Studi Ungkap Dunia Kehilangan $3.000$ Gletser Tiap Tahun Jelang 2040, Ini Dampaknya

Krisis iklim global telah memasuki fase yang sangat mengkhawatirkan. Riset terkini memproyeksikan dunia akan kehilangan ribuan gletser setiap tahunnya dalam waktu dekat. Fenomena ini tidak hanya memicu kenaikan permukaan laut secara drastis, tetapi juga mengancam ketersediaan air bersih bagi miliaran penduduk dunia.

**Percepatan Kehilangan Gletser**

Data terkini menunjukkan sekitar 1.000 gletser menghilang setiap tahun. Proyeksi menunjukkan laju kehilangan ini dapat meningkat menjadi 3.000 gletser per tahun secepatnya pada 2040, bahkan jika semua negara berhasil memenuhi target pengurangan emisi karbon yang telah ditetapkan.

Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Climate Change, Lander Van Tricht dari ETH Zurich, Swiss, bersama rekan-rekannya menggunakan model iklim untuk memprediksi nasib 211.000 gletser dunia. Hasilnya mengungkap ancaman nyata bagi planet ini.

**Skenario Pemanasan dan Dampaknya**

Di bawah kebijakan iklim saat ini yang menempatkan dunia pada jalur pemanasan 2,7 derajat Celsius di atas suhu pra-industri, studi memproyeksikan 79 persen dari seluruh gletser dunia akan lenyap pada 2100.

Kerugian ini sangat sensitif terhadap tingkat pemanasan. Jika pemanasan global dibatasi pada 2 derajat Celsius, sekitar 63 persen gletser akan hilang. Namun, jika negara-negara gagal memenuhi target dan pemanasan mencapai 4 derajat Celsius, persentase gletser yang hilang melonjak hingga 91 persen.

David Rounce dari Carnegie Mellon University yang turut mengerjakan studi tersebut menekankan bahwa tindakan manusia masih bisa membuat perbedaan signifikan.

“Kita akan kehilangan banyak gletser, tetapi kita juga memiliki kemampuan untuk mempertahankan banyak di antaranya,” ungkap Rounce.

**Ancaman Terhadap Dua Miliar Penduduk**

Dampak pencairan gletser sangat luas. Proyeksi menunjukkan bahwa pencairan gletser akan mendorong kenaikan permukaan laut sebanyak 25 sentimeter dalam abad ini. Lebih jauh, pencairan es mengurangi pasokan air di musim kemarau yang sangat vital bagi irigasi berbagai wilayah.

Diperkirakan dua miliar orang tinggal di cekungan drainase yang dialiri oleh salju dan es pegunungan, banyak di antaranya bergantung pada sungai yang berhulu di gletser Himalaya.

**Risiko Bencana Banjir**

Pencairan es juga meningkatkan risiko bencana banjir yang disebabkan oleh pelepasan air secara mendadak dari danau gletser. Kejadian serupa pernah terjadi di India pada 2023 yang menewaskan 55 orang.

Tingkat kehilangan gletser akan mencapai puncaknya sekitar pertengahan abad ini. Setelah gletser gunung yang lebih kecil hilang, lajunya akan melambat karena hanya menyisakan gletser yang lebih besar di Arktik dan Antartika.

“Untuk yang lebih besar, butuh waktu lama untuk mencairkan es, jadi mereka akan menghilang kemudian,” jelas Van Tricht.

**Nasib Gletser di Berbagai Region**

Di bawah target iklim saat ini, Kanada bagian barat dan Amerika Serikat akan kehilangan hampir semua gletser pada 2100. Taman Nasional Gletser di Montana yang ikonik bagi pariwisata diprediksi akan kehilangan sebagian besar gletsernya.

Kondisi serupa terjadi di Eropa. Pegunungan Alpen diprediksi hampir gundul. Masyarakat di sana bahkan telah mengadakan upacara pemakaman untuk gletser, seperti yang terjadi pada Gletser Pizol pada 2019.

Matthias Huss dari ETH Zurich yang bekerja pada studi tersebut menyampaikan sentimen emosional publik terhadap fenomena ini.

“Jika gletser hilang, itu penting bagi kami,” kata Huss yang bersama 250 orang lain pernah mendaki sisa-sisa Gletser Pizol untuk mengucapkan selamat tinggal.

**Urgensi Tindakan Mitigasi**

Temuan ini menekankan urgensi tindakan mitigasi iklim yang lebih agresif. Perbedaan antara skenario pemanasan 2 derajat dan 4 derajat Celsius sangat signifikan dalam menentukan nasib gletser dunia.

Para peneliti menegaskan bahwa meskipun kehilangan gletser tidak dapat dihindari sepenuhnya, besaran kerugian masih dapat diminimalkan melalui komitmen global yang lebih kuat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

**Implikasi Jangka Panjang**

Kehilangan gletser dalam skala masif ini akan mengubah wajah planet secara permanen. Selain dampak terhadap ketersediaan air dan kenaikan permukaan laut, hilangnya gletser juga akan mempengaruhi ekosistem, pola cuaca regional, dan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat yang bergantung pada sumber daya air dari gletser.

Studi ini menjadi pengingat keras bahwa krisis iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan realitas yang sedang berlangsung dan membutuhkan respons segera dari seluruh komunitas global.


Sumber: Kompas.com


Buku Terkait:

Manusia dan Air dalam Senjang Pembangunan di Indonesia