainya hujan meteor Ursids, yang akan menghasilkan sekitar 10 meteor per jam pada puncaknya tanggal 21-22 Desember.
**Penutup Tahun dengan Hujan Meteor Ursids**
Hujan meteor Ursids, meskipun tidak sekuat Geminids, juga akan terjadi di bawah langit gelap gulita (new moon), menjadikannya penutup yang indah untuk kegiatan mengamati bintang di akhir tahun 2024.
**Sejarah dan Asal-usul Nama Geminids**
Nama Geminids berasal dari konstelasi Gemini, tempat titik radian hujan meteor ini berada. Konstelasi Gemini dapat diidentifikasi dengan mudah melalui dua bintang terangnya, Castor dan Pollux, yang merepresentasikan sepasang kembar dalam mitologi Yunani.
**Fenomena Langka Asteroid sebagai Sumber**
Berbeda dengan kebanyakan hujan meteor yang berasal dari komet, Geminids memiliki keunikan karena bersumber dari asteroid 3200 Phaethon. Perbedaan ini memberikan karakteristik visual yang berbeda, termasuk kecerahan yang lebih tinggi dan variasi warna yang lebih beragam.
**Aktivitas Maksimal di Belahan Bumi Utara**
Pengamat di Indonesia dan wilayah tropis lainnya tetap dapat menyaksikan fenomena ini, meski intensitasnya tidak seoptimal di Belahan Bumi Utara. Konstelasi Gemini akan tampak di langit timur laut setelah tengah malam waktu setempat.
**Rekam Jejak Produktivitas Tahunan**
Geminids konsisten menjadi hujan meteor paling produktif sepanjang tahun, bahkan melampaui hujan meteor Perseids yang populer pada Agustus. Produktivitas ini telah terus meningkat selama beberapa dekade terakhir.
**Pentingnya Kondisi Cuaca**
Keberhasilan pengamatan juga sangat bergantung pada kondisi cuaca lokal. Langit yang cerah tanpa tutupan awan akan memberikan pengalaman pengamatan yang optimal untuk menikmati spektakel alam tahunan ini.
Sumber: Kompas.com
Buku Terkait: