Solusi Lindungi Bunga Langka seperti Rafflesia hasseltii Menurut Pakar

BENGKULU – Status konservasi bunga Rafflesia hasseltii yang sangat kritis (Critical Endangered) memerlukan langkah konservasi yang cepat dan terstruktur. Ancaman utama terhadap kelangsungan hidup puspa langka ini bukan hanya populasi yang rendah, tetapi juga kompleksitas status kepemilikan tanah.

Untuk menjamin kelestarian bunga dengan populasi yang sangat terancam, para pakar menekankan pentingnya strategi konservasi yang melibatkan akuisisi lahan oleh pemerintah.

**Kondisi Kritis Menuntut Tindakan Segera**

Profesor Agus Susatya, ahli Rafflesia sekaligus Guru Besar Universitas Bengkulu, menegaskan bahwa Rafflesia hasseltii berada dalam status kritis.

“Ini karena populasinya kecil dan mortalitas tinggi, sehingga dia kalau enggak ada proteksi, dia akan punah,” kata Agus saat dihubungi, Kamis (20/11/2024).

**Tiga Strategi Perlindungan di Habitat Asli**

Prof. Agus Susatya menegaskan bahwa langkah terbaik adalah melalui upaya perlindungan in situ, yaitu perlindungan langsung di habitat asli tempat tumbuhnya. Perlindungan in situ ini meliputi tiga strategi utama:

**Membatasi Interaksi Manusia:** Mengendalikan akses ke lokasi mekar atau kuncup untuk menghindari kerusakan fisik.

**Mencegah Alih Fungsi Habitat:** Menghentikan konversi hutan menjadi perkebunan yang akan merusak spesies inang Rafflesia (Tetrastigma).

**Edukasi Masyarakat Lokal:** Melibatkan Kelompok Peduli Lingkungan (KPL) untuk mengedukasi masyarakat, memastikan keberhasilan jangka panjang.

Prof. Agus menegaskan bahwa edukasi dan pencegahan merupakan kunci utama.

**Dilema Habitat di Lahan Milik Warga**

Namun, solusi in situ ini menghadapi kendala hukum kepemilikan. Joko Witono, peneliti dari BRIN mengungkapkan adanya ironi di lapangan. Banyak habitat Rafflesia tumbuh di lahan milik masyarakat.

“Itu dia tumbuh bukan di hutan, hutan yang dilindungi, tapi malah tanah punya masyarakat,” ungkap Joko Witono saat dihubungi Kamis.

Dia bahkan menyebut kasus di Kabupaten Kaur, Bengkulu, dimana Rafflesia bengkuluensis tumbuh di tengah kebun sawit. Hal ini memicu risiko kerusakan habitat yang sangat tinggi.

“Ini bahaya karena tanahnya punya masyarakat. Nanti kalau masyarakatnya ingin mengembangkan kawasannya menjadi, misalnya mau dibikin vila atau apa, kan hancur habitat,” jelasnya.

**Usulan Akuisisi Lahan oleh Negara**

Untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh konservasi di lahan privat, Joko Witono mengajukan usulan kepada pemerintah. Mengingat status Rafflesia sebagai puspa langka nasional yang dilindungi, pemerintah harus mengambil langkah tegas dengan membeli lahan tersebut.

“Itu lokasi-lokasi yang ditumbuhin Rafflesia yang berada di lahan privat atau penduduk, kalau menurut saya sih, itu harus bisa dibeli pemerintah, menjadi area yang dilindungi, kalau menurut saya loh,” tegas Joko Witono.

Intinya adalah menjamin agar kawasan konservasi tidak berubah fungsi. Perubahan fungsi lahan menjadi kebun kopi atau sawit sangat berisiko merusak tunas Rafflesia yang sensitif, sehingga komitmen dari pemilik lahan untuk tidak mengubah kawasan menjadi hal yang paling krusial.

**Tantangan Finansial dan Hukum**

Proposal akuisisi lahan ini tentu menghadapi tantangan finansial yang besar. Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk membeli lahan-lahan strategis yang menjadi habitat Rafflesia.

Selain itu, diperlukan juga mekanisme hukum yang jelas untuk proses akuisisi ini agar tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat pemilik lahan.

**Alternatif Solusi Konservasi**

Selain akuisisi, para ahli juga menyarankan alternatif solusi seperti pemberian insentif ekonomi kepada pemilik lahan yang mau menjaga habitat Rafflesia. Program kompensasi atau pembayaran jasa lingkungan dapat menjadi opsi yang lebih realistis.

Kerjasama dengan sektor swasta untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) juga dapat menjadi sumber pendanaan alternatif untuk konservasi.

**Urgensi Tindakan**

Dengan status Critical Endangered, Rafflesia hasseltii berada di ambang kepunahan. Setiap penundaan dalam implementasi strategi konservasi dapat berakibat fatal bagi kelangsungan spesies ini.

Para peneliti menekankan bahwa window of opportunity untuk menyelamatkan Rafflesia hasseltii semakin menyempit, sehingga tindakan konkret harus segera dilakukan.

**Peran Masyarakat Lokal**

Meskipun akuisisi lahan menjadi solusi ideal, peran masyarakat lokal tetap penting. Edukasi tentang nilai ekologis dan ekonomis Rafflesia dapat membantu menumbuhkan kesadaran untuk menjaga habitat.

Program ekowisata yang terkontrol juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar sambil tetap menjaga kelestarian bunga langka ini.

**Komitmen Jangka Panjang**

Konservasi Rafflesia hasseltii memerlukan komitmen jangka panjang dari semua pihak. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat, akademisi, dan sektor swasta harus berkolaborasi untuk memastikan spesies langka ini dapat bertahan untuk generasi mendatang.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Seri Pengantar Tidur: Dongeng Bunga